Sekelompok Warga Tindouf Gelar Aksi Demo Kecam Otoritas Aljazair

0
55
“Paspor adalah dokumen perjalanan yang harus dikembalikan kepada pemiliknya segera setelah polisi membubuhkannya. Kami berkewajiban untuk tinggal di Tindouf dalam satu bulan. Menyita paspor kami selama satu bulan tidak bisa diterima,”

Tindouf – Lapan6Online : Situs media online futurosahara.net baru-baru ini merilis berita tentang demonstrasi sekelompok warga di Tindouf dengan berpakaian rompi kuning, yang menamakan dirinya The Sahrawi Yellow Vests. Kelompok Rompi Kuning ini adalah para pengungsi di Kamp Tindouf, Aljazair, yang merupakan orang-orang dari Suku Sahrawi, yang mendiami wilayah Padang Gurun Sahara bagian Barat. Mereka mengadakan aksi demo dari 28 Januari hingga 1 Februari 2019, mengungkapkan kemarahannya terhadap Otoritas Aljazair karena membatasi kebebasan bergerak di wilayah Tindouf tersebut.

Menurut informasi yang dipublikasikan di media ini (futurosahara.net – red), para demonstran sebelumnya berkumpul di depan Sekretariat Umum Front Polisario, di Rabouni.

Menurut laporan, pihak otoritas setempat baru-baru ini menyita sejumlah paspor dari penduduk lokal Tindouf yang datang berkunjung dari negara-negara Eropa, tempat banyak Diaspora di kawasan itu tinggal dan bekerja.

“Paspor adalah dokumen perjalanan yang harus dikembalikan kepada pemiliknya segera setelah polisi membubuhkannya,” demikian tulis laporan lokal mengutip para demonstran. Yang lain menuduh polisi Aljazair melakukan pemerasan.

Tidak puas dengan menyita paspor mereka di pos pemeriksaan, polisi umumnya meminta uang kepada pemilik paspor, mengancam mereka dengan memperpanjang keterlambatan pengembalian dokumen mereka.

Otoritas Aljazair umumnya menyimpan paspor yang disita hingga satu bulan. “Kami berkewajiban untuk tinggal di Tindouf dalam satu bulan,” kata seorang pengunjuk rasa marah, karena kebanyakan dari para pengunjung tersebut hanya diperbolehkan menikmati dua atau tiga minggu liburan dari pekerjaan mereka di Eropa.

“Menyita paspor kami selama satu bulan tidak bisa diterima,” kata demonstran yang lain.

Patut diketahui juga bahwa aksi demo pertama telah dilakukan oleh anggota diaspora Saharawi selama seminggu, dari 17 hingga 21 Desember 2018, di depan Kantor Front Polisario di Aljazair, namun mereka tidak menggubris permintaan mereka untuk menemukan solusi untuk masalah-masalah ini.

Hari demi hari, praktek-praktek tidak adil yang dilakukan oleh oknum Otoritas Aljazair, bekerjasama dengan Polisario, di wilayah kamp pengungsian Tindouf atas penduduk Sahrawi, tampak semakin terkuak jelas bagi masyarakat dunia. (MJD/Red)

*Sumber: www.persisma.org

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini