NEWS | POLITIK | PERISTIWA
“Erwin Haryono membantah jika lembaganya sampai melakukan pencetakan uang khusus untuk dijadikan mahar pernikahan. Posisi BI hanya membantu mencarikan uang dengan nomor seri yang sesuai dengan pernikahan Kaesang-Erina,”
Lapan6Online | Jakarta : Pengamat Ekonomi dan Politik, Anthony Budiawan, mengomentari pengakuan Bank Indonesia (BI) yang menyebut hanya membantu mencarikan uang yang digunakan untuk mahar pernikahan Kaesang dan Erina dicetak khusus untuk keduanya.
Menurut Anthony, penjelasan Bank Indonesia tidak masuk akal dan terkesan mengada-ada.
Hal itu disampaikan Anthony dalam akun Twitter pribadinya, dikutip pada Minggu 18 Desember 2022.
“Penjelasan yang mengada-ada, hanya untuk menghina intelegensi masyarakat. Semua pejabat sekarang ini merasa dirinya paling pinter, menganggap masyarakat semua bodoh, sehingga meskipun memberi alasan yang tidak masuk akal, tapi dianggap normal-normal saja,” ujar Anthony.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memberikan klarifikasi terkait uang mahar tiga lembar Rp 100 ribu dengan nomor seri spesial pada pernikahan anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep dan Erina Sofia Gudono. Uang seserahan itu memiliki nomor seri yang sama dengan akronim Kaesang dan Erina serta tanggal lahir maupun pernikahan pasangan tersebut.
Warganet pun geger dengan kebijakan BI yang dianggap memberi uang khusus untuk pernikahan putra bungsu RI 1 tersebut. Apalagi, uang tersebut hanya dicetak khusus untuk momen pernikahan putra Jokowi.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono membantah jika lembaganya sampai melakukan pencetakan uang khusus untuk dijadikan mahar pernikahan. Dia menegaskan, posisi BI hanya membantu mencarikan uang dengan nomor seri yang sesuai dengan pernikahan Kaesang-Erina.
“Bank Indonesia dapat melakukan pengeluaran dan pengedaran uang Rupiah dengan nomor seri tertentu yang masih tersimpan di khazanah BI,” kata Erwin kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat (16/12).
Dia menyampaikan, uang dengan nomor seri yang viral itu sengaja dikeluarkan BI dengan mempertimbangkan momentum spesial. Erwin mengatakan, kebijakan itu juga sebagai bentuk promosi memperkenalkan uang Rupiah, yang merupakan simbol kedaulatan negara sekaligus representasi keluhuran budaya bangsa.
“Nggak sampai mencetak khusus kok, mudah-mudahan (penjelasannya) jelas ya, (karena) komentarnya banyak yang lari ke mana-mana,” kata Erwin. (*WE/Red)
*Sumber Berita : NW Wartaekonomi