“Tidak ada pemberian uang kepada Muhammadiyah dari negeri China, karena Muhamadiyah tidak akan menerimanya,”
Jakarta, Lapan6online.com : Pengurus Pusat Muhammadiyah membantah isu suap terhadap organisasi massa Islam itu sebagaimana disebutkan oleh Media Massa Asing, Wall Street Journal (WSJ).
Bantahan itu disuarakan oleh Ketua PP Muhammadiyah bidang Majelis Pustaka dan Informasi Prof. Dadang Kahmad. Menurut Prof. Dadang, menegaskan bahwa pernyataan tersebut merupakan fitnah.
“Tidak ada pemberian uang kepada Muhammadiyah dari negeri China, karena Muhamadiyah tidak akan menerimanya,” kata Dadang seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (15/12/2019).
Namun begitu, Pihaknya membenarkan ada beberapa kader Muhammadiyah yang melakukan peninjauan ke China, yang diarahkan oleh pemandu di sana.
“Memang teman-teman ada yang dapat undangan peninjauan ke negeri China, saya sendiri tidak ikut, menurut laporan mereka kunjungi tempat yang diarahkan oleh pemandu,” ujarnya.
Setelah plesiran ke China dan melihat etnis Uighur di Xinjiang, kader ormas tersebut tetap menuntut pemerintah China untuk tidak diskriminatif dengan umat muslim di negara tirai bambu tersebut.
“Tetapi sepengetahuan saya sepulangnya dari kunjungan tersebut, mereka tetap menuntut pemerintah China tidak melakukan kekerasan terhadap Suku Uighur yang beragama Islam,” tutupnya.
Sebelumnya WSJ menyebut bahwa Organisasi massa Islam di Indonesia seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia dikabarkan mendapatkan dana dari China untuk bungkam mengenai pembantaian etnis Uighur.
Beijing bahkan disebut membiayai puluhan tokoh seperti petinggi NU dan Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), akademisi, dan sejumlah wartawan Indonesia untuk berkunjung ke Xinjiang.
(Red/Lapan6online.com)