“Ini akan menjadi tugas besar bagi pemerintah untuk melakukannya sendiri. Mereka perlu bekerja sama dengan LSM karena kami sudah ada di lapangan,”
Malaysia | Lapan6Online : Sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Malaysia terpaksa memberikan sekitar 100 kg bahan makanan beku kepada warga yang kurang mampu.
Hal ini dilakukan setelah pemerintah mengumumkan bahwa mereka tidak dapat lagi mengirimkan makanan yang siap santap kepada warga miskin selama pemberlakuan sistem penguncian (lockdown) secara nasional.
Dikutip dari laman The Star, pada Selasa (31/03/2020) lalu, Kembara Kitchen, yang biasa menerima donasi bahan makanan dari beberapa restoran mengatakan bahwa mereka hanya bisa membagikan mie udon beku, man tao atau roti kukus dan fillet ayam kepada warga tidak mampu di Kota Kemuning.
Padahal sebelumnya, mereka telah mendistribusikan sekitar satu ton bahan makanan ini kepada kaum yang membutuhkan.
Namun ternyata di tempat penyimpanan bahan makanan mereka, masih ada sekitar tujuh hingga delapan ton bahan yang tersisa.
Seperti yang disampaikan Co-Founder Kembara Kitchen, William Cheah yang mengatakan bahwa pihaknya mengalami tengah mengalami kesulitan untuk mengolah makanan, kendati ia juga memahami upaya pemerintah dalam menekan penyebaran virus corona (Covid-19).
Ia pun merasa tidak yakin pemerintah memiliki persediaan logistik bagi kaum yang tidak mampu ini.
“Kami tidak yakin apakah pihak berwenang memiliki logistik untuk menangani dan mendistribusikan bantuan kepada yang membutuhkan selama lockdown ini,” kata William.
Sementara itu, Direktur operasi Kechara Soup Kitchen Justin Cheah menyampaikan bahwa pihaknya berharap pemerintah akan mengizinkan LSM untuk mendukung upaya pihak berwenang, dengan membantu mendistribusikan makanan bagi warga tidak mampu.
“Ini akan menjadi tugas besar bagi pemerintah untuk melakukannya sendiri. Mereka perlu bekerja sama dengan LSM karena kami sudah ada di lapangan,” kata Justin.
Di wilayah George Town, beberapa LSM terus mendistribusikan makanan kepada kaum yang membutuhkan, meskipun pemerintah negara bagian tidak menetapkan kebijakan distribusi.
Presiden Asosiasi Konsumen Penang (CAP) Mohideen Abdul Kader mengatakan bahwa tidak ada pembatasan distribusi makanan untuk orang miskin atau tuna wisma selama lockdown, karena mereka selama ini tidak membuat masalah.
Sedangkan Ketua Komite Kesejahteraan dan Kepedulian Negara Phee Boon Poh menyarankan para LSM ini untuk melakukan distribusi makanan secara disiplin.
Phee menilai langkah untuk memberikan makanan gratis di tempat-tempat umum akan mendorong para gelandangan keluar.
Sehingga bagi mereka yang ingin membantu, tentunya harus bekerja sama secara benar agar pendistribusian makanan berlangsung lancar selama periode ini.
Di sisi lain, Presiden Asosiasi Perlindungan Konsumen Penang, Datuk Koris Atan mengatakan orang miskin tidak bisa menunggu perencanaan yang tepat yang dilakukan pemerintah untuk mendistribusikan makanan.
“Departemen Kesejahteraan seharusnya memimpin operasi dalam pendistribusian makanan, tapi apakah mereka memiliki sumber daya untuk melakukannya pada saat ini?,” jelas Koris.
Menanggapi banyaknya usulan, Wakil Kepala Menteri ll Ramasamy menilai tindakan pencegahan terhadap LSM untuk mendistribusikan makanan adalah satu langkah yang salah.
Dalam postingan di akun Facebook miliknya, ia mengapresiasi langkah yang diambil LSM karena telah melakukan tugas yang luar biasa pada masa sulit ini.
“Mereka berusaha untuk memenuhi kekurangan dalam hal layanan, dengan menyalurkan bantuan atas nama lembaga pemerintah,” kata Ramasamy. Trbnw/red
*Sumber : Tribunnews