“Jadi kategori merah jumlah kasus dan trennya meningkat pada hari pertama baik linear maupun eksponensial. Lalu ada juga angka kematian meningkat positif covid-19,”
Semarang | Lapan6Online | Tiga kabupaten kota Jawa Tengah menjadi zona merah penyebaran covid-19. Penetapan tiga daerah sebagai zona merah karena terdapat pasien positif covid-19 di daerah yang bersangkutan diantaranya Kota Semarang, Surakarta dan Wonosobo.
“Ada tiga kota merupakan kategori merah karena ada klaster Ijtigma Gowa yakni Kota Semarang, Surakarta dan Wonosobo. Kota-kota tersebut pemicu terjadi penularan transmisi lokal tinggi penyebaran Corona,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, pada Kamis (23/04/2020).
Dia menyebut angka penderita pasien positif juga mengalami kenaikan signifikan di daerah terjangkit ini. “Jadi kategori merah jumlah kasus dan trennya meningkat pada hari pertama baik linear maupun eksponensial. Lalu ada juga angka kematian meningkat positif covid-19,” ungkapnya.
Dari informasi jumlah kasus positif covid-19 di Jateng mencapai 465 orang. 360 orang sedang menjalani perawatan di rumah sakit, 55 orang mengalami sembuh, 56 orang meninggal dunia. Sedangkan orang dalam pemantauan mencapai 26.953 dan pasien dalam pengawasan 1.110 orang.
Berbagai cara yang ditempuh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam menangani Covid-19 di Jateng dinilai ampuh. Cara yang dilakukan yakni perpaduan tradisional dan ilmu pengetahuan yang dibuktikan dengan pasien yang terkonfirmasi positif lebih sedikit dan yang sembuh lebih banyak dibanding yang meninggal.
Memberi pemahaman langsung secara door to door menjadi cara tradisional yang dipilih Ganjar dalam penanganan Covid-19. Satu bulan ini, Ganjar intens keliling Kota Semarang dengan bersepeda untuk menemui masyarakat. Ganjar bahkan tak segan menggunakan pengeras suara untuk mengingatkan agar warga mau memakai masker dan jaga jarak.
Cara tersebut menurut ahli matematika Universitas Sebelas Maret Surakarta, Sutanto Sastroredja memiliki efektivitas yang tinggi dalam menerapkan langkah preventif.
“Karena setelah melakukan itu Ganjar langsung menyebarkan di media sosial sehingga pembelajarannya bisa dinikmati masyarakat luas, bukan hanya Jawa Tengah tapi Indonesia, bahwa Corona ini bukan hanya membahayakan diri secara personal tapi seluruh masyarakat secara nasional bahkan global,” katanya, Senin (20/4).
Langkah tradisional itu dilengkapi dengan komunikasi intens dengan kepala desa di seluruh Jawa Tengah. Dia menularkan cara-cara dasar pencegahan sampai penanganan. Penyandang doktor matematika Universitas Bordeaux itu mengatakan langkah tersebut membuat Ganjar kaya data sekaligus kaya kaki tangan untuk pencegahan.
“Ganjar sangat memahami data dan kerja teknis di lapangan. Beliau orang yang cepat dan mau belajar. Termasuk bagaimana mengoperasikan PCR, VTM, Renagen dan lainnya beliau sangat paham. Dalam eksplorasi data beliau sangat paham,” katanya. mdk/red
*Sumber : merdeka.com