Bogor, Lapan6online.com : Prof. Dr (HC) Untung SE MM MSi menjadi pionir perencanaan sistem pendidikan tinggi berbasis aplikasi ‘semi online’ dalam bentuk daring atau virtual selama pandemi covid-19 di Universitas Merdeka Indonesia (UMI) yang akan dibentuk oleh Yayasan Pundi Nasional Abadi (YAPUNASA) bekerjasama dengan ECC-AIR (Education Consultant Center – AIR).
“Meski pun online, namun tetap ada tatap muka untuk praktek dan materi yang perlu pemahaman khusus untuk menjaga kualitas mahasiswa,” terang Prof. Untung saat konferensi pers pengenalan Universitas Merdeka Indonesia atau UMI, di kampus YAPUNASA-ECC AIR di Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Rabu (23/12/2020).
Program Sejuta Sarjana
UMI merupakan bagian dari program sejuta Sarjana yang digagas Prof. Untung dengan didukung penuh Forum Santri Indonesia (FSI).
Sebagai pendiri UMI, Prof. Untung menjelaskan, sistem pendidikan UMI diharapkan dapat menjadi garda terdepan pendidikan murah bagi masyarakat Indonesia yang belum mendapat kesempatan menjadi Sarjana.
Dengan rasio jumlah penduduk yang besar, Indonesia masih kekuarangan jumlah sarjana sebagai syarat kompetensi pembangunan Sumber daya manusia Indonesia agar dapat bersaing dengan negara luar.
Untuk itulah Prof. Untung menggagas berdirinya sistem perkuliahan Semi online di UMI untuk mempermudah mahasiswa belajar tanpa mengganggu aktivitas tugas.
UMI menyediakan materi perkuliahan yang dikirim melalui aplikasi yang seusai dengan era teknologi, berdasarkan kepentingan dan keperluan mahasiswa. Materi yang dikirim melalui aplikasi menjadi prioritas untuk menjaga konsentrasi mahasiswa dalam belajar.
Target ASN/BUMN Hingga Orang Tak Mampu
Target UMI adalah kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Polri, TNI, Kementerian, Lembaga dan Badan Negara, bahkan camat atau Lurah atau Pegawai Negeri lainnya termasuk pegawai BUMN/BUMD.
“Dengan sistem semi online (daring/virtual.red), maka tugas-tugas pekerjaan mereka tetap dapat dilakukan. Ini yang menjadi kelebihan Universitas Merdeka Indonesia,” kata Prof. Untung.
Sementara target untuk masyarakat luas, Prof. Untung berharap, UMI mampu mendorong Anak Yatim-Piatu, orang tidak mampu, orang terlantar atau anak jalanan serta masyarakat lainnya yang berkeinginan kuat menjadi sarjana, baik pendidikan S-1 maupun S-2 dapat terbantu.
“Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, keperluan ilmu pendidikan yang memadai sudah seharusnya terpenuhi untuk menyikapi kehidupan di era globalisasi,” terang Prof. Untung.
Menurutnya, UMI yang akan menjawab tantangan tersebut adalah bentuk nyata pengabdian YAPUNASA sebagai kontribusi dalam pembangunan nasional.
Seberapa Murah Biayanya?
Untuk pembiayaan, nantinya akan diberlakukan sistem subsidi, jika ditotal, setiap mahasiswa membutuhkan biaya berkisar Rp36,6 juta hingga lulus menjadi sarjana. Ada beberapa metode yang telah disiapkan oleh Prof Untung untuk pembiayaan ini.
“Perhitungan biaya dari pendaftaran sampai dengan wisuda untuk mendapatkan ijazah sebesar Rp36.600.000 per-mahasiswa. Namun bagi mahasiswa tidak mampu nantinya dapat dibantu dengan sistem donasi atau sumbangan baik dari pemerintah mau swasta.” terangnya.
Bagi prof. Untung, semua dapat dilakukan apabila UMI dapat menyelenggarakan pendukung yang meyakinkan masyarakat, pemerintah dan donatur dengan tempat yang strategis dan manajemen yang solid.
Dengan dukungan penuh YAPUNASA dibantu juga secara penuh oleh ECC-AIR yang kenyang asam garam dunia pendidikan perguruan tinggi, maka UMI diyakini sangat mampu mewujudkan program sejuta Sarjana bagi masa depan Indonesia.
Dukungan Luas Jaringan Forum Santri Indonesia
Terlebih dengan dukungan jaringan luas Forum Santri Indonesia (FSI) yang mayoritas memiliki kepengurusan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota, UMI dapat melebarkan jangkauan hingga ke pelosok-pelosok daerah.
“Kami (FSI) menyambut baik ide dari Prof Untung. Kesarjanaan kita memang sangat jauh jika dibanding dengan negara lain. Karena itu juga kita belum memiliki kompetensi yang cukup,” Ujar Ketua Umum FSI Ustadz Iwan Ari Kurnia didampingi Sekretaris Jenderal FSI, Ahmad Basalama.
Ustadz Iwan berharap UMI dapat menjadi solusi tidak saja bagi bertambahnya jumlah Sarjana di Indonesia, namun juga dapat meningkatkan mutu pendidikan mahasiswa.
“Kita mendorong terwujudnya pencapaian 1 juta sarjana, sebagaimana cita-cita Prof Untung,” tandas ustaz Iwan.
UMI diharapkan dapat tumbuh sebagai solusi global pendidikan perguruan tinggi di Indonesia yang disiapkan untuk mengejar ketertinggalan rasio sarjana dengan negara maju.
Dalam hal ini, UMI turut disiapkan maju bersama pemerintah untuk mensukseskan pembangunan nasional. Demikian Universitas Merdeka Indonesia atau UMI. (*)