Washington, Lapan6online.com : Tuduhan serius terhadap Rusia yang disangkakan telah membayar Milisi pro-Taliban di Afghanistan untuk membunuh tentara Amerika Serikat (AS) dirilis media ternama AS, New York Times.
Disebutkan, CIA menyimpulkan bahwa militer Rusia menawarkan hadiah uang ke sekelompok milisi yang terkait dengan Taliban di Afghanistan jika mereka berhasil membunuh pasukan AS dan tentara dari negara koalisi lainnya, sebagaimana temuan dari harian the New York Times, pada Jumat (26/6/2020) kemarin.
Dari keterangan seorang pejabat terkait, New York Times menulis, AS sejak bulan lalu yakin salah satu unit dari intelijen militer Rusia menawarkan hadiah uang setelah beberapa serangan berhasil dilakukan. Unit itu juga diyakini terkait dengan percobaan pembunuhan di Eropa.
Beberapa organisasi bersenjata yang terkait erat dengan unit intelijen itu diduga telah menerima uang hadiah tersebut, demikian dilaporkan New York Times.
Gedung Putih Terdiam
Gedung Putih, CIA dan Direktorat Intelijen Nasional menolak menanggapi temuan New York Times itu, demikian dikutip lapan6online dari Kantor Berita Antara, Sabtu (27/6/2020).
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menerima informasi mengenai temuan intelijen tersebut, tulis the New York Times. Pihak New York Times menyampaikan Gedung Putih belum menentukan sikap terhadap tawaran hadiah uang untuk milisi dari intelijen Rusia itu.
Setidaknya, 20 warga AS tewas terbunuh dalam pertempuran pada 2019, kata New York Times. Sejauh ini belum jelas kasus kematian mana yang dicurigai terkait dengan skandal tersebut.
Namun, setelah hampir selama 20 tahun berperang melawan Taliban, AS disebut-sebut tengah mencari cara keluar dari Afghanistan dengan mendorong adanya perundingan damai antara Pemerintah Afghanistan dengan kelompok garis keras yang menguasai sejumlah wilayah negara.
AS dan Taliban pada 29 Februari menyepakati perjanjian yang salah satunya mewajibkan AS menarik pasukannya secara bertahap dari Afghanistan.
Berita Palsu dan Bantahan Rusia
Sementara itu, merespon tuduhan serius terhadap Rusia, Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut laporan New York Times, yang mengatakan intelejen Amerika Serikat (AS) menyimpulkan bahwa militer Rusia menawarkan hadiah kepada militan yang terkait dengan Taliban di Afghanistan adalah tidak benar alias berita Palsu.
Menurut pejabat tersebut, laporan New York Times adalah satu lagi berita palsu yang bertujuan untuk mengganggu proses perdamaian Afghanistan.
“Kami telah memperhatikan berita palsu lain, dirilis ke ruang media oleh intelijen AS tentang dugaan keterlibatan intelijen militer Rusia dalam pembunuhan kontrak pasukan AS di Afghanistan. Kisah tumpul ini dengan jelas menggambarkan rendahnya kemampuan intelektual staf propaganda intelijen AS, yang bukannya membuat sesuatu yang lebih rumit muncul dengan omong kosong seperti itu,” kata pejabat itu.
“Di sisi lain, apalagi yang bisa diharapkan dari intelijen yang gagal total untuk berhasil dalam 20 tahun terakhir ini? perang di Afghanistan,” sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (28/6/2020).
(*/RedHuge/Lapan6online)