Wilson Lalengke, Ketum PPWI : Oknum Polisi Diduga Jadi Aktor Pelaku Kriminalisasi Konsumen RM Penyedia Makanan Jorok dan Berlalar Ijo

0
10
viralnya pemberitaan ditangkapnya sejumlah wartawan di Manado, yang dituduh memeras di sebuah Rumah Makan Dabu - dadu Lemong, Jalan Pal 2, Manado, Sulawesi Utara, peristiwa terjadi pada Sabtu, (22/10/2022)/Foto2 : Ist.

HUKUM | PERISTIWA | NUSANTARA

“Sudah ditangkap seperti penjahat kelas kakap, baru kemudian disusul buat LP oleh pemilik rumah makan. Semestinya LP terlebih dahulu, pemanggilan klarifikasi, dan seterusnya, bukan main tangkap sewenang-wenang, “

Lapan6Online | Jakarta : Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke angkat bicara terkait viralnya pemberitaan ditangkapnya sejumlah wartawan di Manado, yang dituduh memeras di sebuah Rumah Makan Dabu – dadu Lemong, Jalan Pal 2, Manado, Sulawesi Utara, peristiwa terjadi pada Sabtu, (22/10/2022).

Tidak seperti pegiat pers lain yang menyalahkan dugaan pemerasan yang dilakukan oleh sejumlah oknum wartawan Manado, Wilson dalam pesan whatsappnya mengatakan,”Aneh bin bungul. Kawan-kawan wartawan yang makan dan komplain makanan berlalar ijo malah ditangkap polisi dengan tuduhan pemerasan, polisi ini konyol. Sudah ditangkap seperti penjahat kelas kakap, baru kemudian disusul buat LP oleh pemilik rumah makan. Semestinya LP terlebih dahulu, pemanggilan klarifikasi, dan seterusnya, bukan main tangkap sewenang-wenang, “kata Wilson, pada hari Minggu (23/10/2022).

Laler Ijo yang ada dimakanan di Rumah Makan Dabu – dadu Lemong, Jalan Pal 2, Manado, Sulawesi Utara/Foto2 : Ist.

“Kerjanya makin amburadul oknum polisi ini. Soal makanan yang kotor tidak sehat tidak dipersoalkan, justeru warga konsumen yang ditangkap. Karakter putar-balik fakta si sambo sudah menjadi ciri khas polisi dimana-mana, “ kata Wilson.

Masih dalam pesan WA nya,”Wartawan harus berpihak! Wartawan harus berpihak kepada kebenaran berdasarkan fakta yang ada, bukan berdasarkan release polisi. Kacaunya sejumlah organisasi pers dan Dewan, mereka mengarahkan wartawan hanya membuat berita berdasarkan release resmi aparat. KOPLAK..!!!,” ujarnya.

Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke/Foto : Istimewa

Wilson menjelaskan bahwa,”Barang bukti uang yang disita polisi itu bukan berarti barang bukti pemerasan, tapi penyuapan, kawan-kawan disuap agar bumbu lalar ijo dan rambut panjang di makanan dan kejorokan di rumah makan itu tidak diketahui publik. Jika publik mengkonsumsi makanan yang bercampur lalar ijo, rambut, atau paku, dan bahan kotor lainnya, yang rugi adalah masyarakat,” jelasnya.

Ia menambahkan,”Polisi hanya peduli duit si pemilik rumah makan daripada keselamatan orang banyak. Kesulitan kita memberantas polisi bobrok, seharusnya wartawan dan media jangan hanya merelease omongan polisi, tapi mengkritisi kinerja aparat, tapi sebaliknya mereka jadi humasnya polisi, menelan mentah-mentah release aparat, seakan-akan release dari polisi berkarakter sambo yang tukang rekayasa kasus merupakan kebenaran mutlak,” tambahnya.

Rambut Panjang yang ada dimakanan di Rumah Makan Dabu – dadu Lemong, Jalan Pal 2, Manado, Sulawesi Utara/Foto2 : Ist.

“Sifat kritis wartawan yang sudah mati seperti ini jadi tantangan terberat bagi pembenahan aparat hukum di negeri ini.Terkait pemilik rumah makan, apakah omongan dia yang sedang dikuliti karena makanan berlalat dan jorok harus dipercaya?,” imbuhnya.

Diakhir pesan WA nya, Wilson mengatakan,”Namanya juga mau bela diri, ya pasti akan mengatakan dia diperas, padahal dia menyuap, Silahkan lihat video terkait kejadian di saat makan makanan berlalar ijo itu,” pungkasnya. (*Rls/tws)