Lapan6online.com | Bulan suci Ramadhan tinggal 9 hari lagi terhitung hari ini Rabu (15/4/2020) atau bertepatan 21 Sya’ban 1441 Hijriyah. Bekal apa yang sudah kita siapkan untuk menyambutnya?
Kebiasaan para ulama salaf terdahulu mereka selalu bersemangat menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Ketika masuk bulan Rajab, mereka sudah mulai menghidupkan amal saleh dan meninggalkan urusan perniagaan.
Adapun Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam (SAW) ketika akan memasuki Ramadhan, Beliau meningkatkan kualitas ibadah dan menyempurnakannya di bulan Sya’ban. Sya’ban menjadi bulan istimewa bagi Rasulullah untuk berpuasa dan beramal saleh sebelum menjalani puasa Ramadhan.
Ummul Mu’minin Sayyidah Aisyah RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai kebiasaan salat Tahajjud yang dilakukan beliau, padahal dosa-dosa beliau telah diampuni oleh Allah, maka Rasulullah SAW menjawab dengan perkataan yang penuh hikmah, “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang pandai bersyukur?”
Dalam riwayat Usama bin Zayid RA berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, Aku tidak melihatmu banyak berpuasa seperti di bulan Sya’ban?’ Beliau menjawab, “Sya’ban adalah bulan yang dilupakan manusia, letaknya antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan itu amal manusia diangkat (ke langit) oleh Allah Ta’ala dan aku menyukai pada saat amal diangkat, aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. An-Nasa’i).
Itulah sebabnya sebelum memasuki bulan agung Ramadhan, umat Islam dianjurkan memperbanyak amal saleh. Amalan yang sangat dianjurkan antara lain memperbanyak istighfar dan bertobat kepada Allah Ta’ala.
Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullahu berkata: “Amru bin Qais apabila beliau memasuki bulan Rajab beliau meninggalkan perdagangannya dan menyibukkan dirinya untuk membaca Al-Quran.” Beliau juga berkata, “Beruntunglah bagi orang yang memperbaiki dirinya sebelum masuk bulan Ramadhan”.
Keutamaan Berpuasa
Dari Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:”Tidak ada seorang hamba yang berpuasa satu hari di jalan Allah, melainkan Allah menjauhkan wajahnya dengan hari itu dari api neraka sejauh tujuh puluh tahun (perjalanan)”. (HR. Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi dan An-Nasa’i)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi SAW bersabda: “Ketika datang (bulan) Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman:”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Surah Al-Baqarah: ayat 183)
Menurut Syeikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H dalam tafsirnya menjelaskan, ketika Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, maka syariat mulai turun dan berkelanjutan. Pada ayat-ayat sebelumnya telah disebutkan hukum mengenai qishash, wasiat, dan muraqabatullah dalam melaksanakan hukum-hukum tersebut.
Lalu, di antara hal yang dapat mewujudkan ketakwaan seorang muslim adalah dengan berpuasa. Maka Allah Ta’ala menurunkan kewajiban puasa pada tahun kedua Hijriah, seraya menyeru umat muslim dengan label keimanan, “Wahai orang-orang yang beriman” dan memberitahukan mereka bahwa Dia mewajibkan puasa kepada mereka, sebagaimana telah diwajibkan kepada umat-umat sebelumnya “diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada umat-umat sebelum kalian”.
Allah Ta’ala menyebutkan alasan turunnya kewajiban itu dengan firman-Nya: “Agar kalian bertakwa” yaitu menyiapkan kalian agar bertakwa dengan melaksanakan perintah-perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya, karena dalam ibadah puasa terdapat pengawasan dari Allah Ta’ala.
Pelajaran dari Ayat di Atas:
1. Kewajiban untuk berpuasa di bulan Ramadhan
2. Puasa mendidik mukmin untuk semakin bertakwa
3. Puasa dapat menghapuskan dosa berdasarkan hadits, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan didasari keimanan dan mengharap pahala dari Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Wallahu A’lam Bish Showab
Sumber: Sindonews/rhs