OPINI
“Umat Islam harus menyadari sesegera mungkin bahwa berpegang teguh pada Al- Qur’an secara keseluruhan dan memperjuangkannya sebagai pedoman hidup dalam semua aspek kehidupan adalah kewajiban,”
Oleh : Fadhillah Khusnah S.Pd
TUJUH belas Ramadhan kemarin diperingati sebagai momen nuzulul Qur’an atau malam turunnya Al-Qur’an. Beberapa wilayah di Indonesia mengadakan peringatan bersejarah umat Islam tersebut dalam berbagai rangkaian acara.
Bupati Bandung misalnya, mengundang sejumlah organisasi masyarakat untuk saling beradu dalam lomba cerdas cermat mengenai kandungan Al- Qur’an, dikutip dari Bandungraya.net.
Selain itu, dilansir dari Tempo.co, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo juga menggelar peringatan Nuzulul Qur’an yang bahkan dihadiri oleh presiden RI ke- 7 dan Menteri Agama Nazaruddin Umar serta beberapa duta besar dari negara-negara sahabat.
Didalam konferensi pers selepas acara, Nararuddin Umar menyatakan bahwa hingga saat ini, Al-Qur’an ternyata mampu memuaskan intelektual masyarakat modern. Beliau juga turut mengajak umat Islam untuk meneladani Al- Qur’an sebab hal itu merupakan bagian dari bentuk cinta terhadap Nabi Muhammad SAW.
Berpegang pada Al- Qur’an sejatnya memang adalah konsekuensi keimanan yang mesti terwujud dalam diri setiap Muslim. Apalagi jika dikaitkan dengan bagaimana membangun sebuah peradaban yang mulia. Namun tampaknya, umat Islam hari ini tidak memahami hal itu.
Dapat dimaklumi memang, sebab sistem yang hari ini menaungi mereka adalah sistem demokrasi kapitalisme yang menjadikan akal manusia sebagai sumber aturan. Padahal bagaimana mungkin hendak membuat aturan, sementara manusia itu adalah makhluk yang lemah sehingga sangat mungkin baginya melahirkan aturan yang penuh pertentangan dan permasalahan. Sistem yang memisahkan kehidupan sosial bermasyarakat dari agama.
Terlebih kehidupan bernegara. Islam yang bersumber salah satunya dari Al- Qur’an, seolah hanya sebatas mengatur aturan individu saja. Lebih parahnya lagi, jika kita mau sedikit lebih jujur, Al-Qur’an hanya dijadikan sebagai pajangan atau mantra-mantra pembuka acara saja. Sungguh sangat jauh dari hakikat diturunkannya yang tak lain sebagai pembebas manusia dari gelapnya kebodohan.
Jika sudah begitu, tak heran jika nuzulul Qur’an itu sendiri berakhir sebagai perayaan simbolis tanpa makna yang mendalam. Padahal Al- Qur’an itu bukanlah sebuah kitab yang hanya berisi ayat-ayat penetram jiwa yang cukup hanya dibaca dan dilantunkan. Tetapi jauh lebih penting untuk menerapkan isinya. Namun sayangnya, ketika ada sekelompok orang yang menyuarakan pentingnya menjadikan Al- Qur’an sebagai sumber aturan, maka mereka cepat-cepat akan dicap dengan sebutan radikal.
Umat Islam harus menyadari sesegera mungkin bahwa berpegang teguh pada Al- Qur’an secara keseluruhan dan memperjuangkannya sebagai pedoman hidup dalam semua aspek kehidupan adalah kewajiban. Dan hukum wajib berarti mendapatkan pahala jika dipenuhi dan berdosa apabila ditinggalkan.
Bukankah hidup seorang Muslim hanya untuk mencari keridhaan Allah SWT? Dan jika ditelusuri lebih jauh, kita pasti akan mendapati bahwa semua perintah Allah mengandung kemashlahatan.
Betapa menderita kita hari ini sebagai Muslim akibat ketiadaan sistem kehidupan yang diatur didalam kitab yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW tersebut. Betapa besar dosa yang ditanggung umat Muslim sedunia tanpa adanya kepemimpinan Islam yang membumikan Al-Qur’an. Betapa jauh kita dari Al-Qur’an yang mulia. Maka, sangat penting dakwah kepada umat yang dilakukan jama’ah dakwah ideologis untuk membangun kesadaran umat akan kewajiban menerapkan Al- Qur’an dalam kehidupan nyata. Bukan hanya bagi individu, namun juga bagi masyarakat dan negara. Wallahu’alam bishowwab. (**)
*Penulis Adalah Aktivis Dakwah
Disclaimer :
Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan Lapan6Online.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi Lapan6Online.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.