Lapan6OnlineSULBAR | Mandar :Sejarah Museum Mandar Majene adalah salah satu kota tua peninggalan Belanda di Indonesia. Di masa kolonial, Belanda mendirikan enam pusat pemerintahan di Pulau Sulawesi.
Salah satunya adalah di Majene sebagai pusat pemerintahan di Sulawesi Barat. Pada tahun 1908 Belanda kemudian membangun sebuah rumah sakit di Majene(boyang to,monge).
Berdasarkan salah satu keputusan seminar kebudayaan mandar I di kabupaten Majene pada tanggal 2 Agustus 1984 dan di tempatkan di xrumah kediaman asisten residen (Rujab wakil bupati sekarang) tidak lama kemudian di pindahkan ke SD inpres no 57 tangnga-tangnga hanya menempati 1ruangan kelas saja, dengan alasan koleksi logam akan cepat rusak apabila terlalu dekat dengan laut. Yayasan Museum Mandar didirikan dengan akta pendirian nomor 171, tanggal 21 Desember 1984 oleh sistske Limowa. SH dan PPAT kodya Ujung Pandang.
Pada tahun 1989 dengan surat keputusan Bupati KDH TK.II Majene nomor: 142/HK.KPTS/IX/1989. Bahwa status Yayasan Museum Mandar menjadi Museum Daerah Mandar Majene dengan menempati gedung xRumah Sakit lama Majene (boyang tomonge’)
Museum berkembang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan. Sementara manusia semakin membutuhkan bukti-bukti otentik terkait dengan sejarah.
Koleksi museum dapat diperiksa oleh para akademisi, mendokumentasikan keunikan dan sejarah komunitas tertentu, dan mendokumentasikan ide-ide yang berguna untuk masa depan. Benda yang disimpan biasanya berupa karya seni, fosil (sisa-sisa fosil makhluk hidup), artefak (alat produk budaya), manuskrip, dan sebagainya.
Awalnya, itu bisa menjadi museum yang menampung koleksi individu, keluarga, atau institusi kaya. Kemudian tempat itu tumbuh dan banyak dikunjungi dan tentunya dapat menggenjok perekonomian serta Meski museum dinyatakan sebagai lembaga non-profit, atau sebagian menyebutnya sebagai not-for-profit, namun tetap ada revenue yang dapat diharap dari museum untuk kelangsungan hidup museum itu sendiri. Selain menjual tiket, museum dapat mendapatkan penghasilan dari banyak hal seperti menyewakan ruang dan menjual souvenir.
Secara makro, museum dapat meningkatkan perekonomian di lingkungan atau wilayah, meski contoh untuk hal ini masih sedikit. Jika museum populer maka diharap dapat menjadi lokomotif yang menarik gerbong ekonomi di sekitarnya.
Keberadaan museum sebagaimana objek atau daya tarik wisata lain, dapat mendorong pengembangan wilayah.
Sebagai pelaksana tugas Kepala UPTD Museum yaitu ibu SURIANTI. Ss. Dan bapak SURIAWAN sebagai pemandu Di museum mandar menyimpan 1037 buah koleksi menjadi 10 jenis yaitu :
1. Arkeologi
2. Biologi
3. Geologi
4. Etnografika
5. Numismatika
6. Historika
7. Teknologi
8. Seni rupa
9. Filologika
10. Keramologika
Dan semoga melalui kebijakan dari dinas atau bupati kita akan lebih banyak sosialisasikan benda benda bersejarah yang berada di Kabupaten Majene Mandar. (*Hasri Gandeng Daeng Pawuang)