“Warga Tangsel, menyesalkan tindakan oknum Kades yang kebablasan tidak mampu mengendalikan emosinya. Seharusnya pejabat dapat meterjemahkan kebijakan pemerintah pusat melalui Kemendikbud,”
Tangsel | Banten | Lapan6Online : Dunia pendidikan kembali tercoreng akibat oknum lurah di Tangerang Selatan (Tangsel) Banten, ngamuk dan menendang toples di hadapan Kepala Sekolah, karena calon siswa titipan tak diterima di sekolah dimaksud.
Luapan emosi Lurah Benda Baru, Tangsel berinisial SDN tersebut sempat terekam CCTV ketika sedang mengamuk di ruang Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 3 Tangsel.
Bahkan, Aksi SDN di video yang menendang semua barang yang berada di meja ruangan Kepala SMA Negeri 3 Tangsel telah tersebar luas di media sosial.
Dalam video yang berdurasi 20 detik memperlihatkan, SDN yang mengenakan peci serta kemeja biru menendang barang-barang di hadapan enam orang, salah satunya Plt Kepala SMAN 3 Tangsel, Aan Sri Analiah. Kemudian SDN pergi meninggalkan ruangan.
Menurut keterangan yang dihimpunn, amukan lurah dipicu penjelasan pihak sekolah yang mengatakan belum bisa menerima beberapa siswa titipannya.
Disebutkan, total ada 5 calon siswa yang direkomendasikan lurah tersebut untuk masuk melalui jalur tak resmi.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 3 Tangsel, Aan Sri Analiyah dalam keterangannya membenarkan kejadian terkait Lurah Benda Baru, SDN yang mengamuk di ruangannya.
Diketahui, ada lima siswa yang dibawa oknum Lurah Benda Baru dan kelima siswa tersebut tidak diterima oleh SMAN 3 Tangsel.
“Ya benar ada titipan karena ada warganya yang minta dibantu. Lima orang,” ujar Aan di depan SMAN 3 Tangsel yang berlokasi di Jalan Benda Timur XI A, Benda Baru, Pamulang, Tangsel.
“Ada lima, enggak masuk semua,” imbuhnya.
Atas kejadian tersebut, pihak SMAN 3 Tangsel melaporkan kasus ini ke Polsek Pamulang. SDN diduga melakukan tindak pidana dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa orang untuk berbuat atau tidak berbuat dan pengerusakan, sebagaimana dimaksud dalam pasal 335 (1) KUHP dan 406 KUHP.
Sementara itu Mahen, warga Tangsel, menyesalkan tindakan oknum Kades yang kebablasan tidak mampu mengendalikan emosinya. Seharusnya pejabat dapat meterjemahkan kebijakan pemerintah pusat melalui Kemendikbud, bukan malah menyalahgunakan wewenang dan jabatannya dengan melakukan intervensi menitipkan calon siswa kepada pihak sekolah.
“Saya kira sangat penting untuk investigatif memeriksa sekolah-sekolah negeri di Tangsel, itu kan semata-mata untuk transparansi dan keterbukaan publik. Ya, jujur aja, dengan kejadian itu kami curiga jangan-jangan banyak murid baru yang diterima tidak sesuai zonasi tempat tinggalnya,” tandas Mahen. Kop/Mas Te