NEWS | PERISTIWA | NUSANTARA
“Kami akan terus bergerak sesuai perkembangan situasi dan kondisi di lokasi bencana. Jadi, kampus masih terbuka untuk menerima donasi dan menyalurkan bantuan,”
Lapan6Online | CIANJUR : Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Prof. Gayus Lumbuun (STIH – PGL) di Jakarta Selatan, membentuk Tim Peduli Gempa Cianjur yang didukung seluruh mahasiswa dan mahasiswi, turun langsung ke lokasi bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur Jawa Barat.
Tim STIH PGL Peduli Cianjur, pada tahap awal berangkat ke Cianjur dan menyasar ke beberapa titik pengungsian dan berkordinasi dengan aparat serta kepala Posko pengungsian setempat. Dan yang membuat Tim Peduli bersemangat, ternyata Ketua STIH PGL, DR. Maman Suparman, SH,MH,CN juga turun langsung ke Cianjur mendampingi penyerahan bantuan untuk para korban gempa.
Rombongan yang dipimpin Ketua STIH PGL, DR. Maman Suparman berangkat dengan menggunakan tiga mobil menuju ke lokasi yang terdampak musibah gempa bumi di Kampung Bunikasih Desa Bunisari Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten Cianjur Jawa Barat, pada Minggu (27/22/2022).
Tim yang dipimpin DR. Maman terdiri dari Ranifasya Azizah Zaudan (sem I), Herlina Yulianti (sem 7), Novi (sem 5), Fachrizal Akmal (sem 3), Teuku Cakratama Rafisya Putra (sem 1), Riza Fathurohman (sem 1) dan Andy Kiyoko (calon alumni). Mereka menyasar ke titik pengungsian dan menyerahkan bantuan berupa Sembako dan pakaian layak pakai.
“Kami dari Kampus STIH PGL akan terus berpatisipasi mendukung dan membantu, sedikitnya untuk meringankan beban para korban yang terdampak musibah gempa. Kami akan terus bergerak sesuai perkembangan situasi dan kondisi di lokasi bencana. Jadi, kampus masih terbuka untuk menerima donasi dan menyalurkan bantuan,” ujar Maman Suparman, pada Senin (28/11/2022).
Menurut Ranifasya Azizah yang didamping Novi kepada AndoraNews menjelaskan bahwa tim di kampus masih berupaya mengumpulkan bantuan dan akan mendistribusikan langsung kepada warga masyarakat yang terdampak gempa berkekuatan 5,6 magnitudo tersebut.
“Kondisinya sungguh sangat memprihatinkan. Rata-rata rumah hancur berantakan dan porakporanda digoyang gempa. Kondisi para pengungsi juga lebih memprihatinkan. Masih kekurangan pampers bayi, matras atau alas tidur, terpal dan makanan siap saji untuk anak-anak. Kebutuhan, khususnya untuk anak-anak masih jauh datri kebutuhan, “ tandas Ranifasya.
Lain halnya yang dilaporkan Teuku Cakratama (sem I) bahwa masih ada tiga wilayah kecamatan yang memerlukan penanganan sesegera mungkin mengingat kondisi mereka yang sepenuhnya belum tertangani dan banyaknya anak-anak yang mulai sakit.
Ketiga kecamatan tersebut, lanjut Teuku, yakni Kecamatan Kadudampit, Kecamatan Nagrak dan Kecamatan Sukalarang. Sesuai data yang dihimpun, di wilayah ini ada 105 bayi, Balita 143 orang dan anak-anak usia 6-13 tahun sebanyak 147 orang. Mereka sebagian besar dalam keadaan sakit karena kekurangan asupan makanan dan kedinginan.
Bergerak Cepat
Sementara itu, BEM STIH PGL dan KMHI didampingi langsung Wadek III Bidang Akademik Dr. Rd. Yudi Anton Rikmadani, SH,MH berangkat lebih awal pada Sabtu (26/11/2022), Ketua BEM Apriliani Dewi Susana bersama beberapa pengurus BEM, malam itu turun langsung ke lokasi bencana dan melihat kondisi para korban gempa serta memberikan bantuan langsung kepada para korban.
