OPINI
“Remaja perempuan yang seharusnya bisa memilih lingkungan bermain yang lebih sehat dengan berkumpul dan bermain dengan temannya harus menerima perbuatan keji dari teman laki-lakinya,”
Oleh : Rahmadani
DEMAK, KOMPAS.com. Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh. Kejadian bermula pada Selasa (16/4/2024) pukul 21.00 WIB. Bermula korban dan pacarnya kehabisan bensin di pekarangan tanah kosong.
Karena pelaku melihat korban dan pacarnya berduaan mereka langsung menuduh mereka melakukan tindakan asusila. Lalu para pelaku dengan mengancam korban untuk melalukan perzinahan dengan pacar korban lalu merekamnya dan berakhir pelaku juga melakukan pemerkosaan terhadap korban karena mengikuti nafsu bejadnya.
Mirisnya pelakunya adalah orang dewasa. Seharusnya mengayomi dengan memberikan nasehat kepada korban untuk tidak bermain dan pulang malam apalagi dengan teman lelaki yang masih dalam usia remaja seperti ini.
Berita berikutnya KOMPAS.com – Siswi SMP berinisial NPR (15) diperkosa dua teman mainnya, RJ (15) dan RE (20) di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Bagus Panuntun mengatakan, kejadian ini menimpa NPR pada Sabtu (27/4/2024) pukul 11.00 WIB.
Berawal pelaku mengajak korban bermain kerumah temannya si lelaki di Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi. Dan melakukan aksinya kepada korban.
Namun sebelum melakukan aksinya terlebih lelaki tersebut memberi uang sebesar 10 ribu dan menyuruh temannya itu untuk membeli rokok dan setelahnya melakukannya aksi bejadnya dengan memaksa si korban. Tak sampai di situ lelaki itu menghubungi kembali temannya untuk menawarkan untuk melakukan hal yang sama terhadap korban. dengan menjanjikan akan menjadikankannya pacar kepada korban.
Remaja perempuan yang seharusnya bisa memilih lingkungan bermain yang lebih sehat dengan berkumpul dan bermain dengan temannya harus menerima perbuatan keji dari teman laki-lakinya.
Sangat miris mendengar ketika yang melakukan pemerkosaan adalah seorang anak remaja yang seharusnya masih mengenyam pendidikan sekolah dan mendapatkan pemahaman ilmu agama. Yang akhirnya harus merasakan tinggal di balik jeruji besi.
Di sisi lain hati juga teriris-iris dikala pelakunya lelaki dewasa terhadap anak yang mungkin seusia dengan putrinya. Apakah tidak terpikirkan olehnya karma yang akan Allah berikan terhadapnya.
Sebenarnya tangan ini sudah gemetaran meneruskan tulisan ini, tidak sanggup untuk membaca dan menulisnya kembali. Namun ini harus menjadi reminder untuk semua kaum perempuan agar tidak bermudah-mudahan dengan laki-laki yang bukan mahram.
Tidak berdua-duaan dengan laki-laki yang bukan mahram. Karena yang menjadi korban adalah perempuan. Yang merasakan trauma seumur hidup adalah perempuan, yang rusak harkat dan martabatnya adalah perempuan.
Bukankah setelah membaca berita yang berselewangan di sosial media, hati ini meringis melihatnya. Melihat anak remaja yang seharusnya masih harus duduk dibangku sekolah bermain dan bercanda bersama teman-temannya. Yang harus bohong kepada guru izin ke kamar mandi padahal ke kantin untuk sekedar membeli es cekik harus menerima trauma seumur hidup atas kejadian yang menimpanya.
Seorang anak yang seharusnya bermain harus menerima perlakuan yang membuat masa depan yang cerah menjadi hancur hanya karena nafsu bejad orang yang tidak memiliki moral. Perlunya mengajarkan ilmu agama dan menanamkan moral sejak kecil itulah point penting untuk generasi terbaik kedepannya.
Sekarang keputusan ada di tangan perempuan, dari ribuan kasus yang berselewengan penyebab pertama dari terjadinya pemerkosaan adalah pergaulan bebas. Karena Bukannya di dalam islam itu sendiri sudah di atur apa yang di bolehkan dan tidak di bolehkan dalam berinteraksi dengan lawan jenis.
Aturan Allah bukan semena-mena ada hanya untuk aturan saja namun tidak diterapkan , aturan Allah itu ada untuk melindungi diri dari mudharat dan kesia-siaan yang melalaikan. Percaya omongan lelaki yang belum hal bagimu adalah panah setan yang akan nantinya membunuhmu.
Yang menjadi korban terbanyak adalah anak-anak yang beranjak remaja yang mengalami masa pubertas. Di masa awal diuji dengan rasa cinta membara kepada lawan jenis.
Disini peran orang tua sangat penting untuk mengajarkan pemahaman ilmu agama. Memberikan pemahaman akan pentingnya membatasi diri dengan lawan jenis. Dengan memberikan edukasi dan contoh yang sering terjadi di sekelilingnya.
Sebab khasus pemerkosaan, pelecehan tidak lagi ratusan tapi ribuan khasus yang sudah terjadi. Jika tidak diajarkan pemahaman sedini mungkin, kapan lagi?
Pelaku yang melakukan permekosaan harus dihukum seberat-beratnya. Hukum Negara tidak cukup untuk memberikan efek jera kepada mereka. Hukum Negara tidak akan memberikan efek apa-apa, mereka dipenjara hanya beberapa tahun lalu dibebaskan.
Dan mereka bisa saja melakukan hal yang sama setelah itu. Dan tidak merasakan kerugian setelahnya. Tapi tidak untuk korban, kejadian itu akan menjadi boomerang untuk selamanya di dalam hidupnya.
Solusi terbaiknya untuk permasalahan ini hanya satu yaitu menerapkan kembali aturan islam secara kaffah.
Hanya ini solusi untuk sistem kapitalisme yang menjerat saat ini. Aturan islam tidak pernah mencekik, aturan islam tidak pernah menindas pemeluknya. Aturan islam sudah mengatur segalanya, dari bangun tidur hingga bangun negara.
Jika yang melalukan zina belum menikah maka hukuman yang harus diberikan kepadanya adalah dera atau cambuk sebanyak 100 kali. Namun jika yang melakukannya sudah menikah maka harus di rajam sampai mati dengan disaksikan oleh banyak orang. (**)
*Penulis Adalah Mahasiwa Matematika USU