Puluhan Tahun Hidup di Tangsel, Kedua ABK Tak Dapat Perhatian Khusus dari Pemerintah

0
5

Tangsel, Lapang6online.com : Setiap orang tua pasti mendambakan seorang anak yang tumbuh dan berkembang normal. Hanya saja ada anak-anak yang tumbuh berbeda dengan anak pada umumnya karena memiliki keterbatasan atau hambatan. Mereka biasa disebut anak berkebutuhan khusus.

Anak berkebutuhan khusus (ABK) sendiri merupakan anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan, memiliki kondisi medis, kondisi kejiwaan, dan/atau kondisi bawaan tertentu. Mereka membutuhkan perhatian dan penanganan khusus dari Pemerintah supaya bisa mencapai potensinya.

Berbeda dengan dua Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang beralamat di Kp. Parigi RT03 dan RW 06 Kelurahan Parigi Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Dua anak ABK itu, bernama Umi Kulsum (27thn) dan Eliana Aprilia. (25thn).

Keduanya hidup Puluhan Tahun di Tangerang Selatan, Parahnya lagi Kedua ABK itu tidak memiliki sosok Ibu selama -+ 10 tahun. Mereka hidup bersama sang ayah yang sering mengalami sakit- sakitan.

Dengan hidup yang serba kekurangan, asupan gizi yang baik untuk ABK itu juga tidak dirasakan. Apalagi soal pendidikan, karena tidak ada perhatian dari Pemerintahan, baik Kelurahan, Kecamatan, Pemkot Tangsel maupun Provinsi Banten. Bahkan keberadaan mereka terkesan terabaikan.

Menurut Eko Budi S (51thn), sebagai ayah dari Kedua ABK itu saat dikonfirmasi di kediamannya, mengaku sudah 20 tahun hidup bersama keluarga di Tangerang Selatan, selama di Tangsel memiliki dua ABK tidak ada sama sekali sokongan atau perhatian dari Pemkot Tangsel. Apalagi soal pendidikan.

” Kedua anak saya selama 20 tahun, tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah baik Kelurahan maupun pemkot Tangsel, bahkan dirasa seperti tidak dianggap keberadaannya,” kata Eko penuh lirih. Kamis (12/12).

Dengan kondisi usia yang semakin tua, bahkan sering mengalami sakit ketika ingin bekerja. Dirinya mengaku hanya bisa menafkahi anak anaknya dengan serba kekurangan, karena tidak ada penghasilan tetap yang dia dapatkan.

“Kerja ikut-ikut orang, muter gitu, kadang gak kuat apalagi kehujanan, sakitnya minta ampun, tapi kalau gak ikut kerja gimana. Namanya juga rejeki kadang dapat kadang tidak,” tuturnya.

Ditanya soal pendidikan, dia mengaku selama puluhan tahun Kedua anaknya tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintahan. Kalau untuk masalah anaknya terdaftar atau tidak di SKh yang ada di Tangsel dia mengaku tidak tahu.

” Soal Kedua anak saya terdaftar di SKh atau tidak, saya tidak tahu, yang jelas selama puluhan tahun Kedua anak saya memiliki Keterbatasan khsusus dan tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah,”tandasnya.

Bahkan kata Eko, dirinya dan kedua Anak ABK nya luput dari Dinas Sosial Pemkot Tangsel, karena kata Eko hidup puluhan tahun di Tangsel tidak pernah mendapatkan sokongan bantuan sosial baik PKH (Program Keluarga Harapan) atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

“Kami tidak pernah mendapatkan bantuan sosial dari Kementrian Sosial, seperti PKH atau BPNT, entah apa penyebabnya, yang jelas Kami tidak mengerti peraturan pemerintah disini,” tegasnya.

Dia juga anaknya yang berusia 25 tahun ini sedang sakit, dan kemarin kata dia harus membawa anaknya ke daerah kebayoran untuk berobat.

“Anak saya yang bungsu lagi sakit kemarin di bawa berobat, meskipun saya juga sakit,” paparnya.

Hingga berita ini di kirim ke Redaksi awak media belum mendapatkan keterangan dari Kelurahan, Kecamatan maupun Pemkot Tangerang Selatan. (*/Rudolf/Red)