“Tugas wartawan tidak hanya menulis, tetapi juga melakukan analisis sekaligus memberikan perspektif yang mencerahkan masyarakat terkait dengan perannya sebagai pembela kepentingan publik. Wartawan, berperan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai apa yang terjadi di sekitarnya sehingga masyarakat memahami apa yang bisa mereka lakukan untuk meningkatkan kualitas kehidupan mereka,”
Lapan6Online : Bagi orang yang gemar dengan dunia kepenulisan, profesi jurnalis/ wartawan/ reporter dan lain sebagainya (dlsb), menjadi sebuah pilihan karir yang patut dipertimbangkan.
Jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb, adalah menuliskan fakta dan menceritakan peristiwa yang bertujuan untuk memberikan informasi, mengedukasi, hingga memberikan hiburan kepada khalayak media, baik itu cetak, online, maupun penyiaran.
Akan tetapi, satu hal penting bagi seorang jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb, sebagai seorang pewarta, baik melalui tulisan maupun lisan (televisi, -red) untuk paham atau mengetahui betul apa yang harus ditulis, bukan hanya sekadar suka dan bisa menulis.
Tugas jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb, tidak hanya menulis, tetapi juga melakukan analisis sekaligus memberikan perspektif yang mencerahkan masyarakat terkait dengan perannya sebagai pembela kepentingan publik.
Jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb, berperan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai apa yang terjadi di sekitarnya sehingga masyarakat memahami apa yang bisa mereka lakukan untuk meningkatkan kualitas kehidupan mereka.
Selain mengetahui apa yang harus ditulis, jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb, juga perlu memahami dan menerapkan kode etik.
Jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb, bukan hanya sekadar pekerjaan, tapi juga profesi. Maka, penting untuk memahami dan menerapkan kode etik.
Penerapan kode etik menjadi sebuah langkah awal untuk memulihkan citra media dimata masyarakat. Masyarakat sekarang banyak meng-underestimate media karena ada hal-hal terkait etika yang dilanggar oleh jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb.
Tak dapat dipungkiri, profesi jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb, memiliki peran vital dalam memajukan masyarakat melalui informasi. Hal ini sekaligus meluruskan anggapan miring masyarakat umum tentang jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb, yang tugasnya hanya sekadar “datang ke suatu acara/ narasumber, tujuannya tidak jelas, tidak tahu harus berbuat apa, cuma bisa tanya kepada temannya ‘siapa yang mengkondisikan’ dan lain-lain perbuatan yang masih sangat jauh dari etika sebagai jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb tersebut”.
Oleh karena itu, siapapun yang ingin terjun di ranah profesi ini harus memiliki kemampuan yang mumpuni, yang mana tidak sebatas kemampuan menulis.
Setidaknya ada tujuh keahlian yang harus dimiliki oleh seorang jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb. Tujuh kemampuan/ keahlian itu diantaranya, kemampuan mendefinisikan masalah, kemampuan riset untuk menggali informasi tentang suatu persoalan, kemampuan analisis, kemampuan menyampaikan fakta (tulisan/ lisan), konsisten mengawali suatu isu, dan memahami kode etik dan etikanya.
Selain untuk melatih kemampuan menyampaikan fakta, praktik peliputan juga berperan untuk memperkenalkan dunia kerja seorang jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb.
Pada dasarnya, siapapun bisa menjadi jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb. Latar belakang pendidikan bukan hambatan besar karena salah satu yang penting adalah ‘passion’ untuk menjadi jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb itu sendiri, memahami fungsi dan perannya di masyarakat, dan memahami etika profesi.
Jadilah jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb yang independen dan beretika. Karena etika seorang jurnalis/ wartawan/ reporter dlsb-lah yang mampu memulihkan rasa pesimisme masyarakat akan media. Semangat, Merdeka!!! (Bam/Diens/MEMO).
*Sumber : radarindonesianews.com