OPINI | POLITIK
“Hanya saja perlu diperhatikan bahwa pengertian politik dalam konsep Islam tidak terbatas pada masalah kekuasaan semata, melainkan meliputi pemeliharaan seluruh urusan umat di dalam negeri maupun luar negeri, baik menyangkut aspek negara maupun umat,”
Oleh : Najwa Thursina Annafi’I
RASULULLAH SAW merupakan teladan terbaik bagaimana mengubah peradaban jahiliah menjadi peradaban Islam yang mulia, yakni dengan aktivitas politik (aktivitas mengurusi urusan umat). Beliau membina para sahabat menjadi kader dakwah Islam yang mulia.
Kemudian menyebarkan kader dakwah untuk mengajarkan Islam kepada kelompok umat lainnya. Inilah yang harus dilakukan oleh para pemuda dengan mengikuti langkah dakwah Rasulullah SAW yakni mengemban dakwah Islam melalui perjuangan politik.
Aktivitas politik riil yang seharusnya dilakukan adalah memahamkan dan mengedukasi umat sehingga memiliki perspektif dan pemahaman Islam yang benar.
Selanjutnya pemikiran Islam ini akan dijadikan pijakan untuk menyelesaikan permasalan dirinya dan umat sehingga terbentuk sikap yang kokoh dalam dirinya untuk membela dan memperjuangkan Islam. Aktivitas politik ini harus dilakukan oleh kaum Muslimin seluruhnya tanpa kecuali, termasuk para pemudanya, baik laki laki maupun perempuan.
Sejak kemunculannya, Islam selalu memiliki para pejuang di kalangan para pemuda. Lihatlah para shahabat Nabi SAW, yang didominasi para pemuda, seperti Ali bin Abi Thalib yang masuk Islam dalam usia 7 tahun dikenal sangat cerdas dan selalu membersamai Rasulullah Saw. Mush’ab bin Umair, pemuda ternama, kaya raya, tampan rupawan, meninggalkan semua kemewahan demi ikut berjuang bersama Rosulullah SAW.
Usamah bin Zaid usia 18 tahun telah memimpin pasukan yang anggotanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk menghadapi pasukan terbesar pada dan terkuat di masa itu. Zait bin tsabit 13 tahun penulis wahyu, dalam 17 malam mampu menguasai bahasa sehingga menjadi penterjemah Rasul SAW. Thalhah bin Abdullah, di usia 16 tahun telah berbaiat untuk mati demi Rasul SAW pada Perang Uhud dan menjadikan dirinya sebagai tameng bagi Nabi. Dan masih banyak lagi pemuda tangguh para sahabat Nabi SAW.
Nabi SAW telah membina mereka, sehingga mereka memiliki keimanan yang kuat, ketaatan yang sempurna kepada Allah SWT, serta kesadaran politik yang tinggi hingga mendorong mereka melakukan aktivitas politik mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat Islam. Demikianlah dengan potensi yang dimilikinya pemuda Muslim seharusnya berusaha mewujudkan kesadaran politik pada diri mereka. Selanjutnya mereka juga harus berusaha mewujudkan kesadaran politik tersebut pada masyarakat secara umum, hingga mampu melakukan aktivitas perubahan yang nyata.
Hanya saja perlu diperhatikan bahwa pengertian politik dalam konsep Islam tidak terbatas pada masalah kekuasaan semata, melainkan meliputi pemeliharaan seluruh urusan umat di dalam negeri maupun luar negeri, baik menyangkut aspek negara maupun umat. Dalam hal ini negara (penguasa) bertindak secara langsung mengatur urusan umat, sedangkan umat bertindak sebagai pengawas atau pengoreksi pelaksanaan pengaturan tadi oleh negara.
Karena itulah dalam sistem Islam baik pemimpin ataupun rakyat yang dipimpin, keduanya memiliki kewajiban yang sama dalam memajukan Islam dan umat Islam. Mereka memiliki tamggung jawab yang sama dalam menyelesaikan problematika umat sesuai dengan hukum dan aturan Allah SWT, bukan aturan manusia. Ketika keduanya berupaya menggunakan seluruh potensi yang dimiliki untuk menyelesaikan urusan umat, maka pada saat itulah keduanya telah melakukan aktivitas politik.
Sebenarnya wajib bagi setiap Muslim, termasuk para pemudanya untuk berpolitik, yang diwujudkan dalam bentuk amar ma”ruf nahi mungkar, yang ditujukan baik kepada masyarakat secara umum maupun kepada penguasa. Allah SWT berfirman: “Dan hendaklah ada di antara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (QS Ali Imran: 104). [*]
*Penulis Adalah Aktivis Dakwah