Staf Ahli Kominfo : Wawasan Kebudayaan Harus Dijaga saat Berinternet

0
11
“Keragaman kita harus dijaga. Pancasila harus dijaga dan dihormati. Kita harus tetap menjadi Indonesia meskipun terhubung dengan orang-orang manapun di dunia,”

Lapan6Online | Jakarta : Aktivitas berinternet membuat seseorang bisa terhubung dengan siapapun dan di belahan bumi manapun. Untuk itu, wawasan kebudayaan harus dimiliki oleh setiap orang saat berinternet agar selalu bisa menjaga dirinya sebagai manusia Indonesia dan Pancasila.

Demikian benang merah dalam Webinar Literasi Digital yang digelar Kemkominfo RI bekerja sama dengan Komisi I DPR RI dengan tema “Menumbuhkan Budaya dan Talenta Digital di Masyarakat”, pada Selasa (28/09/2021) kemarin.

Staf Ahli Kemkominfo, Prof Henri Subiakto, mengatakan, teknologi internet membuat kita terhubung dengan dunia manapun. Sehingga, menurutnya, budaya harus tetap dijaga saat berselancar di dunia maya.

“Keragaman kita harus dijaga. Pancasila harus dijaga dan dihormati. Kita harus tetap menjadi Indonesia meskipun terhubung dengan orang-orang manapun di dunia,” kata Henri.

Selain kultur, kata Guru Besar Fisip Unair ini, etika juga harus benar-benar dijaga. Kemudian harus aman dari UU ITE dan aman kejahatan siber.

“Nah, makanya ada program Literasi Digital,” ujarnya.

Henri mengungkapkan, Presiden Joko Widodo sudah berkomitmen untuk membangun infrastruktur digital agar seluruh masyarakat Indonesia di 2023-2024 tidak kesulitan dalam menggunakan internet. Menurutnya, hal inilah yang sedang dikerjakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Kominfo.

Meski begitu, lanjut dia, pembangunan infrastruktur digital saja tidak cukup. Karena SDM juga harus dipersiapkan untuk menghadapi kemajuan teknologi tersebut.

“Karena kalau SDM tidak disiapkan maka bisa jadi internet digunakan untuk hal-hal buruk. Makanya kultur dan talenta harus dibangun. Dengan teknologi yang berkembang. Kalau secara teknis terkoneksi, maka secara ekonomi dan sosial terkoneksi,” ucap dia.

“Tantangan ke depan kalau tidak bisa menguasai teknologi maka kita bisa tergusur oleh teknologi. Misalnya bisa saja nanti di toko tidak ada kasir karena sudah digantikan teknologi. Makanya kita harus menguasai. Makanya kita perlu belajar dan meningkatkan diri,” sambungnya.

Selain Henri Subiakto, webinar itu juga menghadirkan Ketua DPRD Kabupaten Batanghari, Anita Yasmin. Ia dalam kesempatan itu mengakui bahwa masyarakat di wilayahnya sudah banyak memanfaatkan internet, terutama media sosial.

“Saya juga termasuk yang aktif di medsos. Di Instagram follower saya ada 105 ribu,” kata Anita.

“Pemanfaatan aplikasi digital di Batanghari cukup banyak. Di jajaran pemerintah juga sudah banyak dilakukan,” lanjut dia.

Meski begitu, kata dia, kultur sebagai orang Indonesia jangan sampai dilupakan seiring pesatnya perkembangan teknologi. Jangan sampai, kata dia, teknologi justru membuat budaya silaturahmi menjadi hilang.

“Terjadi paradigma baru yakni teknologi mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat. Ini bahaya karena kultur kita silaturahmi kita junjung tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI, Hasbi Anshory, menyebutkan, saat ini Indonesia sedang bersiap menghadapi transformasi digital yang sudah mulai berjalan. Untuk itu, kata dia, talenta digital harus betul-betul dipersiapkan agar bisa memanfaatkan perubahan tersebut.

“Indonesia membutuhkan 600 ribu talenta digital per tahun. Pengembangan talenta digital bisa lewat berbagai macam, salah satunya nelalui program literasi digital ini,” katanya. (*YP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini