Taipei, Lapan6online.com : Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan, Taiwan berhasil menguji coba rudal balistik terbaru sebagai bagian dari sistem pertahanan Taiwan terhadap serangan dari daratan China.
Sedikitnya dua rudal ditembakkan dalam uji coba yang dilakukan malam hari. Uji tembak dilakukan ke daerah timur Taitung dan pangkalan militer Jiupeng di daerah selatan Pingtung pada Kamis malam, (11/6/2020).
Namun, pemerintah setempat melaporkan, sebuah pesawat yang dideteksi sebagai Pesawat Pemburu Kapal Selam milik Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, Yun-8 mendekati Taiwan pada hari Jumat.
Ini merupakan respon Beijing sehari setelah Taipei menembakkan dua rudal di lepas pantai pulau tersebut.
China Kirim Yun-8
South China Morning Post pada Sabtu (13/6/2020) melaporkan, Pesawat Yun-8 China melintasi garis tengah (median line) di Selat Taiwan pada hari Jumat, menerobos batas wilayah udara tidak resmi antara kedua pihak.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya merespons dengan mengerahkan beberapa pesawat jet tempur.
“Kami mendeteksi pesawat Komunis China; Yun-8, yang terbang ke barat daya menuju Taiwan pagi ini (Jumat) dan (kami) segera mengirim jet-jet tempur kami untuk membayangi dan membubarkannya melalui peringatan radio,” kata Kementerian Pertahanan Taiwan.
Yun-8 adalah pesawat Shaanxi Y-8 atau Yunshuji-8, merupakan kapal patroli pemburu kapal selam yang seringkali disebut sebagai pesawat perang China.
Mengutip Wikipedia, Yun-8 atau Y-8 disebutkan, Pesawat ini merupakan pesawat angkut jarak menengah ukuran medium yang diproduksi oleh Shaanxi Aircraft Company di Cina, didasarkan pada Soviet Antonov An-12.
Uji Rudal The Tien Kung-3
Sementara itu, uji tembak rudal balistik itu adalah bagian dari program pengembangan rudal Taiwan untuk meningkatkan pertahanan terhadap ancaman dari China.
Kementerian Pertahanan Taiwan menolak mengungkap jenis rudal yang diuji tembak pada Kamis malam. Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan, lembaga yang mengembangkan rudal Taiwan, juga menolak menyebutkan nama dua rudal yang diuji tembak.
Menurut institut tersebut, uji coba itu sejalan dengan rencana Kementerian Pertahanan untuk mengembangkan senjata di pulau itu secara mandiri.
Namun begitu, melansir situs nasional disebutkan, Wang Ting-yu, seorang legislator dari Partai Progresif Demokratik (DPP) mengatakan rudal yang ditembakkan dari Jiupeng adalah Tien Kung-3 (Sky Bow-3), rudal surface-to-air dengan jangkauan 200 km yang dirancang untuk mencegat misil yang datang dari daratan China.
Menurut dia, rudal Tien Kung-2 yang menjadi sasarannya ditembakkan dari Taitung. “The Tien Kung-3 berhasil mencapai target selama tes,” katanya dalam posting Facebook-nya pada hari Jumat.
Sebelumnya, Beijing telah menggelar serangkaian latihan perang di sekitar Taiwan untuk mencoba mengintimidasi pulau itu dan memaksa presiden Taiwan, Tsai Ing-wen menerima prinsip satu-China. Namun, Tsai konsisten menolak prinsip itu sejak menjabat sebagai presiden pada tahun 2016.
Tes dua rudal pada Kamis malam dilakukan hanya dua bulan setelah pulau itu menembakkan misil Tien Kung-3 dan rudal jelajah serangan darat Yun Feng (Cloud Peak) jarak menengah antara 5 April hingga 23 April di pangkalan Jiupeng.
Ketika misil Tien Kung dapat mencegat rudal yang masuk, misil Yun Feng yang memiliki jangkauan 1.500 km dapat menyerang sasaran di China bagian dalam, termasuk Beijing, Tianjin, Nanjing di provinsi Jiangsu timur, Shanghai di timur dan Wuhan, Changsha dan Bendungan Tiga Ngarai di China tengah.
Pengembangan misil Yun Feng oleh insititut Chung-Shan telah diselimuti kerahasiaan karena ada kekhawatiran dari Amerika Serikat yang pro-Taiwan bahwa hal itu berpotensi memicu tindakan marah dari Beijing.
Sistem Pertahanan Rudal Taiwan
Misil Tien Kung-3 adalah sistem pertahanan rudal area generasi ketiga, yang dikembangkan oleh institut Chung-Shan untuk mencegat rudal balistik taktis. Menurut lembaga itu, sistem senjata Tien Kung-3 dibangun oleh unit rudal, tabung, dan unit kontrol tembakan.
“Sistem senjata dapat melibatkan sejumlah jet tempur berkinerja tinggi, rudal jelajah, rudal anti-radiasi, dan rudal balistik jarak pendek dengan berbagai keterlibatan simultan. Itu dirancang untuk dioperasikan oleh baterai secara mandiri atau di bawah kendali dari unit eselon yang lebih tinggi,” kata lembaga itu dikutip dari situs webnya.
(*/RedHuge/Lapan6online)