Jakarta, Lapan6online.com – Isu tak sedap menerpa pelayanan bongkar muat kontainer di gudang CDC Multi Terminal Indonesia (MTI). Para Pengguna jasa MTI mengeluhkan pelayanan karena sejumlah peralatan bongkar muat kontainer rusak atau bekerja tidak normal saat dioperasikan.
Diantaranya adalah Ruber Tired Gantri (RTG) dan Reach Stackers alat untuk bongkar muat container yang rusak sehingga proses bongkar muat bekerja tidak maksimal. Bahkan alat yang dinilai sudah tidak layak pakai itu, menurut pengguna jasa, berlangsung sejak tahun 2018 sampai sekarang.
“Alat-alat bongkar muat yang seharusnya untuk meningkatkan pelayanan, malah membuat pelayanan terganggu. (Diduga kuat) Alat itu dibeli bukan baru tapi re-kondisi,” ujar Salah seorang pengguna jasa sebagaimana dikutip situs nasional Publikasi News.
Sejumlah Reach Stackers alat untuk bongkar muat container yang berada di gudang CDC Multi Terminal Indonesia (MTI) terlihat mangkrak. Akibatnya, keluhan juga datang dari pekerja.
“Alat Reach Stackers ini terkadang suka eror, ketika kita sedang ngangkat box kontainer tiba tiba sensornya tidak mau mendeteksi, untuk merestart kita harus mematikan mesin dahulu.” Ujar Operator kepada wartawan.
Rumor pun berkembang, semenjak kepemimpinan General Manager (GM) Budi Setiyoko, diduga alat disini kurang di perhatikan. “(Bahkan) upah pekerja juga tidak sesuai dengan kinerja dan resiko yang tinggi (tidak Worth it).“ Ujarnya.
Sejumlah Karyawan menyimpulkan keadaan yang tidak kondusif itu terjadi karena ketidakmampuan pemilihan Budi Setiyoko sehingga PT Multi terminal Indonesia mengalami penurunan produksi yang berakibat menurunnya pendapatan di luar target IPC (Pelindo II)
Selain itu, keadaan lain yang membuat MTI memburuk pelayanannya terlihat dari fasilitas ruang tunggu yang tidak kayak, Outo Gate yang tidak maksimal, sehingga menimbulkan kemacetan panjang.
Juga muncul dugaan ketidakjelasan penyewaan alat berat dan peralihan operator Multi Terminal Indonesia (MTI) ke Jasa Pelayanan Pelabuhan Indonesia (JPPI) dengan alasan agrement yang patut diduga tidak jelas, sehingga menimbulkan polemik antara karyawan dan Management MTI.
Hingga berita ini dirilis, General Manager Multi Terminal Indonesia, Budi Setiyoko Belum dapat di konfirmasi terkait dengan persoalan ini.
(Red/Lapan6online.com)