Sulaiman Temongmere : Harus Ciptakan Kesadaran Warga Untuk Ikut Sertakan Menjaga Pantai

0
191
Kepala Distrik Karas, Sulaiman Temongmere/Foto2 : IB
“Bencana Abtrasi Pantai ini sering muncul pada bulan pebruari setiap tahun, dan aktivitas Angin, Gelombang pasang yang sangat tinggi dan aktif,”

Lapan6Online | Fakfak | Papua Barat : Bencana Alam, Abrasi Pantai gelombang laut menghantam warga yang tinggal dipesisir pantai, pada Jumat (5/2/2021) pukul 18:00 WIT sampai dengan jam 12:00 WIT tepatnya di Kampung Malakuli, Distrik Karas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat dengan ketinggian air laut 5 meter, sehingga mengakibatkan teluk penahan gelombang patah dan roboh dan dinding rumah warga masyarakat disekitar pantai mengalami kerusahan berat serta beberapa fasilitas umum masyarakat seperti MCK terbawah arus gelombang laut.

Hal ini disampaikan Kepala Distrik Karas, Sulaiman Temongmere kepada Lapan6online.com, pada Senin (15/02/2021)

Sehubungan dengan bencana abrasi tersebut, Kepala Distrik Karas, SulaimanTemongmere menuturkan, “Bencana Abtrasi Pantai ini sering muncul pada bulan pebruari setiap tahun, dan aktivitas Angin, Gelombang pasang yang sangat tinggi dan aktif,” terangnya singkat.

Sulaiman Temongmere kembali menuturkan bahwa,”Abrasi atau Pengikisan Pantai ini terjadi di Kampung Malakuli, Distrik Karas, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat,” ujarnya.

Hal ini disebabkan kurang keperdulian dan kesadaran warga masyarakat yang tinggal sekitar Kampung Malakuli terkait dengan Bencana Alam Abrasi Pantai, walaupun telah dilarang, baik dari Instansi Pemerintah setempat maupun beberapa warga masyarakat tentang bahaya Bencana Abrasi Pantai, namun menurut Kepala Distrik Karas, Suleman Temongmere masyarakat tetap saja mengambil material pasir, maupun batu karang, disekitar wilayah pantai dan material tersebut digunakan untuk pembangunan rumah warga dan pembangunan Pemerintah (maksudnya proyek-proyek pemerintah) yang dibangun disekitar wilayah Kampung Malakuli Distrik Karas Kab. Fakfak Papua Barat.

“Sehingga mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya struktur pantai sebagai penahan gelombang alami, seperti, Terumbu Karang, (Coral Reefs), bukit pasir, (Sand dunes) yang seharusnya pecah atau direfleksikan kembali ke laut oleh penahan gelombang secara alami,” kata Sulaiman Temongmere.

“Apabila bencana abrasi ini tidak ditangani secara efektif oleh Pemerintah kedepan akan merusak secara permanen sarana prasarana seperti Talud, pemukiman masyarakat dan juga dapat membahayakan keselamatan nyawa manusia (maksudnya masyarakat) yang tinggal di sekitar pantai tersebut, maka untuk itu demi kemanusiaan kami memohon dan mengharapkan kepada Bupati Fakfak, agar kiranya intansi terkait dalam hal ini BPBD, PU dan Bappeda Kabupaten Fakfak dapat melakukan peninjauwan pada lokasi Bencana Alam Abrasi Pantai yang terjadi di Kampung Malakuli Distrik Karas Kab. Fakfak,” harapnya.

Kepala Distrik Karas, Sukaiman Temongmere mengharapkan,”Kiranya dapat dibuat bangunan-bangunan pemecah gelombang, sehingga dapat mengatasi dan mencegah terjadinya kembali bencana Abtrasi Pantai, di Kampung Malakuli Distrik Karas,” pungkas Suleman. IB

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini