Serang | Lapan6online.com : Kisah tragis Yuli Nurmelia (Yulie Nuramelia) seorang Ibu empat anak warga Lontar Baru, Serang, Banten yang meninggal dunia setelah sebelumnya tidak makan selama dua hari, sudah viral.
Mengutip situs nasional Viva disebutkan, semakin miris setelah Agus Jakaria, Ketua RT 03 RW 07, Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, mengaku pernah membawa berkas keluarga almarhum Yuli Nurmelia ke pemerintah untuk mendapatkan bantuan sosial (bansos).
Namun data keluarga itu ditolak, lantaran tertulis bekerja sebagai petugas kebersihan yang dikira mendapatkan gaji setiap bulan. Entah apa yang ada dipikiran pejabat yang “mengeksekusi” penolakan berkas keluarga Yuli tersebut.
Benar, suami almarhumah, Mohamad Holik, bekerja sebagai “petugas kebersihan” yang mencari barang bekas dan layak jual dari tempat sampah atau tepatnya pemulung. Namun penghasilannya pun tak menentu.
Jika dirata-rata hanya Rp 30 ribu pendapatan per hari paling besarnya. Uang sebesar itu harus dibagi untuk makan bersama Yuli, Holik, dan empat orang anak mereka.
“Saya bawa data 15 Kepala Keluarga (KK), 5 KK saya bawa lagi karena tidak masuk kategori, di situ termasuk Pak Holik, karena status pekerjaannya sebagai [petugas] kebersihan. Saya bawa berkasnya ke Kesos, saya bilang ke almarhumah, ‘Berkasnya saya bawa lagi,’” kata Agus saat ditemui di kediaman Ibu Yuli, Selasa, 21 April 2020.
Agus menjelaskan bahwa bantuan datang ke keluarga Ibu Yuli sejak Sabtu, 18 April 2020, usai ramai diberitakan oleh media massa bahwa keluarga itu sempat menahan lapar dengan hanya minum air galon selama dua hari. Bantuan diberikan langsung ke Ibu Yuli oleh para relawan.
“[Bantuan dari pemerintah] belum ada, adanya Sabtu, datangnya bantuan banyak sorenya,” terang Agus.
Dia juga menjelaskan bahwa adik Ibu Yuli pernah bercerita kepada dia bahwa almarhumah sempat mengalami sakit kepala pada Minggu, 19 April 2020 dan tidak bisa tidur di malam hari. Kemudian, pada Senin, 20 April 2020 sekitar pukul 15.00 WIB, Ibu Yulie menghembuskan nafas terakhir.
“Saya pernah ngobrol sama adiknya, ada keluhan di kepala, kurang tidur. Kata Pak (petugas) Puskesmas (ingin ketemu dengan adiknya) untuk wawancara dengan adiknya, pingin tahu keluhannya (almarhum),” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Ibu Yuli dan suaminya, Mohamad Holik, bersama empat anak mereka kelaparan hingga hanya meminum air galon selama dua hari. Usai ramai diberitakan, banyak bantuan kepada keluarga almarhum. Namun Ibu Yuli meninggal dunia pada Senin, 20 April 2020.
(*/RedHuge/Lapan6online)