SIAPA CAWAPRES GANJAR PRANOWO?

0
72
Ketum PP Perkomhan, Priyanto, SH, MH./Foto : Ist.

Oleh : Priyanto, SH, MH.

PADA hari Jum’at tanggal 21 April 2023, di penghujung bulan Ramadhan, bertempat di Istana Batu Tulis Bogor, Megawati Soekarno Putri selaku Ketua Umum PDIP telah mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden dari PDIP. Pengumuman dihadiri oleh Joko Widodo sebagai kader Partai yang juga sebagai Presiden RI.

Kehadiran Jokowi saat pengumuman capres PDIP merupakan bentuk dukungan Jokowi kepada Ganjar Pranowo. Dukungan Jokowi terhadap Ganjar sudah dilakukan jauh sebelum PDIP mengumumkan capresnya. Pada saat relawan Jokowi berkumpul di GBK Jakarta, Jokowi sudah menunjukkan dukungannya kepada Ganjar dengan menyebut ciri capres 2024 rambut putih dan kening berkerut. Ciri-ciri yang disampaikan oleh Jokowi tertuju kepada Ganjar Pronowo. Pada saat ditanya apakah Jokowi memberikan dukungan terhadap Ganjar Pranowo dengan menyebut ciri rambut putih kening berkerut, dijawab oleh Jokowi banyak yang memiliki rambut putih seperti Hatta Rajasa dan Basuki Hadimulyo, tetapi bagi sebagian besar ciri-ciri yang disampaikan oleh Presiden Jokowi tertuju kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Elit partai Demokrat keberatan Jokowi selaku Presiden meng-endorse pigur tertentu yang dapat meningkatkan elektabilitas pigur yang diendorse.

Manuver Presiden Jokowi tidak cukup sampai disitu, pada momen panen raya di Kebumen Presiden Jokowi mengajak Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo ngobrol di pematang sawah sambil berswa poto. Peristiwa ini merupakan sinyal kuat Presiden Jokowi akan menduetkan pasangan Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto. Langkah berikutnya Presiden Jokowi mengundang Megawati ke Istana Presiden. Pertemuan tersebut tentunya bukan sekedar silaturahmi dan ngobrol-ngobrol biasa, ada pembicaraan khusus pada pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Megawati Soekarno Putri berkaitan dengan capres dari PDIP. Pengaruh Presiden Jokowi kepada Megawati sangat kuat untuk merubah keinginan Megawati yang sudah memploting putrinya sebagai capres PDIP.

Megawati sudah meng-endorse anak semata wayangnya Puan Maharani sebagai capres PDIP, tetapi elektabilitas Puan tidak kunjung naik meskipun telah melakukan safari politik, pemasangan baliho dan bagi-bagi hadiah kepada masyarakat dengan cara melempar yang berujung cibiran oleh nitizen.

Jokowi menyadari keputusan siapa calon Presiden yang diusung oleh PDIP merupakan kewenangan penuh Megawati selaku Ketua Umum PDIP, tetapi sebagai king maker, Presiden Jokowi mempunyai kepentingan agar pengganti dirinya bisa melanjutkan programnya, dekat dengan rakyat, mau kerja keras dan mempunyai jiwa melayani. Agar keinginan baik Jokowi bisa berjalan mulus, mau tidak mau harus mengundang Megawati berbicara empat mata, memberikan saran kepada Megawati Soekarno Putri untuk memilih kader yang elektabilitasnya tinggi. Jika PDIP tetap memaksakan Puan sebagai Capres PDIP akan berdampak penurunan suara PDIP pada pesta politik tahun 2024.

Ganjar Pranowo yang sudah dideklarasikan sebagai Capres PDIP telah mengalami penurunan elektabilitasnya setelah menjegal Timnas Israel untuk tampil di Kejuaraan Dunia U-20. Disisi lain Prabowo Subianto mengalami kenaikan elektabilitas dari pendukung Ganjar Pranowo yang kecewa dengan dicoretnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara kejuaraan dunia U-20. Meskipun demikian elektabilitas Ganjar masih menempati rating teratas.

Pada acara silaturahmi Ketua Partai Politik yang digagas oleh DPP PAN, Presiden Jokowi menyatakan Prabowo mengalami peningkatan elektabilitas, hal ini membuat Prabowo Subianto berada diatas angin untuk menjadi capres dari dua koalisi besar KIB dan KIR. Usai acara silaturahmi ada keinginan Presiden Jokowi untuk menggabungkan KIB dan KIR menjadi satu gerbong yang akan menarik PDIP. Jika ini terjadi tentunya akan menjadi kekuatan politik yang sangat besar yang akan melanggengkan berjalannya program pemerintah tanpa adanya gangguan dari DPR, terutama terkait dengan pembangunan IKN.

Setelah adanya pengumuman Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden dari PDIP, secara spontan peta politik yang ada di koalisi KIB dan KIR akan mengalami perubahan. Ganjar Pranowo yang lebih dahulu diendorse oleh Presiden Jokowi akan menjadi magnet untuk menarik partai-partai politik yang ada di pemerintahan untuk bergabung. Yang menjadi magnet dibelakang layar adalah Presiden Jokowi. Partai-partai politik yang tergabung dalam koalisi pemerintahan akan mengikuti kemana irama Jokowi.

Semakin dekatnya waktu Pemilu, semua partai yang tergabung dalam koalisi pemerintahan harus memutuskan siapa calon Presiden dan calon Wakil Presiden yang akan diusung. Yang akan diusung hanya satu Presiden dan satu wakil Presiden, sehingga suara koalisi KIB, KIR dan PDIP harus bulat. Naiknya elektabilitas Probowo secara signifikan tidak terlepas dari hubungan dekatnya dengan Presiden Jokowi, tidak bisa dilepaskan dari endorsement Presiden Jokowi, sehingga Prabowo masih membutuhkan dukungan dari Jokowi, dan harus berada dalam satu gerbong bersama Jokowi mengikuti irama Jokowi yang ingin menduetkan Ganjar dengan Prabowo.

Keputusan capres PDIP yang mencalonkan Ganjar sebagai Presiden tidak akan berubah. Tentunya Presiden Jokowi selaku kader PDIP akan memenangkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden RI. Manuver Presiden Jokowi berikutnya akan mempertemukan koalisi KIB, KIR dengan PDIP untuk mencari pendamping Ganjar sebagai calon wakil presiden. Prabowo selaku menteri yang sangat dekat dengan Presiden Jokowi akan menerima keinginan Jokowi yang akan memasangkan Ganjar sebagai capres dan Prabowo sebagai cawapres. Sinyal ini sudah bisa terbaca saat Prabowo menyatakan apapun keputusan untuk kepentingan bangsa dan negara beliau siap menjalankannya. Ini berarti Prabowo akan legowo menerima pinangan PDIP sebagai cawapres jika ingin tetap mendapatkan dukungan dari Presiden Jokowi. Wonosobo, 24 April 2023 (*)

*Penulis Adalah : Dosen dan Sekretaris Yayasan STIH Prof. Gayus Lumbuun.