Oleh : Diah Fitri P
DALAM laman detik.finance.com, Kamis, 5 Januari 2023, utang pemerintah terus-menerus meningkat sejak 2014, di tahun tersebut utang pemerintah mencapai 2.608,78 triliun dan di November 2022 mencapai RP7.554,25 triliun.
Kemenkeu seperti ditulis merdeka.com 8 Januari 2022, mengatakan bahwa berutang adalah pilihan kebijakan yang rasional untuk menyelesaikan pembangunan yang tidak bisa ditunda. Utang adalah alat (tool) untuk mengakselerasi pembangunan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Utang negara dialokasikan untuk pengadaan proyek infrastruktur seperti jalan, bandara dan pelabuhan yang notabene kesemuanya itu menyerap anggaran besar sementara kemanfaatannya tidak dirasakan oleh masyarakat luas.
Proyek-proyek infrastruktur ini ditenggarai hanya untuk kepentingan para oligarki sebagai pihak yang memiliki modal. Di sisi lain negara akan terus meminta pinjaman luar negeri, menambah hutang-hutang semakin melambung.
APBN terbebani oleh proyek-proyek infrastruktur atas nama pembangunan ekonomi dengan slogan kesejahteraan rakyat melalui mega proyek smart city, IKN, LRT dan sebagainya. Notabene kesemuanya itu tidak dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Faktanya jembatan putus di ujung negeri, jalan rusak di perbatasan kota, bangunan-bangunan sekolah yang ambruk tidak tersentuh. Rakyat yang pada akhirnya harus menanggung hutang negara dengan aneka pajak yang nilainya terus bertambah, membayar fasilitas umum seperti jalan tol yang harusnya gratis untuk hajat hidup rakyat, bahkan lebih miris harus menjamin hidupnya sendiri melalui program jaminan sosial.
Demikianlah carut marut sistem ekonomi kapitalisme yang menyengsarakan hidup manusia karena asasnya yang sekuler dengan aturan-aturan liberal yang merusak seluruh tatanan hidup manusia. Menimbulkan pertentangan horizontal dan krisis yang abadi berulang-ulang secara periodik.
Tidak ada jalan lain kecuali kembali kepada solusi hakiki yaitu menerapkan sistem kehidupan yang diatur oleh sang Khalik pencipta hidup, manusia dan alam semesta. Sistem ekonomi yang bertumpu pada sektor riil.
Pengembangan ekonomi di sektor riil akan menghasilkan pertumbuhan yang hakiki bukan pertumbuhan ekonomi semu di mana barang dan jasa secara riil memang dibutuhkan oleh masyarakat dan negara memenuhi seluruh kebutuhannya.
Sistem ini adalah sistem Islam di mana aturan Allah yang akan dijalankan. Menebarkan keadilan, keamanan dan kesejahteraan. Membawa rahmat bagi seluruh alam.
Dalam sistem kapitalis liberal, pembuat aturan adalah para oligarki yang membuat mereka menjadi segelintir orang yang paling diuntungkan dalam segala krisis ekonomi dunia ini. [*GF/RIN]
*Penulis Adalah Muslimah Pemerhati Bangsa