Philadelphia-AS, Lapan6online.com : Pembunuhan pria kulit hitam bernama Wallace di Philadelphia yang dilakukan kepolisian setempat memicu kerusuhan besar di kota itu. Kebakaran dan penjarahan serta aksi kekerasan mewarnai aksi demonstrasi memprotes Pembunuhan tersebut.
Seperti diberitakan, dua polisi menembak Wallace sekitar jam 4 sore pada Senin (26/10/2020) sore waktu setempat setelah dia menolak untuk menjatuhkan pisau saat ibunya mencoba menenangkannya.
Video yang diposting di media sosial menunjukkan Wallace mendorong ibunya pergi dan kemudian berjalan menuju polisi. “Letakkan pisaunya,” teriak salah satu petugas dalam video itu yang kemudian melepaskan tembakan.
Keluarga Wallace mengatakan dia menderita masalah kesehatan mental dan sedang menjalani pengobatan. Ayah Wallace mempertanyakan mengapa polisi tidak menyetrumnya sebagai gantinya.
Kerusuhan Besar
Akibatnya, demonstrasi pun pecah di Kota tersebut. Aksi demonstrasi besar massa yang tersulut emosi berubah menjadi kerusuhan besar setelah demonstran bentrok dengan polisi anti huru-hara yang berusaha mengusir massa dengan tongkat dan perisai. Massa membalas dengan melempar polisi dengan batu-bata dan puing-puing.
Kota terbesar di negara bagian Pennsylvania, yang dipandang sebagai kunci untuk memenangkan pemilihan presiden AS pada November mendatang kini membara. Penjarahan dan aksi-aksi kekerasan lainnya juga terjadi.
Presiden AS Donald Trump mengomentari kerusuhan dan penjarahan tersebut. “Ini hal yang mengerikan,” ujar Trump kepada wartawan seperti dilansir kantor berita AFP yang dikutip Detik, Kamis (29/10/2020).
“Apa yang saya saksikan sangat buruk dan terus terang bahwa wali kota atau siapa pun yang membiarkan orang-orang melakukan kerusuhan dan menjarah, dan tidak menghentikan mereka juga merupakan hal yang mengerikan,” tandas Trump.
Rasisme dan Kebencian
Rasisme dan kebencian menjadi persoalan serius di AS pasca pembunuhan pria kulit hitam, George Floyd pada Mei di Minnesota yang menyulut pembakaran kantor polisi setempat oleh denonstran yang marah.
AS dan dunia menyaksikan gelombang protes dan kerusuhan sejak polisi membunuh George Floyd dengan cara mencekiknya menggunakan dengkul pada saat ditangkap.
Para demonstran menuduh polisi melakukan rasisme dan kebrutalan. Namun, Presiden Trump fokus ke kerusuhan untuk mendukung klaimnya sebagai kandidat “hukum dan ketertiban” dalam pertarungan pemilihannya melawan capres Joe Biden.
Sementara Penantang Partai Demokrat itu mengatakan bahwa “sepenuhnya sah, sangat masuk akal” untuk memprotes secara damai. “Apa yang saya katakan adalah tidak ada alasan apa pun untuk penjarahan dan kekerasan itu,” kata Biden kepada wartawan.
170 Orang Ditangkap
Kepolisian Philadelphia, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (29/10/2020), menyatakan akibat kerusuhan itu, lebih dari 170 orang ditangkap, sebagian besar karena penjarahan.
Sekitar 53 petugas polisi terluka, termasuk seorang polisi yang kakinya patah saat ditabrak truk, sedangkan 17 kendaraan polisi rusak. (*)
(*/Redhuge/Lapan6online)