OPINI
“Security selalu dipertanyakan sedangkan permasalahan disebabkan oleh kelalaian customer itu sendiri karena lantainya licin lalu terpeleset, yang kedua mungkin karyawan sangat sibuk menggunakan handphone sehingga menambrak pintu kaca pembatas,”
Oleh : Noto Susanto., S.E., M.M., CSTMI., CPHCM., CNHRP., CHLP., CPS., CPI., CCSRMP., CPRM
SATUAN Pengamanan (Satpam) melaksanakan tugas dan pekerjaan berdasarkan SOP (Standard Operational Procedure) yang telah dibuat dan ditetapkan oleh pimpinan perusahaan baik user “pemilik perusahaan satpam atau klien sebagai pengguna jasa pengamanan”.
Tugas Satuan Pengamanan (Satpam) masih banyak ambigu atau ketidakjelasan seperti “melaksanakan tugas dan tanggung jawab selama 1 x 24 jam dalam situasi dan kondisi tanpa ada gangguan keamanan”. Inikan sangat luas, bisa-bisa semuanya dikerjakan yang penting aman, yang penting mengikuti perintah dan seterusnya.
Dengan persepsi negatif tentang Satpam hanya terlihat atau terkesan berdiri doank, duduk doank bahkan dikatakan jalan-jalan doank. Memang tugasnya Satpam seperti itu, namun tetap waspada mengawasi situasi di lingkungan kerja, kalau yang tidak tahu pasti bilangnya doank-doank-dan doank tadi…Ya Kan?
Logika Kambing Hitam untuk Satpam
Yang lucunya lagi kalau ada masalah, security selalu dipertanyakan sedangkan permasalahan disebabkan oleh kelalaian customer itu sendiri karena lantainya licin lalu terpeleset, yang kedua mungkin karyawan sangat sibuk menggunakan handphone sehingga menambrak pintu kaca pembatas, dan lain sebagainya.
Kemudian terkait memberikan respon yang tadinya karyawan minta tolong kepada Satpam “untuk mengangkat galon” karena Satpam peduli maka dibantu oleh Satpam tersebut, namun di waktu yang berbeda “karena Satpam sibuk dengan tugasnya masing-masing” lalu karyawan komplain karena dispenser galon belum di isi “Satpam yang disalahkan”?
Awalnya membantu akhirnya Satpam di komplain dan di marah-marah? Tidak hanya itu, karena galon tersebut Satpam dianggap kinerja tidak baik. Inilah menjadi salah kaprah, bukan tugas pokok Satpam “tambah di caci maki”, bagi yang tidak memahami hal ini, akan berdampak negatif terhadap performamce Satpam secara keseluruhan.
Yang lebih Anehnya lagi, ada hal-hal yang tidak masuk diakal “kontrak kerja Satpam tidak melakukan penjagaan dan pengamanan diarea parkir Motor” tiba-tiba motor customer hilang atau rusak, yang tanggung jawab tetap Satpam. Oleh karena itu, Satpam di cari, ditanyakan dan dikomplain dalam kondisi kejadian atau kendaaran darurat yang tidak menentu tersebut.
Ada lagi pengalaman, dalam ruang lingkup terbatas Satpam tidak melaksanakan patroli diarea tersebut, kemudian menerima laporan ada kehilangan barang internal yang nilai ratusan juta rupiah. Satpam diminta mempertanggung jawabkan hal tersebut, dengan harapan uang yang hilang bisa ditemukan.
Jika tidak ditemukan, pemilik atau penyedia jasa Satpam akan diancam putus kontrak kerja sama oleh pengguna jasa Satpam “yakni klien” karena kinerja Satpam buruk. Padahal Satpam belum tentu salah juga, bisa saja maling teriak maling “ini lah yang menjadi kekhawatiran dan ketakutan sepanjang melakukan pengamanan di area kerjanya klien “.
Satuan Pengamanan (Satpam) menjadi momok dalam lingkungan pekerjaan. Terlebih menghadapi permasalahan yang terjadi baik langsung atau kejadian di masa lalu, terkadang menjadi bahan pertimbangan dengan kinerja Satpam yang dilakukan, meskipun keadaan Aman-aman saja.
Satpam di ungkit-ungkit terus sampai tidak bisa bernapas “baik tidak di puji—itu kan memang tugas Satpam tapi kalau kinerja jelek di ejek-ejek terus” dibahas terus, seolah-olah Satpam tidak berguna. Padahal sumbangsih Satpam sangat luar biasa, dalam kondisi apapun Satpam ada di dalam lingkungan kerja yang menjadi tanggung jawab-nya.
Fenomena dan Fakta
Dikit-dikit nyalahin Satpam?
Dikit-dikit Satpam dikomplain?
Dikit-dikit Satpam dimarahin?
Dikit-dikit nanyain Satpam?
Dikit-dikit Satpam nggak dipercaya?
Dikit-dikit Satpam tidak dianggap?
Dikit-dikit Satpam dicurigai?
Dan Dikit-dikit Satpam Tempatnya Salah?
Ada istilah Juga bahwa “Tugas Satpam A-Z tambah 10.000 itu belum cukup” sehingga apapun yang menjadi perintah dari atasan atau pimpinan bahkan pengguna jasa Satpam, tetap diikuti walaupun tidak semestinya dilakukan. Kadang-kadang seperti buah simalaka “tidak dikuti mati bapak dan diikuti mati ibu”,benar tidak dipuji salah dicaci maki “itulah sejatinya Satpam”. (*)
*Sumber : jurnalsecurity.com