Sugeng IPW, Yakini Motif LGBT Ferdy Sambo Terkuak usai Autopsi Ulang Yosua Keluar

0
86

NEWS | HUKUM | POLITIK | NUSANTARA

“Kendati Sugeng belum membenarkan adanya motif LGBT dalam kasus kematian Brigadir Joshua, namun pernyataan Kadiv Humas Polri dan Menko Polhukam Mahfud MD seakan membenarkan bahwa motif pembunuhan Brigadir Joshua adalah LGBT,”

Lapan6Online | Jakarta :Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso merasa yakin bahwa isu LGBT di balik pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J akan terungkap usai hasil autopsi terhadap dubur dan kelamin korban akan segera keluar.

Dikabarkan, hasil autopsi ulang Brigadir J akan disampaikan pada Senin 22 Agustus 2022, termasuk hasil otopsi dubur dan kelamin korban Brigadir Joshua.

“Jadi selain LGBT ini juga isu yang saya dengar. Yang menarik bukti atopsi karena keluarga Joshua minta otopsi dubur. (autopsi dilakukan atau tidak). Kita gak tau ni. Hari Senin katanya mau ada laporan hasil otopsi,” kata Sugeng saat menjadi narasumber podcast Hazairin Sitepu dikutip, pada Sabtu (20/8/2022).

Menurut Sugeng, kebenaran adanya motif LGBT dalam kasus kematian Brigadir Yosua akan terang benderang bila hasil otopsi dubur Yosua telah diumumkan.

Kendati Sugeng belum membenarkan adanya motif LGBT dalam kasus kematian Brigadir Joshua, namun pernyataan Kadiv Humas Polri dan Menko Polhukam Mahfud MD seakan membenarkan bahwa motif pembunuhan Brigadir Joshua adalah LGBT.

“Tapi pernyataaan itu (LGBT) terwakili dengan pernyataan Dedi Prasetyo. Kasian kedua belah pihak. Si Pak Mahfud mengatakan, motif ini 18 tahun ke atas. Menjijikkan,” ujarnya.

Menurut Sugeng, isyarat motif menjijikan itu yang disebut Mahfud MD sebenarnya tak mengarah kepada kontek perselingkuhan. Pasalnya perselingkuhan itu merupakan hal biasa terjadi di tengah masyarakat.

“Menjijikkan. Nah menjijikkan itu apa. Kalau misalnya selingkuh tidak menjijikkan. Selingkuh itu sesuatu yang biasa kalau dia hiperseksual,” beber Sugeng.

Berbeda halnya dengan konteks seksual yang menjijikkan, Jelas hal tersebut hanya mengarah kepada kasus LGBT

“Tapi kalau konteks seksual yang menjijikkan itu dalam sosial kita yang tidak bisa diterima. Ya LGBT,” ujarnya. (*rmol/red)

*Sumber : rmol.id