“Dampaknya ituloh, pohon yang ditebang banyak itu, dan tentunya menyangkut lingkungan hidup,”
Jakarta, Lapan6online : Baru-baru ini Wakil Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rachmat Gobel menyentil langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memangkas pohon dilapangan Monas. Dalam pernyataannya, Gobel menyebut kebijakan Gubernur Anies Baswedan soal memangkas pohon diarea taman Monas berdampak terhadap lingkungan.
“Dampaknya ituloh, pohon yang ditebang banyak itu, dan tentunya menyangkut lingkungan hidup,” kata Gobel di kompleks DPR Senayan, Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Menurutnya, Anies perlu mempertimbangkan banyak hal, sebab keberadaan Monas bukan hanya sebagai taman, melainkan juga ikon Nasional.
Gobel juga menilai upaya revitalisasi Monas bukan hanya sebagai kebijakan dari program Gubernur DKI Jakarta, akan tetapi pemerintah pusat harus turut menangani pemugaran tersebut lantaran status Monas yang merupakan taman nasional.
“Revitalisasi itu harus dibahas bersama-sama. Pemerintah pusat harus ambil alih bukan hanya pemerintah provinsi. Monas itu kan ikon Indonesia, karena dekat Istana,” ulasnya.
Dalam upaya revitalisasi kawasan Monas telah menjadi ramai perbincangan publik, setidaknya ada 190 pohon yang ditebang dan dipangkas, sehingga muncul pro dan kontra langkah Pemprov DKI.
Dampaknya, Pemprov DKI mesti menangguhkan proyek revitalisasi untuk sementara waktu.
Sementara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan Mensekneg sebagai Ketua Komisi Pengarah telah melayangkan surat kepada Gubernur DKI Jakarta. Isi surat tersebut mendorong Gubernur DKI untuk mengajukan permohonan izin agar penangguhan revitalisasi segera bisa dicabut.
“Sebenarnya surat itu sudah dijawab, tapi yang menjawab Sekda (Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta),” ucapnya.
Dikatakan Basuki, Menteri Komisi Pengarah akan menggelar rapat konsolidasi setelah pihaknya menerima surat resmi dari Gubernur DKI Jakarta.
“Pertimbangan itu perlu, dan Komisi akan menyetujui desain yang diajukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beserta anggaran revitalisasi jika pemenuhan syarat adanya analisis dampak lingkungan (amdal) rencana tata ruang,” tegasnya.
Ditempat yang berbeda, aktifis pariwisata dan kebudayaan, Sanny A Irsan mengkritik ucapan Rachmat Gobel. Menurutnya, langkah Pemprov DKI sudah benar dalam rancangan revitalisasi Taman Monas.
Ia juga mengulas bahwa revitalisasi itu bukanlah untuk merusak tatanan taman Nasional tetapi akan ada Penataan yang pastinya Gubernur Anies telah merinci dan mengkaji dengan cermat dalam langkah kedepannya.
“Saya kira langkah Pemprov DKI dalam revitalisasi monas sudah tepat. Jangan dilihat hal negatifnya, akan tetapi manfaat yang berkelanjutan,” beber Sanny saat ditemui di Jakarta, Rabu (29/1/2020) malam.
Setiap Gubernur DKI Jakarta mempunyai konsep pengembangan kota termasuk salah satunya adalah membenahi dan mempercantik taman monas agar bisa lebih menarik bagi warga jakarta dan juga dapat menjadi daya tarik utama pariwisata Jakarta..
“Sepengetahuan saya yang membuat monas berubah banyak, yaitu pada saat Bang Yos (Sutiyoso) menjadi Gubernur DKI dimana seluruh kawasan Monas dipagar tinggi seluruhnya. Lalu pada saat bang Foke menjadi Gubernur DKI beliau mempunyai kebijakan untuk memindahkan dan menertibkan pedagang, ondel ondel dan delman yang awalnya beroperasi di dalam monas,” ujar Sanny.
Ia pun mengulas di era Pak Joko Widodo dan Ahok. Menurutnya kebijakan-kebijakan yang dilakukan Gubernur DKI bukanlah untuk merusak Monas, akan tetapi memperindah monas, termasuk penataan dan perbaikan fasilitasnya.
“Monas itu kan ada Unit Pengelola Teknis (UPT) kawasan Monas dibawah otorita dari Pemprov DKI, sehingga semua biaya perawatan sampai dengan perizinan acara di monas menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pemprov DKI, dan bukan dari Kementerian maupun pemerintah pusat,” jelas Sanny.
Anies Baswedan telah banyak membawa perubahan pada ibukota Negara. Saat ini diuraikan Sanny, Anies pun memiliki semangat dan Visi yang sama dengan Gubernur-Gubernur sebelumnya, yaitu ingin menjadikan kawasan monas dapat lebih bermanfaat, lebih menarik dan dapat menjadi ruang terbuka hijau sebagai tempat kumpul warga disamping sebagai daya tarik utama pariwisata DKI.
Sanny juga berharap adanya sinergitas antara Pemprov DKI, DPRD DKi maupun Kementerian yang menangani hal ini untuk saling menjaga marwahnya. “Seharusnya saling sinergi saja lah, dan tidak perlu saling mengeluarkan pernyataan yang membuat masyarakat bingung. Kita boleh mengkritik namun kita juga harus melihat kepentingan yang lebih besar, berilah Pemprov DKI kesempatan untuk membuktikan bahwa revitalisasi monas ini dapat lebih mendatangkan manfaat bagi Jakarta,” Singgung Sanny.
Sumber: Megapolitanpos