Tetra Pak: Jawab Gaya Hidup Konsumen, Ini Edukasi Kebaikan Santan Kemasan

0
92
Tetra Pak® Indonesia bersama dengan ahli keamanan pangan dan pelaku industri kuliner telah membahas beragam topik kebaikan santan kelapa kemasan. (foto net)

Jakarta, Lapan6online.com : Pada acara “Melindungi Kebaikan Santan Kelapa Indonesia”, 14 November 2019 lalu,  Tetra Pak® Indonesia bersama dengan ahli keamanan pangan dan pelaku industri kuliner telah membahas beragam topik kebaikan santan kelapa kemasan. Salah satunya adalah peran kemasan dalam memastikan aspek keamanan pangan pada santan kelapa untuk didistribusikan ke seluruh pelosok Indonesia hingga pasar ekspor luar negeri.

Ditemui dalam acara Dr. Ing. Azis Boing Sitanggang, STP, MSc selaku Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

“Melalui teknologi Ultra High Temperature (UHT) yang memanaskan produk santan kelapa kemasan pada 140oC dalam waktu 8-15 detik sehingga kondisi sterilitas komersial ini telah tercapai (Fo ≥ 3 menit). Dengan demikian, mikroba target berupa Clostridum botulinum, dan mikroorganisme patogen maupun pembusuk yang terdapat dalam produk tersebut telah dimusnahkan. Implikasi dari proses ini adalah produk dapat bertahan lebih lama jika disimpan pada suhu ruang; dan waktu proses yang relatif cepat dapat menjaga nutrisi dan rasa alami dari santan kelapa tersebut. Artinya konsumen tidak perlu lagi ragu untuk memanfaatkan produk ini sebagai bahan dasar dan pelengkap makanan dan minumannya.”

Ia mengelaborasikan lebih lanjut bagaimana teknologi pemrosesan dan pengemasan dapat menjawab tantangan perluasan distribusi produk santan kelapa kemasan. Lebih lanjut menurutnya, dengan memperhatikan kondisi kemasan yang baik (tidak penyok, tidak adanya penggelembungan) dan disertai dengan informasi pelabelan yang sesuai dengan peraturan (informasi kadaluarsa, nomor registrasi produk, dan lainnya), maka konsumen seharusnya tidak perlu ragu untuk menggunakan produk santan kelapa kemasan.

Sebagai salah satu negara produsen kelapa terbesar di dunia hingga mencapai 17.7 juta pada tahun 2016 , secara umum banyak konsumen Indonesia yang memanfaatkan kelapa sebagai kopra, minyak kelapa, hingga santan yang sering menjadi bahan dasar atau pelengkap kekayaan kuliner nusantara.

Di balik rasanya yang gurih, santan kelapa juga mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, salah satunya antioxidant yang bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi dan kambing  sebagaimana ditemukan oleh penelitian di Malaysia tahun 2015.

John Jose, Marketing Director Tetra Pak Malaysia, Singapura, Filipina dan Indonesia mengatakan bahwa Indonesia patut merasa bangga menjadi salah satu penghasil kelapa terbesar dunia dan ada peluang yang cukup besar untuk bisa mendistribusikan santan ke seluruh Indonesia dan bahkan ke negara lain.

Kehadiran teknologi pengolahan dan pengemasan aseptik Tetra Pak merupakan cara yang tepat untuk  mengatasi tantangan distribusi logistik yang ada. Santan segar yang terjaga kealamian dan nutrisinya dapat dikemas dan distribusikan secara merata bahkan hingga ke pelosok terpencil di seluruh wilayah Indonesia dan dunia.

Fatmah Bahalwan sebagai pelaku industri kuliner dan pendiri Natural Cooking Club membagikan ceritanya tentang gaya hidup ibu rumah tangga yang dituntut serba cepat dan multi tasking.

“Sebagai seorang ibu sekaligus pegiat komunitas dan media sosial di bidang kuliner, tentunya saya ingin berkreasi untuk menciptakan beragam kuliner secara praktis. Saya harus memilih bahan baku masakan minuman yang segar sekaligus mampu memperkuat cita rasa. Santan kelapa kemasan merupakan contoh produk penuh kebaikan karena tidak hanya mudah dipakai, rasa gurih dan segarnya pun terasa tanpa perlu memarut dan memeras santan kelapa secara manual.” ujarnya.

Memahami kebutuhan tersebut, Tetra Pak Indonesia, selaku perusahaan global terkemuka pada pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman menyadari pentingnya memberikan informasi yang tepat kepada  ibu rumah tangga agar tidak ragu memanfaatkan kebaikan santan kelapa kemasan. Melalui serangkaian teknologi pemrosesan dan pengemasan, beragam kebaikan santan kelapa kemasan yang dapat dinikmati oleh konsumen meliputi:

• Rasa dan nutrisi yang terlindungi melalui teknologi UHT dan kemasan aseptik dari Tetra Pak, sehingga tidak membutuhkan pengawet.

• Praktis dan tidak membutuhkan waktu lama saat menyiapkan sehingga dapat dipakai secara langsung.

• Aspek kebersihan dan higienitas yang terjaga melalui kemasan aseptik.

• Tersedia dalam beragam ukuran kemasan sehingga cocok untuk beragam masakan dan minuman.

Panji Cakrasantana, Marketing Manager Tetra Pak Indonesia memaparkan bahwa, “sesuai dengan visi perusahaan kami yakni Melindungi Yang Baik, kami ingin menjawab kebutuhan konsumen yang mencari solusi produk praktis namun tetap menjaga kebaikan nutrisi bagi keluarga. Dengan melihat kehadiran logo kami yang merupakan wujud perlindungan menyeluruh pada produk santan kelapa kemasan, para ibu rumah tangga sebaiknya tidak perlu lagi ragu untuk menggunakannya dalam setiap sajian kuliner yang akan disajikan pada anggota keluarga. Selain santan, perusahaan kami telah bermitra dengan beragam industri makanan minuman Indonesia seperti susu, teh, kopi,  jus, air kelapa, yoghurt, dan lainnya.”

Terkait dengan komitmen perusahaan pada lingkungan, Tetra Pak Indonesia juga telah memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab seperti yang telah diperlihatkan oleh kolaborasi dengan label Forest Stewardship Council (FSC®), sebuah organisasi non-profit global yang mempromosikan pengelolaan hutan secara bertanggung jawab melalui sertifikasi ekolabel.

Selain itu, kemasan makanan minuman Tetra Pak juga telah di daur ulang sebagaimana yang bisa dilihat dari hasil produk daur ulang seperti atap gelombang yang berkualitas hingga karya kreatif lain yang berwawasan lingkungan. Tahun 2018 lalu Tetra Pak telah mendaur ulang lebih dari 10,338 ton kemasan karton. Pada tahun ini, Tetra Pak Indonesia berhasil berhasil menggandeng beberapa mitra pengumpul baru dan total telah ada 5 mitra pengumpul yang bertanggung jawab untuk wilayah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jabodetabek, sehingga tingkat daur ulang diharapkan naik mencapai 24% pada tahun mendatang.

(Press Release/Red-Lapan6online)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini