PENGHIANATAN!

0
11
Muslim Arbi/Foto : Ist.

CATATAN ABIS SUBUH

Oleh : Muslim Arbi

BEBERAPA hari ini. Kata khianat sedang viral. Ngetrend. Top banget. Khianat menjadi trending top. Jadi kosa kata yang hujani atmosfir politik nasional.

Saya tidak sebut. Siapa yang menuduh siapa? Anda sudah tahu. Frase yang sering di gunakan oleh Dahlan Iskan dalam kolomnya di sebuah media populer.

Anda sudah tahu. Sering saya baca ber kali-kali. Kalau lagi nikmati tulisan Dahlan Iskan. Enak juga sih.

Kali ini. Pasti Anda sudah tahu. Siapa menuduh siapa? Siapa yang khianati siapa?

Soal siapa khianati siapa? Semoga saling introspeksi. Lihat lah ke “dalam”. Sepenggal syair. Lagu Ebit G Ade.

Ya. Lihat lah ke dalam. Ya. Ke dalam masing – masing kita. Termasuk saya yang menulis pagi ini.

Al – Qur’an. Dalam salah satu ayat nya. Mengatakan. Wa fie anfusikum, afala tubsirun? Dan pada diri mu. Tidakkah kau perhatikan?

Dalam perspektif politik dan kenegaraan. Kecerdasan seseorang di uji. Statemen khianat itu masuk kategori mana? Politik atau kenegaraan?

Kalau politik. Memang sering terjadi saling serang. Bisa jadi itu karena kepentingan belaka. Soal kenegaraan kah? Atau apa?

Khianat kepada Negara dan sejarah Bangsa. Misal nya: Mengubah UUD1945. Menjadi UUD2002. Tetapi demi mengelabui. Tetap di pakai UUD1945. Tidak kah itu suatu penglihatan paling besar? UUD1945 yang di tetapkan pada 18 Agustus 1945. Sehari setelah Proklamasi di umumkan di Pegangsaan Timur nomor 56. Yang sekarang berdiri Patung Soekarno – Hatta. Tugu Proklamasi.

Lalu, setelah Reformasi 1998. UUD1945 di Ubah menjadi UUD2002. Lima puluh tiga tahun setelah Proklamasi 17 Agustus 1945. Masih kah dapat disebut UU1945? Padahal isi UUD2002. Adalah baru sekali. Berubah 95 %. UUD1945 yang asli tersisa hanya di Mukaddimah. Ya. Di Pembukaan. Antara isi UUD2002 dan Mukaddimah atau Pembukaan di mana di dalam nya ada rumusan Agung: Pancasila. Sudah tidak nyambung lagi.
Ya. Batang tubuh dan Mukaddimah sudah terpisah.

Tetapi Rakyat Indoensia tetap di yakinkan sebagai UUD1945. Tidakkah itu suatu pengkhianatan terbesar bagi: Rakyat, Bangsa dan Negara bukan?

Kenapa itu tidak di persoalkan lebih utama. Ketimbang yang lain. Tidak kah kita. Jika membiarkan UUD2002 saat ini tetap di klaim sebagai UUD1945. Adalah pengkhianatan terhadap Kemerdekaan Dan Proklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD1945 Asli. Bukan!?

Kenapa tidak lebih utamakan introspeksi soal itu. Dibanding dengan kepentingan politik lain nya?

Tidak kah. Membiarkan UUD2002 tetap berlalu. Bukan kah telah lahir Negara Baru. Dengan UU Dasar Baru tahun 2002.

Dan kita telah khianati dan kuburkan ramai2 Proklamasi 17 Agustus dan UUD1945 yang di tetapkan pada 18 Agustus 1945. Bukan?.

Itulah pengkhiatan terbakar di Bangsa ini.
Mengkhianati Proklamsi dan Cita2 Proklamasi dan Cita – Cita Para Pendiri Bangsa, bukan?

Jadi. Berhentilah gunakan termonolgi khianat atau pengkhianatan. Kalau hanya di gunakan untuk sekedar. Naikkan posisi tawar terhadap. Kawan dan lawan politik.

“Gitu aja. Ko Repot”. Lahu Allah Yarhamu hu Gus Dur. Alfatihah

Marilah Bersatu. Menuju Perubahan, Persatuan dan Kebangkitan.

Merdeka. Allahu Akbar!!!!

Margonda Raya: Depok. 04 September 2023. (*)

*Penulis Adalah Direktur Gerakan Perubahan dan Koordinator Indonesia Bersatu