Wabah itu, Bukan Covid-19

0
37
Citrawan Fitri S.Mat. M.Pd/Foto : Ist.
“Mereka menyebar foto dan meme salat berjamaah di masjid Inggris untuk menunjukkan bahwa warga muslim melanggar physical distancing dan semakin menyebar corona. Kelompok supremasi kulit putih di AS juga menyebarkan rumor tak berdasar,”

Oleh : Citrawan Fitri, S.Mat., M.Pd

Jakarta | Lapan6Online | Penyebaran dan perkembangan wabah virus Covid-19 sepertinya belum menemui titik pencapaian akhirnya. Pasalnya di Indonesia sendiri kian hari semakin meningkat.

Sebagaimana juru bicara pemerintah untuk penanganan virus tersebut Achmad Yurianto kembali memperbarui informasi perkembangan penanganan kasus Covid-19 yang menyatakan bahwa jumlah total kasus posititf hingga sabtu (18/04/2020) sebanyak 6.284 kasus. Dengan kondisi demikian, maka siapa yang tak gelisah dengan wabah Covid-19 ini. Kompas.com, sabtu (18/04).

Namun sangat disayangkan di tengah pandemi saat ini, umat Islam lagi-lagi menjadi korban tindakan diskriminasi dan kebencian warga nonmuslim. Pasalnya muslim dituduh menjadi sumber wabah.

Sebagaimana yang terjadi di beberapa negara Eropa dan Asia seperti Inggris, Amerika dan India. Melansir dari kumparan.com, 12/4/2020, The Guardian memberitakan bahwa kelompok supremasi kulit putih menggunakan media sosial untuk memfitnah warga muslim.

Di facebook dan Twitter, mereka menyebar foto dan meme salat berjamaah di masjid Inggris untuk menunjukkan bahwa warga muslim melanggar physical distancing dan semakin menyebar corona. Kelompok supremasi kulit putih di AS juga menyebarkan rumor tak berdasar.

Mereka menyatakan lockdown di kota-kota AS akan dibuka kembali menjelang bulan Ramadan agar umat Islam bisa beribadah di masjid. www.muslimahnews.com (18,04).

Di India juga demikian. Kelompok Hindu sayap kanan radikal menjadikan muslim sebagai kambing hitam penyebaran virus corona. Terutama karena salah satu klaster penyebaran corona terjadi di markas Jamaah Tablig yang melanggar aturan berkumpul. http://kumparan.com (12/04).

Hal serupa dikabarkan terjadi di Indonesia, dimana puluhan anggota jamaah dikarantina usai menghadiri acara akbar tersebut pada akhir Maret silam. Sejak pertemuan akbar itu, maka gelombang islamofobia sempat menyergap India, ragam tagar bernada antimuslim menyebar cepat di media-media sosial.

Salah satu tudingan yang paling banyak beredar yaitu bahwa kaum muslim sengaja menyebarkan virus corona kepada masyarakat India untuk membunuh nonmuslim.

Seperti diberitakan News 18 India, pria muslim di negara bagian Himachal Pradesh bunuh diri setelah dikucilkan di desanya karena dituduh bawa corona. Padahal dia negatif virus. Pedagang buah dan toko-toko milik warga muslim di Haldwani, dilarang berjualan karena rumor yang tersebar. http://kumparan.com (12/04).

Maka kini wabah itu bukan Covid-19 melainkan islamofobia yang sedang berusaha mengambil keuntungan dari ketakutan orang-orang terhadap pandemi Covid-19, melalui teori konspirasi dan disinformasi dengan menjelek-jelekan kaum muslim dan menyebarkan propaganda islamofobia. http://republika.co.id (11/04).

Ketika kita telisik lebih jauh, islamofobia sejatinya adalah agenda Barat. Perang terhadap Islam dan kaum muslim. Kita dapati seluruh agenda penyebaran ide-ide liberal yang merusak Islam adalah bagian dari program War On Terorism (WOT).

Targetnya, umat jauh dari Islam, karena Barat sadar, kekuatan umat Islam ada pada pengamalan syariat yang padanya mengandung segala kemaslahatan. www.voa-islam.com (14/02).

Islam inilah yang menjadi ketakutan bagi Barat dan musuh-musuh Islam lainnya, pasalnya karena hendak mengancam keberlangsungan penjajahan hegemoni politik dan ekonomi yang tak lain hanya mementingkan surplus yang besar.

Karena itu mereka mencoba menghalang-halangi eksistensi Islam lewat virus islamofobia. Agar kita semakin terjerat dalam jajahan mereka.

Apa yang menjadi pendapat dan perlakuan kaum ekstremis nonmuslim sungguh tak manusiawi dan tak rasional. Saat dunia berupaya melawan virus corona, mereka justru memanfaatkan untuk menggelorakan kembali kebencian terhadap kaum muslim. Saat semua orang berlomba mencari obat dan vaksin untuk mengatasi wabah, mereka sibuk menebar islamofobia. www.muslimahnews.com (18/04).

Oleh karena itu islamofobia wajib ditangani serius. Umat Islam harus lebih pandai dalam melawan virus ini dan memusnakannya dari akar. Dengan cara membongkar propaganda busuk Barat dan musuh-musuh Islam serta memahamkan bahaya islamofobia.

Islam adalah agama yang syamil wa kamilan. Segala sesuatu diatur di dalamnya. Bukan hanya sekadar agama ruhiah. Islam adalah satu-satunya ideologi yang paling sempurna.

Landasan hidup yang bersumber langsung dari Sang Pencipta Ilahi Robbi. Di dalam Islam terdapat pemecahan masalah bagi seluruh persoalan yang ada. Baik itu persoalan individu, masyarakat dan negara. Tidak ada yang tak mampu diselesaikannya.

Sebagimana diketahui bahwa dalam Islam nilai nyawa itu berharga. Nyawa bahkan masuk dalam kategori “al-Dharuriyat al-Khamsah” (lima hal primer yang harus dipelihara).

Artinya, pada dasarnya, nyawa manusia tidak boleh dihilangkan begitu saja tanpa ada alasan yang jelas. Baik itu nyawa seorang muslim maupun kafir. Maka sungguh tak dapat dicerna oleh akal sehat ketika kaum ekstremis menyatakan muslim menjadi sumber wabah yang menyebabkan ratusan hingga ribuan umat kehilangan nyawanya.

Allah berfirman, “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. al-Ma’idah: 32).

Maka dari itu, hendaknya kaum muslim memperkuat iman untuk menghindari islamofobia, dan tak lupa pula memperkuat imun untuk bertahan di tengah wabah global Covid-19.

Semoga Allah senantiasa melindungi dan segera memanggil tentara-tentaraNya dari muka bumi ini. Seiring dengan datangnya fajar kebangkitan Islam. Wallahu a’lam bisshawab. GF/RIN/Lapan6 Group

*Penulis adalah Pemerhati sosial

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini