Terkait Viral Video Panglima TNI, Komnas HAM Minta Yudo Jangan Perkeruh Suasana

0
26
Komisioner Komnas HAM Anis Hidayah/Foto : Dok.Liputan6

POLITIK | NUSANTARA

“Berhenti mengerahkan pasukan di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Seraya juga mendesak agar relokasi dihentikan, terlebih saat ini lembaganya sedang melakukan proses mediasi antar para pihak,”

Jakarta | Lapan6Online : Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Anis Hidayah angkat bicara soal viralnya video Panglima TNI Yudo Margono. Ia mewanti-wanti agar tidak adanya kekerasan yang justru mengakibatkan situasi makin tidak kondusif.

“Kebebasan berekspresi dan berpendapat di Indonesia itu bagian dari HAM dan hak konstitusional setiap warga negara. Jadi yang mesti dipastikan adalah bagaimana aksi itu dilakukan atau penyampaian pendapat dilakukan, tanpa menggunakan kekerasan,” ucapnya seperti yang dikutip dari laman redaksi Inilah.com, saat dihubungi di Jakarta, pada Minggu (17/9/2023).

Dia menegaskan, penting baginya agar aparat penegak hukum menjaga situasi agar tak semakin memburuk. “Apalagi ini dalam konteks memperjuangkan hak warga gitu ya, jadi saya kira justru memastikan situasinya kondusif,” tutur dia.

Ia meminta agar aparat penegak hukum, berhenti mengerahkan pasukan di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Seraya juga mendesak agar relokasi dihentikan, terlebih saat ini lembaganya sedang melakukan proses mediasi antar para pihak.

“Sikap Komnas HAM sejak awal sangat jelas ya terhadap kasus Rempang, kita meminta agar aparat penegak hukum termasuk juga TNI gitu, menghentikan pengerahan kekuatan untuk merepresi masyarakat yang menolak relokasi,” kata Anis.

Sebelumnya, beredar sebuah video yang menampilkan pernyataan Yudo di media sosial soal kericuhan di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu. Dalam video, Yudo menyebut bahwa aksi unjuk rasa tersebut adalah tindakan anarkis. Ia pun tak bisa menutupi rasa emosinya.

Yudo juga menyinggung soal kabar yang menyebut bahwa sebagian besar massa pendemo bukan lagi orang asli setempat melainkan orang luar yang datang. Ia menambahkan, persoalan ini sebenarnya tugas kepolisian, namun bila kepolisian tidak mampu, TNI siap maju.

“Ya kan TNI-nya umpamanya, masyarakatnya 1.000 ya kita keluarkan 1.000. Satu miting satu itu kan selesai. Nggak usah pakai alat, dipiting aja satu-satu. Tahu dipiting nggak? ya itu dipiting aja satu-satu,” ujar dia seperti yang dikutip dari media sosial X (twitter) @yaniarsim, pada Jumat (15/9/2023).

Bahkan, Yudo tak segan-segan perintahkan kepala Babek (Badan Pembekalan) untuk mengeluarkan peralatan, agar dipakai dan keluar dari gudang, jika diperlukan. “Anak-anak berani maju terus untuk bertahan, tetapi kalau dilempari, ngamuk juga sampean itu. Ada itu alat di Babek. Kita punya itu alat-alat baru,” katanya. (*inilah/Red)

*Sumber : inilah.com