PHK Siapa yang Disalahkan?

0
20
Ilustrasi/Net

OPINI

“Sejak awal pandemi pemerintah tidak fokus menangani corona sehingga yang terinfeksi semakin meningkat dan kondisi kesehatan semakin memburuk,”

Oleh : Dessy Fatmawati

PANDEMI Covid-19 telah terjadi lebih dari setahun. Selain berdampak kepada kesehatan, ekonomi masyarakat pun mengalami dampak buruk. Berita terbaru Hero group akan menutup semua gerai hipermarket.

Giant di akhir Juli 2021 mengikuti langkah perital besar lainnya yang juga menutup gerai di 2020 seperti PT Matahari departemen store, PT Ramayana dan Fashion Centro departemen store.

Dessy Fatmawati/Foto : Istimewa

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Mandey, mencatat selama pandemi terdapat lebih dari 400 minimarket yang gulung tikar. Sementara untuk supermarket, selama Maret-Desember 2020, rata-rata ada 5-6 gerai yang terpaksa tutup setiap hari. Per Januari-Maret 2021 ini, rata-rata ada 1-2 toko yang tutup dalam sehari.

Dari penutupan gerai-gerai toko bisa dilihat begitu banyak karyawan yang kehilangan pekerjaan dan begitu banyak keluarga dan anak-anak yang turut dikorbankan. Menurut data ketenagakerjaan 2020 mencapai 3,6 juta orang di PHK.

Dampak yang ditimbulkan yakni meningkatnya pengangguran yang akan menimbulkan masalah baru di masyarakat seperti munculnya gangguan kesehatan mental di tengah masyarakat, munculnya konflik dengan pemerintah karena hilang kepercayaan dalam menyediakan lapangan pekerjaan, hilangnya keahlian seseorang, meningkatkan angka kemiskinan, kesenjangan sosial, kondisi politik yang tidak stabil dan konflik dalam rumah tangga akan meningkat.

Dari masalah dia tas dapat disimpulkan, ada dua hal yang disalahkan yakni: Pertama, ketidakmampuan pemerintah. Sejak awal pandemi pemerintah tidak fokus menangani corona sehingga yang terinfeksi semakin meningkat dan kondisi kesehatan semakin memburuk. Pemerintah pun salah sasaran dalam menyalurkan dana stimulus penanganan corona (lebih fokus ke sektor makro tidak kepada rakyat kecil), tidak cepat tanggap dalam membuka lapangan pekerjaan yang baru.

Kedua, lemahnya sistem saat ini (kapitalis). Pemerintah hanya fokus kepada para pemodal sehingga kesejahteraan rakyat terabaikan.

Sangat berbeda dengan sistem Islam yang memiliki tugas meriayah (mengurusi) urusan individu umatnya bukan para pemilik modal. Pemimpin dalam sistem Islam menjalankan tugas karena tanggungannya dunia akhirat bukan karena materi dunia saja, sehingga tidak akan berani membebani rakyatnya dengan beban sekecil apa pun. Wallahu’alam bishawab. [*]

*Penulis Adalah Alumni STIEMBI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini