“Harus ada keadilan, Kapolda Papua Barat seharusnya berkoordinasi dengan Kapolda Jawa Timur terkait dengan penyidikan kasus rasisme dan persekusi mahasiswa papua di sana (Surabaya) karena disana akar masalahnnya,”
Manokwari/Papua Barat, Lapan6Online : Polisi diminta lebih memprioritaskan aktor terjadinya rasis dan persekusi Mahasiswa Papua di Asrama Jl Kalasan No.10, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Pasalnya, persoalan utama sehingga terjadinya kerusuhan pada sejumlah daerah di Tanah Papua adalah rasis orang papua monyet dan persekusi mahasiswa dari Malang, Jawa Timur.
Tokoh Pemuda Papua, Marinus Bonepay mengatakan, pihaknya menghormati proses hukum yang dilakukan oleh timsus Polda Papua Barat terhadap terduga pelaku pembakaran, penjarahan dan pengrusakan pada saat demontrasi anarkis di Manokwari, pada Senin (19/8) lalu, sehingga sudah menetapkan 3 tersangka tindak pidana.
Namun disisi lain, Marinus mendesak pihak kepolisian untuk memprioritaskan penangkapan terduga pelaku rasisme dan persekusi mahasiswa papua di Surabaya dan Malang.
“Harus ada keadilan, Kapolda Papua Barat seharusnya berkoordinasi dengan Kapolda Jawa Timur terkait dengan penyidikan kasus rasisme dan persekusi mahasiswa papua di sana (Surabaya) karena disana akar masalahnnya,” tegas Marinus.
Tokoh muda berdarah lembah kebar, Tambrauw itu tidak berimbang jika pelaku pembakaran, penjarahan dan pengrusakan di Manokwari ditangkap polisi sedangkan biang kerok atau aktor utama di Surabaya masih berkeliaran.
“Yang buat persoalan di Surabaya dan Malang sampai saat ini belum diketahui siapa pelaku, sudah 1 minggu polisi diduga tak mampu ungkap padahal sudah jelas-jelas ada dalam video yang beredar, ada oknum yang berpakaian dinas TNI dan Polri dan Ormas, sedangkan baru 3 hari kerusuhan di Manokwari Polda Papua Barat menangkap dan menetapkan 3 tersangka,” ujarnya.
Aparat penegak hukum diminta harus adil, karena akan menimbukan masalah baru karena diduga melakukan pembiaran terhadap pelaku di Surabaya. “Bukan persoalan meminta maaf dan sebagainnya tetapi proses hukum itu merata, tangkap pelaku dan diumumkan secara terbuka maka orang papua merasa puas” tandasnya.
Sementara itu Kabid Humas Polda Papua Barat, AKBP Matias Krey kepada wartawan mengatakan, untuk Polda Jawa Timur belum ada pengembangan informasi terkait pengembangan kasus dugaan rasisme dan persekusi terhadap mahasiswa papua di Surabaya.
“Tapi itu tetap dilakukan penindakan hukum oleh Polrestabes Surabaya terhadap oknum-oknum yang melakukan rasisme dan persekusi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya,” pungkas Kabid Humas. Red/IM/TN
*Sumber : teropongnews.com