“Frederikus Gebze itu selain Ketua DPD Nasdem. Dia juga bupati aktif Merauke. Keputusan itu sangat berbau rasis, aneh, memalukan dan menelanjangi saudara kami diatas tanahnya sendiri,”
Oleh: Aris Kuncoro.
Lapan6Online : Ada kabar mengagetkan dari Merauke, ujung timur Republik Indonesia: Frederikus Gebze, Bupati Merauke, menadadak dicopot sebagai Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Merauke.
Mengapa mengagetkan? Karena pencopotan itu terjadi di ujung Pemerintahannya dan tanpa ada surat peringatan sama sekali dari DPP Partai NasDem kepada Frederikus Gebze selaku Ketua DPD NasDem Kabupaten Merauke.
Dan yang aneh, munculnya pengurus baru Nasdem Merauke, yang mengaku mendapat SK dari DPP NasDem, terkesan dipaksakan, tertanggal 28 Februari 2020. Padahal antara bulan Februari sampai awal bulan Juli 2020, Frederikus Gebze masih aktif menjalankan kegiatan sebagai Ketua DPD NasDem.
Bahkan DPW Nasdem Papua pada tanggal 7 Juni 2020 telah berkirim surat kepada Frederikus Gebze selaku Ketua DPD Nasdem Merauke untuk melakukan penyempurnaan pengurus DPD Merauke.
Jadi, tentu saja sangat nengejutkan ketika tiba-tiba beberapa orang yang mengaku sebagai pengurus baru DPD Nasdem Merauke menggelar jumpa pers, pada Sabtu (04/07/2020), terkait pergantian pengurus DPD Nasdem Merauke dan sekaligus terkait rekomendasi DPP Partai NasDem untuk bakal calon (balon) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Meruke periode 2021-2025.
Adalah Jefry Tjahyadi Putra yang mengaku, kini menjabat sebagai Ketua DPD Partai NasDem Merauke, menggantikan posisi Frederikus Gebze. Ini berdasarkan Surat Keputusan (SK) DPP Partai NasDem Nomor 49 tahun 2020 tentang pengesahan Susunan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai NasDema Kabupaten Merauke.
Jefry Tjahyadi Putra dalam kepengurusan DPD NasDem di bawah kepemimpinan Frederikus Gebze tercatat sebagai Bendahara.
Sementara Sekretaris DPD Partai NasDem Merauke dijabat, Sugyanto SH, Bendahara Jefry R, Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Johan S. Paulus, dan Wakil Ketua Bidang OKK Drs Ir Bedjamin I R Latumahina.
Menurut Jefry Tjahyadi Putra, penetapan pengurus baru ini dalam rangka memenangkan Partai NasDem pada Pemilu 2025, sebagaimana diamanatkan dalam konggres kedua Partai NasDem maka diperlukan strukur kepengurusan yang mempunyai kapasitas, kuat, solid, serta memiliki loyalitas untuk melaksanakan kebijakan partai.
Diungkapkannya pula, bahwa DPP NasDem telah mengeluarkan rekomendasi partai, untuk pasangan balon bupati dan wakil bupati Merauke, Hendrikus Mahuze dan Edi Santoso.
Surat Keputusan ini ditandatangani oleh Ketua Umum DPP NasDem, Surya Paloh dan Sekjen DPP Partai NasDem.
Jefry menyebut, rekomendasi ini berlaku hingga dikeluarkannya surat keputusan DPP Partai NasDem tentang persetujuan pasangan calon bupati dan wakil bupati Merauke. Dan, apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan surat rekomendasi ini, maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana diperlukan.
SK Pengesahan Pengurus DPD Partai NasDem periode 2020-2024 yang dikeluarkan DPP NasDem tersebut sontak membuat geger masyarakat Merauke dan menyulut kemarahan warga asli Merauke.
Mereka menganggap keputusan pencopotan Frederikus Gebze sebagai Ketua DPD Merauke itu sangat sewenang-wenang, dan tidak mengindahkan Peraturan Organisasi (PO) yang dibuat sendiri oleh DPP Partai NasDem.
“Ini adalah pendzoliman terhadap Frederikus Gebze yang telah ikut membesarkan Partai NasDem di Merauke,” ujar Ketua Pemuda Marind dan intelektual Marind, Fransiskus Ciwe SE kepada awak media beberapa waktu lalu
Dia menilai Keputusan pencopotan Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Merauke yang juga Bupati Merauke, Frederikus Gebze, SE, M.Si merupakan produk berbau Rasis terhadap marga Gebze, Ndiken, Mahuze, Balagaize dan lain-lain.