“Dari pantauan BEM yang sangat dibutuhkan korban pada saat ini adalah terpal, tenda dan Sembako. Alhamdulilah BEM STIH PGL dalam kesempatan ini bisa menyalurkan donasi dari beberapa mahasiswa dan donasi dari pengurus BEM sendiri untuk diberikan langsung kepada ketua Posko Peduli Gempa setempat,” ujar Ketua BEM Apriliani Dewi Susana atau yang akrab disapa Susan didampingi Ketua Bidang Humas BEM, Berkat Sama Hulu.
Bantuan tersebut, lanjut Susan, yakni berupa beras, minyak goreng, indomie, gula dan pakaian layak pakai. Sebenarnya masih banyak kebutuhan yang diperlukan para korban gempa yang mengungsi, terutama untuk kebutuhan bayi, anak balita dan lainnya.
Tim yang dipimpin Susan dengan didampingi Dr. Rd. Yudi Anton menyasar ke posko pengungsian di Desa Mekar Wangi Kecamatan Warung Kondang Kabupaten Cianjur Jawa Barat, untuk memberikan bantuan langsung kepada para korban dan berkordinasi dengan aparat setempat.
“BEM STIH PGL akan terus bergerak bersama mahasiswa-mahasiswi kampus maupun bekerja sama dari pihak luar kampus untuk mermbantu sodara-sodara kita yang sedang terkena musibah di Cianjur,” ujar Susan, Senin (28/11/2022).
321 Meninggal Dunia
Sementara itu, Tim gabungan pencarian dan pertolongan Gempa Cianjur Jawa Barat, mencatat hingga hari ini total korban meninggal dunia sebanyak 321 orang. Petugas sebelumnya menemukan kembali 3 jenazah yang tertimbun tanah longsor di wilayah Kecamatan Cugenang, Minggu (27/11/2022) kemarin.
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto menyebut, total jumlah korban tersebut terhitung setelah ditemukannya tiga jenazah pada hari ini. “Berarti dengan ditemukannya tiga jenazah ini, maka sampai hari ini jumlah korban meninggal dunia yang ditemukan sebanyak 321 orang. Kemudian yang masih dalam pencarian sebanyak 11 orang,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, di Pendopo Kabupaten Cianjur.
Menurut Suharyanto, terdapat juga korban luka berat yang masih dirawat di rumah sakit sebanyak 108 orang. Tim satgas gabungan juga sudah mengidentifikasi lokasi pengungsian terpusat dan mandiri.
“Di Kabupaten Cianjur ini seluruhnya terdapat 325 titik pengungsian. Rinciannya, sebanyak 183 titik pengungsian terpusat dan 142 titik pengungsian mandiri,” jelasnya.
Dari 325 titik pengungsian, terdapat sebanyak 73.874 jiwa. Mereka terdiri dari laki-laki sebanyak 33.713 jiwa dan perempuan sebanyak 40.161 jiwa. Dari total jumlah pengungsi, terdapat penyandang disabilitas sebanyak 92 orang, ibu hamil 1.207 orang, lansia 4.240 orang.
Secara keseluruhan, 325 titik pengungsi tersebar di semua wilayah Cianjur. Dari total titik pengungsian, 183 di antaranya titik pengungsi dengan jumlah di atas 25 orang. “Kemudian ada 142 titik pengungsian mandiri, artinya masyarakat yang mendirikan tempat-tempat pengungsian di sekitar rumahnya masing-masing dengan kekuatan (jumlah pengungsi) di bawah 25 orang,” imbuh dia.
Bangunan yang rusak
Sementara data BNPB menunjukkan kerusakan rumah akibat musibah tersebut sebanyak 62.628 unit terdiri dari rusak berat 27.434 unit, rusak sedang 13.070 unit, dan rusak ringan ada 22.124 unit.
“Datanya akan terus berkembang. Tadi pagi, Pak Bupati sudah melepas tim pendataan gabungan, baik dari unsur pemerintah daerah, TNI, Polri, dan perguruan tinggi untuk mendata rumah rusak berat, sedang, dan ringan,” ungkapnya.
Sementara bangunan infrastruktur lain yang terdata terdiri dari sekolah sebanyak 398 unit, tempat ibadah 160 unit, fasilitas kesehatan 14 unit, dan gedung perkantoran 16 unit. Sedangkan pendataan dan pencarian korban masih terys diupayakan. (*Haris S./Red)