“Apakah anaknya harus dikeluarkan atau masih gabung dengan orang tuanya di tempat karantina,kalau anaknya disuruh keluar duluan siapa yang urus anaknya diluar dan kalau anaknya masih tetap gabung sama orang tuanya ditempat ramai seperti ini kan bahaya bisa terkena virus baru lagi,”
Lapanh6OnlineKalbar | Entikong | Sanggau : Pada hari ini Jumat (23/04/2021) sekitar jam 16.30 waktu Indonesia Barat setelah dibacakan nama-nama yang sudah keluar surat hasil swabnya, beberapa orang PMI (Pekerja Migran Indonesia,red) melakukan protes ke petugas Satgas Covid-19 yang ada di terminal barang internasional Entikong (TBI Entikong).
Mereka ( PMI ) protes dikarenakan semacam tidak adil karena yang masuk karantina di Terminal barang internasional Entikong tanggal 17 tidak keluar semua hasil Swabnya hari ini, namun kenapa yang masuk karantina tanggal 18, 19, 20 sudah ada yang keluar hasil test swabnya kenapa bisa seperti ini, itu yang buat beberapa orang PMI yang mulai masuk karantina 17 April 2021 sangat kesal sekali.
Dan beberapa orang PMI yang mempunyai anak meluahkan rasa kekesalannya kepada petugas satgas yang ada di Terminal Barang Internasional Entikong ,pasalnya kenapa PMI yang belakangan masuk dikarantina sudah ada yang keluar dan hasil tes Swab anak nya sudah keluar duluan sementara orang tuanya belum keluar.
Padahal mereka bersama anak-anaknya masuk karantina mulai tanggal 17 Maret 2021, yang mereka (PMI )Pertanyakan sekarang kalau hasil test Swab anak nya sudah keluar sementara orang tuanya belum, apakah anaknya harus dikeluarkan atau masih gabung dengan orang tuanya di tempat karantina,kalau anaknya disuruh keluar duluan siapa yang urus anaknya diluar dan kalau anaknya masih tetap gabung sama orang tuanya ditempat ramai seperti ini kan bahaya bisa terkena virus baru lagi.
Di tempat mereka PMI di karantina ini, redaksi Lapan6online.com, pada Jumat (23/04/2021) minta penjelasan dari beberapa PMI yang dikarantina terminal barang internasional Entikong ini, Benedikta Alimah, salah seorang PMI asal Pahauman, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat menjelaskan bahwa, dia salah satu PMI yang di repatriasi pada tanggal 17 April 2021 tapi sampai sekarang belum dipulangkan, ia mengatakan,”Kemarin saya sempat mengemis-ngemis nangis-nangis tapi saya tidak dipedulikan saya minta obat pun tidak dipedulikan lanjutnya lagi hari ini pun nama saya tidak ada keluar di list nama-nama orang yang sudah keluar tes Swabnya, jadi pilih saya keluar sendiri saja nanti, saya tidak mampu menahan sakit, saya jalan sendiri karena ada keluarga saya yang jemput hari ini walaupun surat hasil tes Swabnya belum keluar , saya sakit bekas sesar di perut saya,” terangnya.
Ditempat yang sama beberapa orang PMI menjelaskan menjelaskan,”Namanya anak saya itu sudah keluar tapi nama saya belum keluar, sama dengan ibu ini katanya suruh nunggu lagi kita sudah nunggu 7 hari di sini, kalau saya suami saya sudah keluar tapi saya belum keluar masuk tanggal 17, sementara tanggal 18, 19, 20 sudah ada yang keluar itu yang herannya kami sedangkan yang di tanggal 17 nggak dikeluarin semuanya, anaknya sudah keluar mamanya belum siapa yang ngurus anak kami kalau keluar siapa yang harus bertanggung jawab harapan kami ke pemerintah kita keluar sama-sama hari ini karena katanya yang dari tanggal 17 harus keluar hari ini kalau bisa harus keluar hari ini juga masalahnya kita ini di sini sudah 7 hari dari tanggal 17 kita hitung sampai sekarang kan sudah berapa hari, kalau kita tinggalkan budak ini ni macam mana, ini sudah jauh dari undang-undang korona ini, kan undang-undangnya harus jaga jarak pakai masker tapi orang ini apa coba tengok. Apakah ini tempat karantina atau penampungan Pak, ini bukan tempat karantina, kita disuruh sabar sabar tiap hari kita sudah sabar katanya 3 hari minimal, 5 hari maksimal, tapi kita kan sudah 7 hari kita di sini,” jelas beberapa PMI.
Sementara itu, di terminal barang internasional Entikong awak media mengkonfirmasi ke beberapa Satgas Covid-19 yang ada di tempat karantina ini namun tidak ada salah satu pun yang siap dikonfirmasi namun dari beberapa petugas Satgas dari unsur TNI Polri perwakilan dari KKP coba menenangkan puluhan PMI yang yang sedang protes kepada ada petugas Satgas.
Namun dalam kesempatan tersebut, Danramil Entikong, Mayor Inf.Arman S, perwakilan dari KKP Muarif juga memberikan penjelasan terkait hal ini dan yang terakhir memberikan penjelasan melalui pengeras suara oleh Kapolsek Entikong AKP Oloan Sihombing , setelah mendengarkan penjelasan dari Kapolsek Entikong AKP Oloan Sihombing barulah PMI mulai tenang dan mengerti apa yang sedang terjadi, Danramil Entikong dan Kapolsek Entikong dalam kesempatan tersebut mengatakan,”Akan menyampaikan keluhan dan protes PMI ini ke ke petugas provinsi kami Satgas Pamtas TNI di lapangan hanya bisa menjalankan perintah dari atasan namun akan kami coba sampaikan permintaan dari ibu-ibu bapak-bapak semua. Dan dimohon kepada ibu-ibu, bapak-bapak yang punya anak kecil kami akan bawa ke tempat karantina tersendiri yaitu di ULK (Petugas Satgas),” jelasnya.
Awak Media menghubungi Rini, selaku Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan wilayah kerja Entikong, pada Jumat (23/04/2021) melalui WhatsApp dan telepon seluler untuk dimintai penjelasan terkait hal ini, namun beberapa kali dihubungi tidak pernah direspon handphone-nya, bahkan WhatsApp awak Media diblokir oleh Rini selaku kepala Kantor Kesehatan pelabuhan wilayah kerja Entikong, hingga berita ini ditayangkan pihak terkait tidak ada pernyataan apapun. Saepul
Simak Video Terkait Ricuh PMI di Entikong :