Perketat Pengawasan Selama Ramadan, Karantina Pertanian Entikong Gelar Patroli Jalur Tikus Perbatasan

0
6

HUKUM | PERISTIWA

“Karena itu, stasiun karantina bersama aparat keamanan, memperketat pengawasan wilayah tersebut. Pengawasan berlangsung di sektor kiri dan kanan PLBN Entikong,”

Lapan6OnlineKALBAR | Entikong | Sanggau : Pada bulan suci Ramadhan menjadi kewaspadaan tersendiri di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Kalimantan Barat. Lalu lintas barang illegal biasanya menjadi marak.

Selain barang tak resmi, juga muncul kekhawatiran lalulintas ini membawa hama dan penyakit hewan dan organisme pengganggu tumbuhan dari Negeri Jiran. Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong di Kabupaten Sanggau, menjadi wilayah yang pengawasannya diperketat.

Sebab banyak jalur tidak resmi atau “jalan tikus” yang bisa menjadi akses dari dan ke wilayah Sarawak, Malaysia Timur.

Bahkan penyeludupan barang maupun orang di wilayah perbatasan, sangat rawan menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Maka, Karantina Pertanian Entikong melakukan patroli rutin yang dilaksanakan bersama dengan Bea&Cukai Entikong, Satgas Pamtas 645/GTY dan Kepolisian Sektor Entikong, pada Jum’at (24/03/2023) kemarin.

Kepada awal media Noval Isnaeni selaku Ketua Tim Patroli mengatakan bahwa,”Kegiatan Patroli ini dilaksanakan dalam rangka pengawasan bersama selama bulan suci Ramadan untuk meminimalisir kegiatan ilegal lintas negara serta merupakan tindakan preventif terhadap masuknya media pembawa HPHK dan OPTK dari jalur ilegal di Wilayah PLBN Entikong,” terang Noval.

Patroli dilakukan dengan penelusuran JIPP (Jalur Inspeksi Patroli Perbatasan,red) dengan berjalan kaki, menuju sekitaran patok dilanjutkan dengan menyusuri jalan tikus sisi kanan PLBN Entikong.

Selama patroli tidak ditemukan adanya pemasukan lalu lintas komoditas pertanian secara illegal yang melalui jalur tikus.

“Kami akan meningkatkan aktivitas patroli gabungan bersama instansi terkait selama bulan Ramadan guna pencegahan penyelundupan komoditas pertanian ilegal dari Negara Malaysia,” tutur Noval Isnaeni. (*Saepul/Red)