Sidney, Lapan6online.com : Ketegangan antara China dan Australia terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir setelah Australia meminta diadakannya penyelidikan internasional secara independen untuk menyelidiki asal muasal Corona.
Desakan Australia menyulut reaksi keras China yang mengancam akan mengembargo ekonomi Australia. China adalah eksportir terbesar untuk gandum dan daging yang dihasilkan Australia dan berpengaruh signifikan terhadap ekonomi negeri Kangguru itu.
Insiden terbaru yang dilaporkan dari panasnya hubungan kedua negara adalah diabaikan telepon dari Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham saat menghubungi China.
Sebelumnya China mengancam menaikan tarif impor sebesar 80 persen untuk gandum Australia. Atas ancaman itu, Birmingham mengatakan, berusaha menghubungi China guna mendiskusikan persoalan itu.
Namun, seperti dikutip Lapan6online dari situs The New Daily pada Minggu (17/5/2029), permintaan ‘diskusi’ dari Birmingham itu belum dipenuhi oleh China dengan panggilan yang hanya ditampung pada tahap itu. Padahal, China dijadwalkan akan membuat keputusan akhir mengenai tarif gandum pada Selasa (19/5/2020).
Jika ancaman China benar direalisasikan, maka akan melumpuhkan pasar Australia. Ancaman China untuk mengembargo ekonomi Australia bahkan sudah dilakukan dengan menghentikan impor daging dari Australia.
Kendati begitu, Birmingham mengatakan, para diplomat tengah mengadakan pembicaraan dengan para pejabat China.
“Telepon itu harus dikembalikan. Kami terbuka untuk melakukan diskusi itu, bahkan di mana ada masalah yang sulit untuk didiskusikan,” ujar Birmingham.
Konflik ini telah memicu perang dagang kedua negara yang diprediksi akan cukup menyulitkan ekonomi Australia ke depan. Untuk beberapa hal, ketergantungan Australia atas China dapat menyulitkan negara itu jika embargo diberlakukan.
(*/RedHuge/Lapan6online)