Pencitraan Diatas Derita, Para Buzzer Salah Kaprah

0
13
Nurmaya Sari/Foto : Ist.

OPINI | POLITIK

“Saya tidak membahas masalah politik di sini, yang saya maksud adalah yang membawa nama Indonesia tidak baik-baik saja itu siapa?”

Oleh : Nurmaya Sari

PERSOALAN politik kapitalis tidak ada henti-hentinya untuk dibicarakan. Sebab begitu banyak cabang permasalahan yang tidak dapat diselesaikan dengan tuntunan yang benar. Apalagi polemik dalam kedudukan cawapres yang kabarnya menuai kontra akibat keputusan MK yang seenaknya.

Media sosial sebelumnya dihebohkan dengan penggunaan gambar berlambang Garuda Pancasila berlatar belakang warna biru dengan kalimat “Peringatan Darurat”. Gambar tersebut disandingkan dengan tagar #KawalPutusanMK yang sempat trending di platform X (Twitter). Namun baru-baru ini, media sosial kembali memanas usai beredar postingan dengan gambar serupa namun memiliki narasi “Indonesia Baik Baik Saja”. Dibagikan oleh akun X @siimpersons, terkuak bahwa seruan tersebut diduga merupakan gerakan buzzer. (Suara.com/23/8/2024)

Panglima Manguni Makasiouw, Andy Rompas bela Presiden Jokowi soal Indonesia Darurat. Bahkan, dia mengomentari aksi people power di Jakarta. “Saya tidak membahas masalah politik di sini, yang saya maksud adalah yang membawa nama Indonesia tidak baik-baik saja itu siapa?” tanya Panglima Manguni tersebut dikutip siap.viva.co.id dari tayangan video di akun Facebook pribadinya pada Jumat 23/8/2024. Menurut Andy Rompas, Indonesia saat ini baik-baik saja. “Kami pada khususnya di daerah kepulauan, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera semua baik-baik saja,” tegasnya (tvOnenews.com/24/8/2024)

Agustus menjadi momen yang cukup mengguncang ranah publik, baik didunia maya maupun didunia nyata. Sebagaimana yang kita lihat bahwa keputusan yang dirilis pada 21 agustus 2024, tentang keputusan baleg DPR RI dalam pembahasan revisi undang-undang pilkada menjadi peringatan darurat demokrasi. Hal itu menuai banyak unjuk rasa di berbagai daerah dan penayangan peringatan darurat di berbagai platform narasi untuk menolak keputusan tersebut, artinya rakyat mulai menyadari keputusan yang dibuat seenaknya tidak menjadikan bumi ini pulih dari masalah. malah semakin menjadikan politik sebagai kontestasi semata yang berujung dinasti politik.

Dibalik persoalan yang viral tersebut terjadi narasi yang berlawanan. Hal tersebut sungguh dapat mengecohkan, karena bisa memanipulasi siapapun. Narasi indonesia baik-baik saja merupakan pencitraan semata, demi menutupi masalah dan keburukan sistem kapitalis, Tidak heran yang memulai dan memasarkan narasi tersebut merupakan sekumpulan buzzer yang bisa jadi dibayar demi membumingkan opini indonesia baik-baik saja dibalik derita serta darurat kapitalis demokrasi.

Salah kaprah dalam menyikapi setiap persoalan yang terjadi merupakan kebiasaan rakyat indonesia, salah satunya para buzzer. Mereka bergerak bermodalkan pemahaman yang rendah lalu tersulut emosinya, sehingga tidak paham konteks yang menjadi masalah. Hasil dari sebuah kebiasaan yg umum ini maka terciptalah mental-mental lemah yang minim literasi dan malas berfikir. Inilah hasil dari ditetapkan hukum yang berasal dari manusia dan sistem yang bobrok yakni Kapitalisme.

Dalam kapitalis negara tidak akan fokus pada solusi atas persoalan umat yang banyak, justru hanya fokus menutupi kondisi rusak. Mirisnya Sebagian Masyarakat tidak memahami persoalan secara mendasar dan kesadaran politiknya juga sangat rendah. Akibatnya tidak memahami realita yang sedang terjadi dan terkecoh dengan propaganda buzzer. Umat juga tidak paham bahwa negara seharusnya sebagai raa’in yang melindungi wilayah kekuasaannya.

Perubahan itu tidak cukup hanya berpusat pada pemimpin yang diganti dalam perlima tahunnya, tapi sistem nya tetap dari buatan manusia yakni kapitalis. Untuk itu islam lah sistem yang mampu menerapkan aturan allah secara kaffah, dan penguasa diharuskan patuh aturan allah, memenuhi syarat menjadi pemimpin dan pastinya siap mengurus umat sepenuh jiwa.

Islam akan membina setiap rakyatnya supaya berpikir cemerlang lagi mendalam dan berani amar ma’ruf nahi munkar sebagai bentuk peduli sesama muslim dan upaya agar saudaranya tetap berada dijalan Allah.

Islam juga akan merespon setiap permasalahan dengan sigap dan tidak bertele-tele, diselesaikan sesuai aturan islam kaffah. kurikulum dalam pendidikan pun akan membangun kesadaran politik dan juga semangat untuk taat syariat mendorong umat untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Karena politik yang sebenarnya adalah riayah su’unil ummah (mengurusi urusan umat) .

Dan negara dalam islam tidak membutuhkan buzzer pencitraan seperti sistem kapitalis, karena semua aparat di negara islam dituntut taat syariat juga profesional dalam berkarya dan menjalankan amanah. Maka dengan sistem islam khilafah segala problem hidup akan teratasi dengan mudah. (**)

*Penulis Adalah Aktivis Muslimah