“Apa sudah selesai, tuh liat rencana awal. Masih jauh dari harapan. Pertanyaannya berapa anggaran awal direncanakan, berapa dana dibangunkan, dan berapa dana terkumpul,”
Singkawang | Lapan6OnlineKALBAR : Setahun sudah hampir berlalu sejak Nota Kesepahaman (MoU) antara Walikota Singkawang, Tjhai Cui Mie bersama Singkawang Cutural Center (SCC) terkait Renovasi Taman Gayung Bersambut. Tiba-tiba saja Walikota melakukan serah terima pekerjaan saat taman bersejarah itu terbengkalai dan menyisakan banyak masalah.
“Apa sudah selesai, tuh liat rencana awal. Masih jauh dari harapan. Pertanyaannya berapa anggaran awal direncanakan, berapa dana dibangunkan, dan berapa dana terkumpul,” ujar Ridha Wahyudi dalam akun personal sosial media miliknya yang diposting, pada Senin (14 Desember 2020).
Status sosmed yang disertai foto surat undangan kepada SKPD terkait soal serah terima pekerjaan dan gambar desain taman tersebut, mendapat banyak komentar dari warga Singkawang yang mempertanyakan komitmen walikota maupun persoalan lain terkait pengumpulan dana dari pihak ketiga.
Seperti diketahui, dalam MoU pada 2 Januari 2020 pada pasal 5 huruf (e) bahwa pihak kedua dalam hal ini SCC berkewajiban melaksanakan pembangunan taman yang berubah nama menjadi Taman Cahaya Madani tersebut. Sejak awal memang sudah disepakati renovasi itu tidak menggunakan APBD, namun menggunakan donatur alias sumbangan dari pihak ketiga yang diperoleh Pemkot melalui walikota.
Lebih ekstrim lagi komentar Harun As yang bukan saja mempersoalkan donatur melainkan soal perencanaan awal. “Sampai-sampai berani menghancurkan taman yang masih layak, tinggal pemeliharaan dan penambahan biar jadi smakin indah. Yang terjadi sekarang bukan saja memperindah malah sebaliknya. Taman apa itu,” tanya Harun As
Harun meminta Walikota dan DPRD untuk bertanggungjawab terhadap nasib yang terletak di seberang Kantor Pemkot itu. “Jangan merusak untuk mendapatkan sesuatu,” ujar Harun As.
Dilihat dari site plan renovasi taman yang dulunya menjadi salahsatu Ruang Taman Hijau tersebut terdiri fasilitas climbing wall (panjat tebing), arena bermain skateboard and bike, toilet, pavilion, monumen, panggung pertunjukkan,event plaza, café dan gallery, playground dan lain-lain. Tetapi kenyataannya, masih amburadul dan terbengkalai.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kota Singkawang, Sumastro mengatakan, renovasi Taman Gayung Bersambut tidak menggunakan dana APBD. Di sisi lain belum clear seperti kajian hukumnya, alas haknya dan lain-lain. “Kami di Pemkot sebagai pihak pertama sudah menggandeng pihak SCC untuk mewujudkan secara cepat tanpa membebani APBD,” jelas Sumastro.
Terkait anggaran, Walikota Tjai Chui Mie menjelaskan anggaran pembangunan renovasi Taman Gayung Bersambut berasal dari masyarakat dan sampai saat ini masih dibuka donasinya. “Jadi masyarakat yang turut memberikan sumbangsihnya berupa materil ini bertujuan untuk membantu pemerintah daerah, yang mana selesai dibangun akan mereka serahkan kembali ke pemerintah daerah untuk mengelolanya,” ujar Chui Mie.
Sumbangan yang dihimpun dikelola yayasan yang dipercaya dan yayasan hanya punya hak untuk membangun saja, setelah itu mereka harus diserahkan ke Pemkot Singkawang. Kenyataannya, setelah berjalan hampir habis setahun kurang tidak terselesaikan tanpa ada transparansi jumlah donasi yang masuk. (IPL)