Miami | Florida | Lapan6online.com | Penyesalan selalu datang belakangan. Ungkapan itu sekiranya cocok untuk menggambarkan perasaan 10 ribu orang yang menghadiri pesta gay (homo) di Pantai Miami, Florida, Amerika Serikat.
Ketika dunia sedang gaduh berperang melawan pandemi virus corona, mayoritas warga AS tampak santai-santai saja. Imbauan social distancing yang menjadi salah satu upaya mengikis penyebaran penyakit COVID-19 dihiraukan.
Pemandangan itu terekam jelas pada pesta yang diadakan kelompok LGBTQ untuk menggalang dana pada 4-10 Maret lalu. Ribuan orang tampak berkumpul di satu tempat, menikmati hentakan musik sambil menenggak alkohol, tak sadar virus corona tengah mengintai.
Namanya pesta, suasana meriah jelas terasa. Tak ada yang peduli tentang social distancing, yang ketika itu memang belum diumumkan oleh pemerintah AS. Mereka berasyik-masyuk satu sama lain, berdempetan, saling bersentuhan kulit.
“Dengan atmosfer pesta seperti itu, orang berkerumun serapat yang mereka bisa, dan saya pikir ini menjadi pemantiknya,” ucap salah satu peserta pesta. “Tak ada yang membicarakan tentang itu (virus corona), tak ada yang peduli karena tak ada yang terinfeksi.”
Peserta yang enggan disebutkan namanya itu akhirnya dinyatakan positif corona. Jika bisa memutar waktu, dia tentu saja memilih untuk tak datang. Namun, nasi sudah menjadi bubur.
Presiden AS Donald Trump baru memberikan sinyal akan bahaya virus corona pada 12 Maret ketika ia menunda kampanyenya, dua hari setelah pesta tersebut berakhir. Setelah itu pertandingan NBA dihentikan dan Disneyland ditutup.
Walau demikian, para pengunjung pesta gay di Miami bukannya tak tahu soal virus corona, tapi mereka acuh tak acuh. Salah seorang peserta pesta gay itu kemudian jadi tersohor setelah diwawancara Reuters. Dia adalah Brady Sluder, yang justru menantang corona.
“Jika saya terinfeksi corona, biarkan saja,” kata Sluder saat ditanya apakah dia tidak takut corona.
“Pada akhirnya, saya tidak akan membiarkan virus ini menghentikan saya berpesta. Saya telah menunggu acara ini selama dua bulan lamanya. Kami merancang perjalanan sejak dua atau tiga bulan lalu,” kata Sluder lagi.
Belakangan Sluder meminta maaf atas komentarnya tersebut setelah menuai kecaman. Pasalnya, orang seperti Sluder yang kemudian membuat penyebaran corona semakin masif.
Dari acara itu, sedikitnya sembilan orang diketahui terinfeksi corona. Mereka mengalami gejala demam, flu, dan batuk hanya selang beberapa hari usai menghadiri pesta tersebut.
Direktur eksekutif National LGBTQ Task Force, Rea Carey, mengaku paham akan kondisi pandemi virus corona yang terjadi. Akan tetapi, acara tersebut tetap berlangsung dengan mengikuti panduan resmi terkait virus corona, salah satunya dengan menyediakan 10 ribu botol hand sanitizer.
“Saya mendapat informasi ada sembilan orang yang menghadiri acara itu dinyatakan positif corona. Kami tahu ada beberapa peserta lainnya yang mengunggah di media sosial bahwa dirinya terinfeksi corona dan juga mengalami gejala corona,” ujar Carey dikutip Miami Herald.
Banyak pengunjung pesta gay tersebut mengalami gejala corona selepasnya, menjadikan acara ini salah satu klaster penyebaran COVID-19 di AS. Chris Johnson, wartawan Washington Blade sempat mewawancai beberapa dari mereka.
“Di antara kawan-kawan saya, sekitar 10 orang dari kami punya gejala seperti flu. Saya chatting dengan kenalan yang kebanyakan mengatakan mereka punya banyak kawan yang sakit juga,” kata seorang pengunjung pesta kepada Johnson.
Tak hanya terinfeksi positif corona, acara itu juga berakibat fatal usai dua orang pengunjung pesta meninggal dunia akibat virus corona. Orang pertama yang meninggal usai menghadiri acara tersebut adalah Israel Carrera. Pria 40 tahun itu meninggal pada 26 Maret lalu.
Kekasih Carrera, Franco Consquista, mengatakan keduanya mengalami gejala corona selang tiga hari dari pesta tersebut. Akan tetapi, Carrera mengalami gejala sesak nafas sehingga dibawa ke Rumah Sakit Mount Sinai di Pantai Miami.
Sementara, orang kedua yang meninggal adalah Ron Rich yang dikenal sebagai sukarelawan Gugus Tugas Nasional LGBTQ. Rich diketahui mengalami gejala flu setelah menghadiri pesta gay tersebut hingga meninggal dunia selang beberapa hari dari Carrera.
Kolega Rich, Vin Kruger, mengatakan teman baiknya tersebut sempat mengalami kondisi kritis sebelum akhirnya meninggal.
“Dia sempat bercerita, dia memakai ventilator,” ujar Kruger yang dikirimi pesan singkat.
Carrera dan Rich menjadi dua dari 300 orang yang tewas akibat virus corona di Florida. Sementara, jumlah kasus positif mencapai 14.300 orang di Florida saja. Di seluruh AS, penderita corona lebih dari 468 ribu orang dengan kematian hingga 16 ribu-an orang.
Sumber: Kumparan