“Frederikus Gebze itu selain Ketua DPD Nasdem. Dia juga bupati aktif Merauke. Keputusan itu sangat berbau rasis, aneh, memalukan dan menelanjangi saudara kami diatas tanahnya sendiri,” katanya.
Menurutnya keputusan itu sangat tidak lazim dan di luar nalar yang sehat. Walau, produk keputusan rasis itu melalui internal partai. Keputusan tersebut tidak memberikan pelajaran politik yang sehat kepada masyarakat Marind.
“Kami memahami dan mengerti mekanisme organisasi. Lazimnya keputusan seperti itu melalui forum Musyawarah Daerah (Musda) partai. Katanya partai yang mengusung slogan restorasi. Realitanya tidak memberikan pelajaran politik yang sehat di kalangan warga,” katanya.
Mereka juga beranalisa keputusan itu diboncengi kepentingan korporasi dan oligarki ekonomi kelompok tertentu. Dan kelompok ini sudah terang benderang tampil di permukaan. Dari dulu, kelompok ini bermain di belakang layar.
“Kami paham keputusan tersebut hanya semata-mata demi kepentingan korporasi. Kami sangat kecewa mengapa keputusan itu terjadi di penghujung masa kepemimpinan saudara kami. Kenapa tidak dari tahun-tahun lalu. Tidak ada cara lain yang lebih elegankah? ” ujarnya.
Tak hanya dari kalangan pemuda. Budayawan Papua asal Merauke, Isayas Ndiken pun menganggap peristiwa yang dialami Frederikus Gebze sangat tidak manusiawi.
Dikatakannya apa bila Frederikus Gebze itu ada kesalahan mengapa tidak diberi tahu. Dia tidak salah-salah amat. Bahkan, dia memberi andil yang cukup besar kepada partai Nasdem dengan perolehan lima kursi di DPRD Kabupaten Merauke. Dan Nasdem mendapatkan posisi Ketua DPRD Merauke.
“Salahnya dimana,” ujarnya bernada tanya.
Dia melihat permainan politik ini sama sekali tidak sehat.
“Apa yang dialami Frederikus Gebze ini, kami merasa sangat tidak adil,” tegasnya.
Apa yang diungkap tokoh pemuda Marind dan tokoh budayawan Merauke itu memang mewakili perasaan sebagian besar warga Merauke saat ini. Mereka menganggap Frederikus Gebze telah menjadi korban segelintir kelompok “kapitalis” yang kepentingannya untuk “mengeruk” APBD Merauke di bawah kepemimpinan Frederikus Gebze tidak kesampaian alias terhambat.
Karena ternyata Frederikus Gebze tidak bisa mereka setir/kendalikan dalam upaya “merampok” APBD. Maka mereka pun ber “kongkalingkong” dengan oknum pengurus Partai NasDem di tingkat Wilayah maupun Pusat untuk “menyingkirkan” Frederikus Gebze.
Sungguh sangat disayangkan jika ternyata Ketua Umum dan Sekjen DPP Parta NasDem terpengaruh dengan kelompok oportunis tersebut, untuk menyingkirkan Frederikus Gebze.
Apalagi Frederikus Gebze terbukti telah banyak berbuat bagi kepentingan partai pimpinan Surya Paloh ini. Salah satunya dengan keberhasilannya memenangkan Partai NasDem dalam Pemilu 2019.
Di bawah kepemimpinan Frederikus Gebze, NasDem berhasil mendapat 5 kursi di DPRD Kabupaten Merauke pada Pemilu 2019. Sebelumnya pada Pemilu 2014, NasDem mendapat 4 kursi di DPRD Merauke. Tak hanya itu, sebagai Ketua DPD Partai NasDem Meraukw, Frederikus Gebze juga berhasil memenangkan pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin yang diusung Partai NasDem dan sejumlah partai lain dalam Pemilihan Presiden tahun 2019 lalu.
Jika benar bahwa DPP Partai NasDem telah mencopot Frederikus Gebze sebagai Ketua DPD Partai NasDem Merauke, maka benarlah tudingan warga Merauke bahwa Bupati yang banyak menorehkan prestasi ini telah menjadi korban pendzoliman.
Tapi bukan berarti karir politik aktivis 1998 yang telah ikut menumbangkan Orde Baru ini habis. Justru, bisa jadi, karir politiknya bakal makin melejit, karena partai lain tentu akan “merangkul” Bupati yang dicintai rakyatnya ini. Maste
*Sumber : Koranpagionline.com/Media Jaringan Lapan6online.com