“Deddy sudah membuat sebuah rekaman video ini dan seperti orang sedang marah-marah, kemudian disebarkannya, apa manfaatnya bagi orang lain dan/ atau orang banyak? Deddy sering kali membuat acara di televisi (TV) seperti terdahulu menjadi “tukang sulap” dan sebagainya, apa maksud dan tujuannya? Tentu suatu ide pendapat dan interaksi sosial. “
Jakarta – Lapan6Online : Munculnya sebuah video rekaman Deddy Corbuzier bulan November 2018 lalu telah menarik kontraversi dikalangan publik. Banyak beranggapan, apa yang dilakukan seorang Deddy Corbuzier sebagai bentuk ajakan keluar dari pembodohan, namun ada juga yang menilai sebagai kesombongan.
Hal itu dikatakan Mr. Kan Pengamat Hukum dan Politik yang juga Mahasiswa Fakultas Hukum di salah satu Universitas di Jakarta.
Ia menulis melalui WhatsApp nya ke redaksi Lapan6online.com, pada Kamis (10/1/2019), bahwa apa yang Deddy Corbuzier ucapkan dalam video berdurasi 02.32 menit menampakkan suatu lontaran suara-suara bernada keras, bahkan terkesan adanya unsur dan indikasi agak miripnya seperti kesombongan seseorang.
Mr. Kan berpendapat, manusia hidup pasti harus berinteraksi sosial dengan sesamanya dalam berbagai bentuk cara interaksi yang tanpa dapat di batasi, kecuali aturan hukum atau peraturan perundang-undangan yang melarang.
“Deddy sudah membuat sebuah rekaman video ini dan seperti orang sedang marah-marah, kemudian disebarkannya, apa manfaatnya bagi orang lain dan/ atau orang banyak? Deddy sering kali membuat acara di televisi (TV) seperti terdahulu menjadi “tukang sulap” dan sebagainya, apa maksud dan tujuannya? Tentu suatu ide pendapat dan interaksi sosial. “Tulis Mr. Kan.
Sebagai salah satu golongan bapak-bapak yang disebutkan oleh sdra. Deddy Corbuzier, ia menilai dalam rekaman video tersebut merasa ada yang tidak patut Deddy lakukan. Bicara soal kritik mengkriti, Mr. Kan termasuk salah seorang pengkritik pemerintahan.
Dikatakan Mr. Kan, apa yang disampaikan oleh Deddy dalam rekaman video tersebut sangat bertentangan dengan prinsip seorang pengkritik, mengapa? Termasuk juga ada indikasi suara-suara yang berpotensi menimbulkan rasa kebencian. “artinya unsur dan/ atau indikasinya dapat diduga adanya suatu hasutan. “ucap Mr. Kan.
Sebab lanjutnya, seorang pengkritik melakukan kritikan terhadap pemerintah adalah sebuah perbuatan sosial yang wajar dan relatif dengan tujuan agar NKRI menjadi maju dan makmur.
Dalam ilmu hukum di situh ada sebutannya “hak mutlak”, Mr. Kan menjelaskan terkait itu hak dasar kemerdekaan yang tidak boleh dibatasi oleh siapa pun dan pihak mana pun.
“Deddy perlu pahami, tentu saja sebagai seorang pengkritik selalu mengkritik sisi gelapnya ruang lingkup pemerintahan, namanya pengkritik pasti jarang memuji-muji pemerintahan. “Singgungnya.
Perlu di sadari bersama juga, apa jadinya sebuah negara jika tanpa orang-orang yang peduli untuk menjadi pengkritik? Apa iya suatu negara dapat maju tanpa pengkritik? Apa iya jika adanya oknum-oknum penghianat di dalam tubuh pemerintahan dan bekerja menunjukkan ketidakbenaran dan ketidakadilan, lalu kita biar bersama? “Apakah kita semuanya harus egois bersifat masing-masing? “Singkat Mr. Kan.
Dalam tulisannya, Mr. Kan perlu menyampaikan hal ini bahwa Deddy Corbuzier harus memahami sedikit banyak tentang ilmu hukum, apa yang di maksud dengan “hukum”? Apa saja tujuan adanya hukum? Apa arti pengertian demokrasi? Apa artinya ilmu sosiologi?
“Deddy juga perlu pahami bahwa seorang pengkritik melakukan kritikannya “dilindungi/ dijamin oleh undang-undang (UU),” walaupun seorang pengkritik harus dan wajib menaati UU, ini “negara Demokrasi” bukan negara Otoriter yang menganut teori marxisme serba dilarang. “Papar Mr. Kan.
Disampaikannya, bapak-bapak dan Ibu-Ibu mengeluarkan pendapat di muka umum baik sebagai pendukung calon Presiden Joko Widodo ataupun Prabowo Subianto itu adalah hak masing-masing rakyat dalam bentuk kepedulian mereka atas penyelenggaraan sebuah pesta demokrasi.
Kalau semua hal harus dikaitkan dan dinilai dengan uang, apakah mungkin manusia hidup abadi selamanya? “Jadi saran saya kita sebagai manusia jangan sampai lupa diri dan menjadi sombong. Tuhan melarang keras manusia berbuat segala bentuk kesombongan. “tegasnya.
I think time is money, the principle is that everyone is successful, buy don’t forget time is life and life is very short, Therefore, as human beings, they should try not to become arrogant people. No action nothing happen, when you take action miracle happen.
“Satu hal saya rasa apa yang disampaikan oleh Deddy Corbuzier dalam video tersebut bertentangan dengan prinsip “wawasan nusantara” dan juga bertentangan “strategi dan pentingnya integrasi nasional” serta bertentangan juga dengan salah satu kebutuhan persiapan karya ilmiah oleh seorang calon intelektual muda.”ungkap Mr.Kan.
Ia menyarankan agar Deddy yang sudah sukses dan kaya raya, semakin sukses dan kaya raya, semakin bijaklah dan jadilah bagian dari orang-orang sukses dan kaya yang tidak sombong dan baik hati.
Tujuan kita bersama mengkritik pemerintah agar NKRI menjadi negara maju dan makmur, sehingga seluruh bangsa Indonesia semakin dapat menikmati kesejahteraan lahir dan batin, perdamaian, kerukunan, keharmonisan dan hak-hak asasi manusia yang selalu terlindungi.
“Dalam hal ini saya sebagai pengkritik memang tidak mencari kepentingan pribadi yang mendapat pembayaran apa pun, yang jelas kami bukan sedang bergosip setiap hari, akan tetapi kami sedang berusaha berbuat suatu sosial sesuai kemampuan kami untuk mengembangkan diri kami serta demi kepentingan umum. “jelas Mr. Kan. Red