Orang Gila Jadi Alasan Pelaku Penganiayaan Terhadap Ulama

0
144
KH.Tb.Abdurrahman Anwar Al Bantany/Foto : Ist.
“Jika orang gila selalu jadi kambing hitam berarti Negara ini sudah gila, Bangsa ini sudah gila, Politik sudah gila, Hukum sudah gila, Ekonomi sudah gila, Sosial Budaya sudah gila, Sistem Pemerintahan sudah gila,”

Oleh : KH.Tb.Abdurrahman Anwar Al Bantany

JAKARTA | Lapan6Online : Banyak hal ganjil dan aneh di negeri ini, atas berbagai tragedi dan peristiwa yang menimpa selalu penuh dengan intrik dan muatan rekayasa.

Apapun peristiwa yang terjadi di negeri ini selalu berujung tanpa kesimpulan dan tanpa keputusan yang berarti.

Seakan hukum di negeri ini tumpul ke atas dan tajam ke bawah, bahkan seakan hukum di negeri ini tidak berdaya.

Berbagai peristiwa dari mulai kriminalisasi Ulama, penghinaan terhadap Ulama, persekusi terhadap Aktifis dan penganiayaan terhadap Ulama selalu tidak jelas pengusutannya.

Sederetan kasus pembacokan, penusukan, dan penganiayaan terhadap Ulama selalu berujung bahwa pelakunya adalah orang gila.

Kasus yang paling aktual adalah peristiwa penusukan terhadap Syech Ali Jaber, dengan serta merta pelakunya diumumkan oleh Aparatur Negara (dalam hal ini pihak kepolisian) bahwa penusuknya adalah orang gila.

Luar biasa!!!

Jika Ulama yang dibacok atau ditusuk dipastikan pelakunya orang gila, tetapi jika aparat dan pejabat yang ditusuk dipastikan pelakunya adalah Islam Radikal atau Teroris.

Secepat itulah Vonis orang gila tanpa menunggu pemeriksaan medis terlebih dahulu?

Atau secepat itulah Vonis orang gila pada pelaku tanpa pemeriksaan dari Psikiater terlebih dahulu?

Jika pelakunya orang gila beneran, kenapa mereka tahu dan mengerti sasaran yang harus ditusuk atau dianiaya itu Ulama?

Pertanyaannya apakah benar pelakunya selalu orang gila atau yang memberi penilaiannya yang jadi gila?

Jika orang gila selalu jadi kambing hitam berarti Negara ini sudah gila, Bangsa ini sudah gila, Politik sudah gila, Hukum sudah gila, Ekonomi sudah gila, Sosial Budaya sudah gila, Sistem Pemerintahan sudah gila, Eksekutif sudah gila, Yudikatif sudah gila, dan Legislatif sudah gila.

Gila dan gila-gilaan berbeda farameternya.

Gila artinya orang tidak waras dan akalnya sakit, sedangkan gila-gilaan ialah orang waras dan sehat akalnya tetapi terpancar dan kepantulan dari orang gila, sehingga prilaku dan perbuatannya seperti orang gila.

Jika Negara dan Bangsa ini sudah Gila bagaimana nasib masa depan Bangsa dan Negara ini?!

Semoga rakyat Negeri ini tidak ikut jadi orang gila atau jadi orang gila-gilaan. GF/RIN

*Penulis Adalah Majelis Syuro DPP FPI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini