“Mau bagaimana lagi pak ndak ada yang bisa dimakan,” ujar istri Saparuddin, tetap terseyum sambil meneteskan air mata.
Kubur Raya, Kalimantan Barat – Lapan6Online : Hingar bingar Pilpres 2019 dengan jargon kesuksesan dari pencitraan yang kerap didengungkan kubu petahana, ternyata masih menyisakan segelintir cerita miris sulitnya kehidupan yang dirasakan warga desa di Kalimantan Barat.
Padahal, pemerintah pusat hingga daerah kerap mendengung-dengungkan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program sosial dan pengentasan kemiskinan, namun rupanya masih ada saja anggota masyarakat kita yang hidupnya serba kekurangan dan tidak tersentuh bantuan pemerintah.
Misalnya saja keluarga Saparuddin, yang tinggal di Dusun Sejahtera Desa Sungai Kupah Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat yang mencoba bertahan hidup dibawah bayang-bayang kemiskinan.
Melansir situs sorotpost.com, diberitakan bagaimana keseharian Saparuddin yang dilalui dengan bekerja sebagai buruh kupas kelapa yang berpenghasilan pas-pasan. Untuk membantu memenuhi kebutuhan dapur, Saparuddin berladang seadanya dengan menumpang lahan tidur milik orang lain.
Saparuddin dan keluarganya harus merasakan kedinginan setiap malam karena dinding dan atap rumahnya sudah lapuk dan berlubang. Terkadang sang istri hingga dua hari tidak makan nasi, sementara tiga buah hatinya terpaksa dicekoki rebusan daun singkong untuk mengganjal perut.
“Mau bagaimana lagi pak ndak ada yang bisa dimakan,” ujar istri Saparuddin, tetap terseyum sambil meneteskan air mata.
Hampir setiap malam anak-anaknya menangis karena kelaparan. Untuk mensiasatinya si ibu pun berpura-pura memasukan air di dalam panci seolah-olah memasak nasi, sehingga tertidurlah anaknya karena menunggu ibunya memasak. Padahal itu hanya kebohongan si ibu, semata-mata agar ketiga buah hatinya tidak menangis.
Rupanya tidak hanya keluarga Saparuddin, dari pantauan media ini saat menyertai rombongan Alumni angkatan 1997 SMPN 18 Pontianak Utara yang dipimpin Aibda Husnul Mubin, belum lama ini yang akan menyalurkan bantuan untuk warga miskin di Desa Sungai Kupah. ternyata masih ada beberapa keluarga yang kehidupannya juga sangat tidak layak dan tentunya sangat memerlukan uluran tangan dari pemerintah.
“Kami sangat prihatin menyaksikan pemandangan miris ini. Lihat saja keluarga Bapak Saparudin dan beberapa keluarga lainnya, yang hidupnya sangat memprihatinkan. Kami hanya dapat memberi bantuan sekedarnya dan mudah-mudahan sedikit banyak dapat meringankan beban hidup saudara kita tersebut,” ujar Aibda Husnul Mubin.
Anggota Polsek Pontianak Timur ini mengungkapkan selain dari alumni 1997 SMPN 18 Pontianak Utara, bantuan juga dihimpun dari donasi Tupperware Pontianak serta alumni Polri 2000 DTT community Kalbar.
Selain bantuan sembako disalurkan pula uang sebesar Rp.5 juta.
“Kita berharap semoga pemerintah daerah, khususnya aparatur desa setempat dapat berperan aktif dalam memantau serta membantu warganya yang kurang mampu melalui program sosial dengan tepat sasaran,” harapnya.
(kli/red/lapan6online)