OPINI
“Menko Luhut juga meminta para petani untuk bekerja keras dalam mengolah lahan, sehingga hasil yang diperoleh menjadi lebih banyak dan maksimal,”
Oleh : Dina Aprilya
SUDAH lama direncanakan pada 30 Maret 2022 Humbang Hasundutan, Asisten Deputi Pengelolaan DAS dan Konservasi Sumber Daya Alam pada Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Mochamad Saleh Nugrahadi bersama Representative of Taipei Economic and Trade Office in Indonesia John C. Chen, melakukan kegiatan peninjauan di lokasi Food Estate, Humbang Hasundutan (Maritim.go.id, 06/04/22).
Selain melihat secara langsung perkembangan program Food Estate di Sumatera Utara, kunjungan ini sekaligus penjajakan potensi kerjasama Indonesia – Taiwan disektor pertanian. Dalam kunjungannya ini, Kepala Perwakilan Chen menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Indonesia atas capaian perkembangan program Food Estate.
“Karena komitmen dan usaha pemerintah untuk membangun kawasan lumbung pangan, kami sangat mendukung dan siap berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia untuk pengembangan Food Estate semakin lebih baik,” ujar Chen saat memberikan sambutan.
Selain itu, Kepala Perwakilan Chen Chung juga berjanji akan terus berkomitmen dalam melaksanakan kerja sama di bidang pertanian yang sudah berlangsung sejak 46 tahun lalu. Taiwan akan terus berbagi teknik dan pengalaman dalam manajemen ataupun pemasaran pertanian, membantu meningkatkan pendapatan, hasil pertanian dan memperbaiki taraf hidup dari berbagai lapisan masyarakat (Maritim.go.id, 06/04/22).
Asdep Saleh yang mendampingi Kepala Perwakilan Chen Chung menyampaikan Taiwan dengan pengalaman dan kemajuan teknologi pertaniannya, digabungkan dengan kondisi alam Indonesia yang unik, dapat saling melengkapi dan menciptakan kondisi yang saling menguntungkan bagi Taiwan maupun Indonesia. Saleh juga mengutarakan harapannya agar program benih padi unggul dan pertanian modern di Kabupaten Karawang dapat direplikasi di Kawasan Food Estate Sumatera Utara. Salah satu pertimbangan investor adalah menguntungkan tidaknya berinvestasi di Indonesia dengan 3 faktor yaitu lingkungan industri, ketersediaan sumber daya manusia serta regulasi yang ada dapat menunjang perkembangan bisnis secara berkelanjutan (Maritim.go.id, 06/04/22).
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja untuk meninjau perkembangan kawasan Lumbung Pangan atau Food Estate, Kamis (14/04/2022). Di samping itu, Menko Luhut juga meminta para petani untuk bekerja keras dalam mengolah lahan, sehingga hasil yang diperoleh menjadi lebih banyak dan maksimal. Hasil pertanian tersebut akan membuat taraf hidup petani menjadi lebih baik dan sejahtera seiring perjalanan waktu.
Menko Luhut menargetkan, jika semua upaya dan rencana yang dicanangkan berjalan lancar maka diperkirakan pada 2024 akan ada 10.000 hektare lahan yang tergarap. Meskipun demikian, ia menyadari untuk mewujudkan itu memang bukan pekerjaan yang mudah dan dibutuhkan sinergisitas dan kerja sama yang baik antar semua lini mulai dari pemerintah, petani, sektor swasta, dan universitas.
Ia juga berharap Taman Sains dan Teknologi Herbal (TSTH) Pollung yang saat sedang dalam proses pembangunan akan dapat memberikan dukungan pengembangan Food Estate dalam bentuk penyediaan benih unggul yang berkualitas (Bizlaw.id, 20/04/22).
Kapitalisasi pertanian pun tercium kuat pada proyek pengolahan Food Estate. Pengolahan ini direncanakan melalui investasi ataupun pola kemitraan yang menyebabkan peluang para korporat mengambil andil dalam peran ketahanan pangan. Modal pertanian dengan adanya korporasi sudah dipastikan akan diberikan izin konsesi untuk pengolahan lahan. Negara yang berperan sebagai regulator dan fasilitator sementara pengelolaan diserahkan kepada korporasi.
Kondisi ini memang bisa terjadi pada Negara yang menerapkan sistem Kapitalisme Neoliberalisme yang mana hanya menguntungkan para kapitalis (pemilik modal dan para investor). Negara pun meminimalisir perannya dalam pengaturan layanan publik. Sementara rakyat semakin terjebak dengan peliknya kondisi perekonomian yang kian memburuk dan secara swadaya diminta untuk mengurusi semua kebutuhan kebutuhan komunalnya. Keadaan ini akan menjadikan Indonesia semakin terikat dengan asing ditambah utang luar negeri (ULN) yang semakin membengkak.
Perhatian besar daulah Khilafah dalam pelayanan berstandar tinggi merupakan salah satu ciri utama daulah yang secara langsung ikut berkontribusi terhadap pengolahan lahan dan lainnya. Islam sebagai agama ideologis memberikan konsep-konsep agar negara mampu merealisasikan swasembada pangan dengan meningkatkan lahan pertanian baik secara intensifikasi dan ekstifikasi.
Intensifikasi dapat ditempuh dengan pengunaan sarana yang baik untuk itu negara Islam akan memberikan subsidi untuk produksi lahan pertanian. Adapun ekstensifikasi dibuat dengan cara mengembangkan lahan pertanian secara luas,
Sudah semestinya, konsep ideal ini dicanangkan dan ditiru oleh pemimpin dan penguasa saat ini. Sebab hanya dengan penerapan syariat Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah yang mampu me-ri’ayah urusan umat. Wallahu’alam bishawab. (*)
*Penulis Adalah Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dien