“Hari ini hadirkan dihadapan kita orang paling mulia bernama bunda, ibu, mama di tempat ini. Wajah yang mungkin tidak sempat mencium tangan. Wajah yang mungkin sempat kita bentak pagi tadi. Tadi malam selimut yang sempat jatuh ke lantai dan kembali menyelimutkan kita,”
Agam | Sumbar | Lapan6Online : Camat Tanjung Mutiara, Hidayatul Taufik memuasabah siswa-siswi MTsN 5 Agam, saat Jumat Berkah (6/3) di halaman sekolah kementerian Agam tersebut. Akibatnya, puluhan siswa-siswi bahkan guru berderaikan air mata.
Dalam kesempatan tersebut terlihat Camat berada di atas podium memulai memberikan nasihat dengan mencuri perhatian semua peserta Tausiah.
Ia meminta semua anak didik mengikuti sebuah permainan dengan menundukan wajah sambil mengingat wajah ibunya masing-masung.
“Bismillahirrahmanirahim, Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatu. Pertama terimakasih saya ucapkan, saya senang menerima WA-nya. Terkait dengan video yang sedang viral hari ini. Saya pun tidak menyangka hal ini bisa menjadi viral, Masyaallah tentunya ini semua izin Allah SWT,” ungkapnya seperti yang dilancir dilaman Prokabar.com, pada Jumat malam (06/03/2020).
Camat Tanjung Mutiara tersebut melanjutkan, ia berharap tausiah beserta video tersebut dapat menginspirasi banyak generasi muda dan termasuk semua yang mendengarkan. Senang tiasa berupaya dengan segenap jiwa raga memuliakan kedua orang tua.
“Karena kita tau, bahwa ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua kita,” terangnya.
Kalau kedua orang tua ridho, Insyaallah, Allah ridho dengan segala urusan. Sebaliknya, ketika tidak mendapat ridho kedua orang tua, jangan pernah bermimpi dapat ridho Allah.
“Jangan salahkan hari-hari kita dipenuhi masalah demi masalah yang tidak ada ujungnya,” tuturnya.
Sebelumnya, dalam video terlihat seorang Camat memberikan tausiah di sebuah lapangan. Dihadiri siswa-siswi beserta majelis guru dan lainnya. Tausiah berdurasi sekitar 6 menit 30 detik tersebut sempat membuat sebagian besar anak didik dan guru meneteskan air mata. Suasana haru, menguatkan semangat untuk lebih rajin belajar.
Ia menuturkan kisah dan membawa pendengarnya hanyut dalam renungan kepada ibunya. Orang paling mulia memperjuangkan hidup anaknya, dari alam kandungan hingga melahirkan.
“Hari ini hadirkan dihadapan kita orang paling mulia bernama bunda, ibu, mama di tempat ini. Wajah yang mungkin tidak sempat mencium tangan. Wajah yang mungkin sempat kita bentak pagi tadi. Tadi malam selimut yang sempat jatuh ke lantai dan kembali menyelimutkan kita,” paparnya.
Perempuan mulia yang mengandung kita selama 9 bulan. 9 bulan lamanya anda menghisap darahnya, 9 bulan ia sakit, malam tidak enak, duduk pun tidak enak.
“Beliau bertaruh nyawa antara hidup dan mati. Darah, keringat dan air mata bercampur menjadi satu. Saat melahirkan anda ke dunia ini hingga selamat. Satu persatu jari jemari ibu membelai mengelus-elus. Dibelai disertai doa tulus. Ya Allah, lindungilah anak hamba,” katanya.
Sepanjang malam, ia tidak tidur. Karena tidak akan rela seekor nyamuk pun menyentuh anda. Sepanjang malam berdoa, bahkan lebih banyak menyebut nama anda ketimbang berdoa keselamatan dirinya sendiri.
“Malam anda terbangun. Anda tau siapa yang mengambil anda? Anda tau siapa yang menimbang-nimbang anda, sampai anda tertidur pulas dan diselumutkan lagi? Sembari membacakan Salawat, kecuali itu hanya ibu anda sendiri. Meski berat, badan teruyung-uyung tidak ia hiraukan,” pungkasnya saat memberi tausiah tersebut. (rud/pk/red)
*Sumber : prokabar.com