OPINI
“Mumpung belum terlambat keputasan menempatkan plt sistem dropping yang akan sangat berpengaruh dan timbulkan kekecewaan ini, perlu di tinjau kembali,”
Oleh: Muslim Arbi
AKAN kah Golkar alami seperti yang di alami oleh Demokrat saat ini? Ini pertanyaan yang mengemuka saat menyaksikan belakangan ini Partai Demokrat besutan SBY itu di terpa paraha saling lapor dan saling pecat? Bahkan sedang di gelar KLB ?
Kebijakan ketum partai Golkat Erlangga Hartanto yang menempatkan Ace Hasan Shazily sebagai Plt Ketua Partai Golkar DPD 1 Provinsi Jawa Barat, menimbulkan keresahan di kalangan Tokoh2 Golkar Jawa Barat?
Langkah Ketum Partai Golkar dan sekaligus Menko Perekonomian Jokowi ini, munculkan sejumlah tanda tanya di kalangan Tokoh Golkar di Jawa Barat. Muncul keresehan dan kegelisahan di Jawa Barat yang menganggap tindakan Ketum Golkar ini seolah tidak mempercaya ketokohan Orang2 Jawa Barat yang pimpin Golkar selama ini.
Bukan kah selama ini Golkar Jawa Barat adalah peraih kursi terbanyak di DPR RI di atas Partai2 lain di Tatar Sunda itu? Ini membuktikan kiprah dan kepemimpian tokoh2 Golkar yang telah berjuang dan untuk membesarkan dan pertahankan basis Golkar di Jawa Barat bukan?
Menempatkan Ace sebagai Plt Golkar di DPD I Jawa Barat saat ini, bisa jadi akan memunculkan rasa ke tidak puasan di kalangan Tokoh2 Golkar Jabar. Dan ini akan menggoncang soliditas bukan? Bahkan Plt yang baru di anggap barang impor dari luar Jaw barat dan terkesan sangat di paksakan bukan?
Keresahan dan ketidak puasaan ini secara perlahan tapi pasti akan mengganggu keutuhan dan semangat soliditas Golkar Jawa Barat. Mumpung belum terlambat keputasan menempatkan plt sistem dropping yang akan sangat berpengaruh dan timbulkan kekecewaan ini, perlu di tinjau kembali.
Lagi pula di kalangan aktifis Anti Korupsi tersebar desas desus soal keterkaitan Ace dengan Kasus Bansos yang telah menjerat Mensos dan sejumlah nama anggota DPR yang sedang ramai di beritakan media. Nah ini tentunya akan berdampak tersendiri bagi citra Golkar di Jawa Barat bukan?
Pertimbangan dalam itu sengaja di lontarkan sebagai pengamat adalah sah-sah saja. Agar Golkar tidak bernasib seperti Partai Demokrat saat ini. Bisa jadi jika salah dalam mengambil keputusan akan menimbulkan keresahan di tubuh Beringin ini. Tentu tidak dikehendaki bukan?
Tulisan ini tidak bermaksud apa-apa. Hanya menyayangkan-jika keputusan penempatan Plt DPD I yang keliru berakibat pada fatal nya konsolidasi Partai hadapi Pemilu dan Pilpres 2024 nanti. (*)
*Penulis Adalah Pengamat Sosial Politik