Tolak Politisasi Asing Di Tanah Papua!

0
20
Pertemuan para Pemuda Papus yang diselenggarakan di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta Pusat, pada Senin (15/06/2020)
“Di Indonesia sampai hari ini saya belum melihat ke arah sana, Indonesia juga punya perangkat hukum apabila itu terjadi, meskipun kita tidak bisa memungkiri ada kasus kecil di kalangan masyarakat,”

Jakarta | Lapan6Online : Bio Refete salah seorang pembicara dalam acara pertemuan para Pemuda Papus yang diselenggarakan di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta Pusat, pada Senin (15/06/2020) tersebut mengatakan, ada beberapa kasus dari dorongan pihak luar, artinya mereka orang Indonesia yang punya kepentingan dengan pihak luar.

“Walaupun kita turun ke jalan, aturan-aturan tetap kita patuhi. Mungkin kasus yang terjadi seperti di Yogyakarta karena ada sikap kurang kooperatif antara kami dengan pihak yang mengamankan.” tambahnya.

Dia juga berpesan kepada kawan-kawan mahasiswa teruslah berjuanga dan jngan dipaksakan new normal di Papua.

Bio menambahkan, isu-isu rasisme hendaknya diakhiri mewki pada tingkat pemerintah memang tidak ada (diskriminasi), tapi di tingkat masyarakat, wawasannya masih kurang sehingga masih ada yang melakukan stigmatisasi.

Terkait Covid -19, Jefry Papare, yang juga hadir dalam kesempatan itu mengatakan, kalau penduduk Papua 2-2,5 juta, berapa dokter paru yang ada di Papua? Cukup enggak, artinya harus ada solusi alternatif dari pemerintah untuk menangani Covid-19.

Dia melanjutkan, tenaga medis apabila tidak cukup, bagaimana solusinya? Kemudian apabila ada vaksin, apakah Indonesia merupakan negara pertama yang mendapat vaksin, siapa yang prioritas?

“Apakah wilayah Jakarta, Pulau Jawa atau daerah lain, pemerintah pusat dengan pemerintah daerah harus terus berkoordinasi soal ini” Ujarnya.

Dia menambahkan, di Australia sendiri ada hal yang mengarah kepada herd immunity.

Jika kita kembali pada kasus George Floyd mengisyaratkan bahwa kasus kulit hitam selalu tidak dihargai, karena di Amerika juga punya sejarah panjang soal diskriminasi rasial.

Di Indonesia sampai hari ini saya belum melihat ke arah sana, Indonesia juga punya perangkat hukum apabila itu terjadi, meskipun kita tidak bisa memungkiri ada kasus kecil di kalangan masyarakat.

Persoalan rasis tidak ada bedanya dengan hal yang dilakukan Veronica, Apa hebatnya dia? Yang ada malah melakukan aksi provokatif.

Banggalah menjadi orang kulit hitam di negeri ini karena akan menjadi pembeda.

Rajit Patiran mengatakan,Indonesia perlu belajar pada sejarah Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi, maka seharusnya upaya pemerintah lebih kepada hal yang menyelematkan rakyat, termasuk penanganan Covid-19. [Mutia/GF/RIN/Lapan6 Group]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini