“Dengan adanya Corona, terutama kalau berlangsung sudah beberapa bulan ke depan bisa negatif alias resesi,”
Jakarta, Lapan6online.com : Jauh-jauh hari sebelumnya prediksi bahwa ambruknya ekonomi Indonesia akan terjadi sudah disuarakan sejumlah ekonom di Indonesia.
Diantaranya, Rizal Ramli, Ichsanuddin Noorsy bahkan Faisal Bahri yang kerap menyoroti soal membengkaknya utang luar negeri Indonesia hingga merosotnya harga saham dan anjloknya nilai jual rupiah, terlebih dengan adanya pandemi Virus corona baru, Covid-19.
Termasuk Rektor Perbanas Institute Hermanto Siregar yang baru-baru ini menanggapi ancaman resesi dengan adanya wabah virus Covid-19 ini.
Hal itu disampaikan oleh Hermanto saat menanggapi babak belurnya ekonomi RI saat ini mulai dari anjloknya nilai tukar rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga utang yang kembali bertambah.
“Dengan adanya Corona, terutama kalau berlangsung sudah beberapa bulan ke depan bisa negatif alias resesi,” ungkap Hermanto kepada wartawan, lansir Konfrontasi, Selasa, (24/3/2020).
Hermanto mengakui bahwa sebelum adanya pandemik Corona ini dirinya sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi RI hanya berada di angka 4 persen. “Sudah jatuh sebelum adanya Corona. Perkiraan saya sebelum Corona, pertumbuhan ekonomi RI cuma sekitar 4 persen,” tegas Hermanto.
Meski demikian, Hermanto mengatakan, ancaman resesi turut terjadi kepada negara-negara yang terdampak wabah Corona.
“Hampir semua negara tersebut diperkirakan akan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi bahkan resesi. Ekspektasi turunnya atau resesinya ekonomi serta ketidakpastian berapa lama pandemi Covid-19 akan berlangsung memberikan dampak negatif terhadap bursa, pasar komoditas, dan pasar valuta asing,” tandas Hermanto.
Utang Lagi Dari Bank Dunia
Pemerintah Indonesia sendiri berhasil mendapatkan utang atau pinjaman dari bank dunia sebesar US$300 juta atau setara Rp4,95 triliun (berdasarkan kurs Rp16.500 per dolar AS) untuk Indonesia.
Pinjaman disetujui oleh bank dunia di tengah penyebaran pandemi virus Corona atau Covid-19.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen mengungkapkan pinjaman diberikan dalam rangka mendukung pemerintah mempercepat reformasi di sektor keuangan.
Sebab, pembangunan sektor keuangan berperan penting dalam proses pencapaian target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
“Sektor keuangan yang sehat dan berfungsi dengan baik sangat penting untuk mempertahankan pertumbuhan Indonesia serta mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi pemerintah dan pengentasan kemiskinan, terutama di tengah kondisi global yang terus menantang,” katanya kemarin.
Utang Pemerintah sendiri saat per Febuari 2020 sebesar Rp 4.948,18 triliun. Nilai tersebut tentu saat ini sudah berubah dengan acuan dari tukar rupiah kepada dolar yang sudah hampir menyentuh diangka Rp 17.000.
(*/RedHuge/Lapan6online)