Moskow | Lapan6online.com : Perang nuklir sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat jika negara-negara bersenjata nuklir tak mampu menahan diri. Ancaman serangan nuklir itu disuarakan Rusia dan Amerika Serikat dalam pekan ini.
Sebelumnya, Pemerintah Rusia melontarkan ancaman serangan nuklir terhadap Amerika Serikat (AS) jika Washington melakukan serangan rudal balistik dengan hulu ledak nuklir berdaya rendah (low-yield) terhadap Moskow.
Moskow menegaskan upaya untuk menggunakan senjata seperti itu terhadap Rusia akan memicu pembalasan nuklir habis-habisan.
Kemarahan Moskow dipicu dari sebuah makalah yang dirilis Departemen Luar Negeri AS pekan lalu. Makalah itu berargumen bahwa menyesuaikan hulu ledak nuklir berdaya rendah dengan rudal balistik yang diluncurkan kapal selam akan membantu melawan potensi ancaman baru dari Rusia dan China.
Berulangkali Depertemen itu ini menuduh Moskow mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir non-strategis sebagai cara pemaksaan dalam konflik terbatas, sebuah tuduhan yang berulang kali dibantah Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova, mengatakan langkah AS itu sebagai tindakan berbahaya, tindakan destabilisasi dan upaya mengaburkan secara sengaja antara senjata non-strategis dan strategis.
“Itu akan mengarah pada ambang batas yang lebih rendah dan peningkatan ancaman konflik nuklir,” kata dia.
“Saya ingin menekankan bahwa setiap serangan menggunakan rudal balistik yang diluncurkan kapal selam AS, terlepas dari karakteristiknya, akan dianggap sebagai serangan senjata nuklir. Mereka yang ingin berspekulasi tentang fleksibilitas potensi nuklir Amerika harus memahami bahwa menurut doktrin militer Rusia; tindakan seperti itu akan dianggap sebagai dasar untuk pembalasan senjata nuklir oleh Rusia,” katanya dalam konferesi video hari Rabu yang dilansir Anadolu, lansir situs nasional, Kamis (30/4/2020).
Pada 24 April, Pentagon mengumumkan bahwa Angkatan Laut AS telah mengerahkan rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM) dengan hulu ledak nuklir W76-2 berdaya rendah untuk menghalangi kekuatan nuklir Rusia dan China.
Menanggapi komitmen Rusia yang tak segan menggunakan senjata nulklir, Pentagon merilis pernyataan yang tak kalah menyeramkan. Meski diterpa Pandemik Covid-19 yang berimbas pada sejumlah aset militer di negara itu yang dikarantina seperti kapal induk USS Theodore Roosevelt yang keberadaannya masih misterius, Pentagon menyatakan siap menggunakan senjata nuklir mereka jika terlibat dalam konflik bersenjata besar.
Pentagon menyatakan pandemi virus corona baru, COVID-19, tak akan menghalangi Amerika untuk menggunakan senjata tersebut. Pernyataan itu disampaikan Komandan Serangan Global Angkatan Udara (AFGSC) AS, Tim Ray.
“Yakinlah, kami telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan pasukan pembom dan ICBM (rudal balistik antarbenua) kami siap untuk pergi dan dapat mencapai target apa pun di planet ini kapan saja,” kata Tim Ray seperti dikutip dari Sputniknews, Jumat (1/5/2020).
Pernyatan keras Pentagon juga diyakini sebagai bentuk “warning” pada China terkait dengan insiden pengusiran kapal Perang AS dari kawasan Pulau Paracel di Laut Cina Selatan.
(*/RedHuge/Lapan6online)